RENUNGAN
.co
christian
online
Renungan

Apa yang Kau Kehendaki supaya Tuhan Perbuat bagi Anda?

Dari Renungan

Langsung ke: navigasi, cari

Tanggal: 29 Februari

Apa yang Kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu? Jawab orang itu:'Tuhan, supaya aku dapat melihat!' (Lukas 18:41)

Apakah ada sesuatu dalam hidup Anda yang bukan hanya mengganggu Anda, tetapi juga membuat Anda menjadi gangguan bagi orang lain? Jika demikian, itu selalu merupakan sesuatu yang tidak dapat Anda tangani sendiri, "... maka mereka, yang berjalan di depan, menegur dia supaya ia diam. Namun, semakin keras ia berseru ..." (18:39). Bertahanlah dengan gangguan yang Anda hadapi sampai Anda berhadapan langsung dengan Tuhan. Jangan mengagungkan akal sehat. Duduk tenang dan bukannya menciptakan keributan tentang masalah kita, sebenarnya hanya akan mengagungkan akal sehat kita. Ketika Yesus bertanya apakah yang kita hendaki Dia perbuat bagi kita terhadap masalah sulit yang kita hadapi itu, ingatlah bahwa Dia tidak bekerja menurut cara akal sehat, melainkan hanya melalui cara supernatural.

Lihatlah bagaimana kita membatasi Tuhan dengan hanya mengingat apa yang kita izinkan untuk Dia lakukan bagi kita pada masa lalu. Kita berkata, "Aku selalu gagal di situ, dan aku akan selalu begitu." Akibatnya, kita tidak berani meminta yang kita kehendaki. Sebaliknya kita berpikir, "Sungguh konyol meminta Allah untuk melakukan ini." Jika ada sesuatu yang tidak mungkin, justru hal itulah yang harus kita minta. Jika bukan sesuatu yang tidak mungkin, hal itu bukanlah gangguan yang sebenarnya. Allah akan melakukan apa yang sungguh-sungguh tidak mungkin.


Orang buta dalam ayat ini dicelikkan matanya. Namun, hal paling mustahil bagi Anda adalah dipersatukan sedemikian dengan Tuhan sampai tidak ada sama sekali sisa-sisa kehidupan lama Anda. Allah akan melakukannya, jika Anda mau meminta kepada-Nya. Akan tetapi, Anda harus sampai pada titik untuk memercayai Dia sebagai yang Mahakuasa. Kita mendapatkan iman tidak hanya dengan memercayai apa yang dikatakan Yesus saja, tetapi lebih daripada itu, memercayai Yesus sendiri. Jika kita hanya melihat apa yang Dia katakan, kita tidak akan pernah percaya. Pada saat kita melihat Yesus, hal-hal mustahil yang dilakukan-Nya di dalam hidup kita menjadi sewajar kita bernapas. Penderitaan yang kita alami hanyalah akibat kedangkalan hati kita yang disengaja. Kita tidak mau percaya; kita tidak mau melepas dan memotong tali yang menambatkan kapal kita di pantai -- kita lebih suka khawatir.