RENUNGAN
.co
christian
online
Renungan

Panggilan dan Pembentukan Menurut Cara Allah

Dari Renungan

Langsung ke: navigasi, cari

Tanggal: 30 September

"Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam tubuhku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat." (Kolose 1:24)

Kita mungkin pernah melakukan penahbisan rohani kita sendiri dan mencoba menjadikannya sebagai panggilan Allah. Namun, saat kita benar dengan Dia, Dia akan menyisihkan semuanya itu. Kemudian, Dia mengizinkan kita merasakan suatu kepedihan yang dalam dan luar biasa untuk mengarahkan perhatian kita pada sesuatu, yang bahkan tidak pernah kita mimpikan bahwa ini mungkin panggilan-Nya bagi kita. Dalam sesaat yang cemerlang dan bersinar, kita melihat maksud-Nya dan kita berkata, "Ini aku, utuslah aku!" (Yesaya 6:8).

Panggilan ini tidak ada kaitannya dengan pengudusan pribadi, tetapi dibentuk menjadi roti yang dipecahkan dan anggur yang dicurahkan. Meskipun demikian, Allah tidak pernah dapat menjadikan kita anggur, jika kita menolak jari-jari yang dipilih-Nya sendiri dan caranya sendiri untuk dipakai memeras kita. Kita berkata, "Kalau saja Allah mau menggunakan jari-jari-Nya sendiri dan menjadikanku roti yang dipecahkan dan anggur yang dicurahkan dengan cara yang khusus, aku takkan berkeberatan!" Akan tetapi, kemudian, ketika Dia memakai seseorang yang tidak kita sukai – atau serangkaian situasi yang kepadanya kita katakan tidak akan mau tunduk – untuk memeras kita, kita berkeberatan.

Kita sekali-kali tidak boleh mencoba untuk memilih "tempat martir" kita sendiri. Jika kita akan dijadikan anggur yang tercurah, kita harus diperas. Buah anggur akan menjadi air anggur hanya bila buah itu diperas.

Saya ingin tahu apakah jari dan jempol Allah telah digunakan untuk memeras Anda? Apakah Anda telah menjadi sekeras batu pualam dan meloloskan diri? Jika Anda belum cukup masak dan Allah memeras Anda juga, anggur yang dihasilkan akan terasa sangat pahit. Untuk menjadi seorang kudus berarti unsur-unsur hidup lahiriah mengalami hadirat Allah yang sesungguhnya, sedangkan unsur-unsur itu dalam kasih karunia-Nya dihancurkan dalam pelayanan-Nya. Kita harus ditempatkan dalam Allah dan dibawa bersesuaian dengan maksud-Nya, sebelum kita dapat menjadi roti yang dipecahkan di tangan-Nya.

Tetaplah benar di hadapan Allah dan biarkan Dia berbuat sekehendak-Nya dalam diri Anda, maka Anda akan mendapati Dia menghasilkan jenis roti dan anggur yang akan bermanfaat bagi anak-anak-Nya yang lain."


Dengarkan audionya