2 Petrus

Rasul Petrus menuliskan suratnya kepada berbagai jemaat di daerah Asia Kecil (Turki masa kini. Di awal suratnya di 2 Petrus 1:1-2, Rasul Petrus menekankan hal dasar tentang iman Kristen: “Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.” Jemaat Tuhan adalah kumpulan orang yang beroleh iman karena keadilan Allah yang dinyatakan melalui karya Yesus Kristus di kayu salib. Dengan makin mengenal Allah, kasih karunia dan damai sejahtera-Nya akan makin melimpah. Di tengah masyarakat yang majemuk, orang Kristen Indonesia harus selalu ingat akan dasar imannya yaitu keadilan Allah yang dinyatakan melalui karya Kristus di kayu salib. Memahami keunikan iman ini menjadi dasar yang penting dalam upaya kita untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Keunikan iman Kristen ini juga harus menjadi dasar yang kokoh dalam kita membangun relasi yang baik di antara sesama warga negara Indonesia. Tanpa dasar iman yang teguh, bisa saja kita menjadi bingung dan kehilangan pegangan karena adanya begitu banyaknya pandangan berbeda yang berseliweran. Jangan-jangan kita malah menjadi frustrasi karenanya.Di atas dasar iman yang teguh, Tuhan memberikan kasih karunia dan damai sejahtera-Nya. (BHS)
Anugerah seperti apa yang telah diberikan kepada orang percaya setelah mereka percaya Tuhan? Ini penjelasan Rasul Petrus di 2 Petrus 1:3, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” Di dalam kuasa-Nya, segala keperluan untuk hidup yang saleh telah dianugerahkan Tuhan kepada orang percaya sewaktu orang percaya makin bertumbuh dalam mengenal Tuhan.Di tengah kehidupan masyarakat yang bermoral bobrok masa dulu, kehidupan saleh orang percaya telah membawa kebaikan bagi banyak orang. Setiap orang percaya di Indonesia dipanggil Tuhan untuk memiliki kehidupan yang saleh karena makin mengenal Tuhan.Artinya, orang percaya menjalani kehidupan yang jujur, tulus, berintegritas, serta dikenal baik hati oleh masyarakat umum.Kiprah kita telah membawa kebaikan, tidak hanya bagi umat Tuhan, tetapi juga bagi semua orang tanpa melihat perbedaan agama, suku, ras, dan perbedaan lainnya.Sayangnya, ada saja orang percaya yang berlagak saleh demi popularitas atau pencitraan saja.Bahkan ada yang kelihatan baik di luar tetapi sebenarnya busuk di dalam.Hai orang percaya, marilah kita bertumbuh dalam Tuhan sehingga hati, pikiran, dan perbuatan kita sinkron memuliakan Tuhan. (BHS)
Bila orang percaya makin mengenal Tuhan, apa dampaknya? Ini dia yang disampaikan di 2 Petrus 1:4, “Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” Tuhan memampukan orang percaya untuk hidup saleh bila orang percaya makin bertumbuh dalam Tuhan.Di dalamnya, Tuhan memberikan janji-janji-Nya yang begitu berharga supaya orang percaya dapat hidup dalam kodrat ilahi untuk menjadi berkat bagi semua orang dan bukannya malah mengikuti nafsu dunia yang membinasakan. Karena berbagai godaan yang dialami oleh orang percaya di Indonesia, maka orang percaya bisa goyah imannya. Godaan itu bisa karena ada iming-iming jabatan, popularitas, uang, dan hal lainnya yang menyebabkan orang percaya lupa akan janji-janji Tuhan yang begitu berharga. Kalau sudah tergoda dengan segala macam nafsu, kita akan hidup di luar kodrat kita seperti halnya ikan yang dikeluarkan dari kodrat hidupnya yaitu air. Ikan pasti mati.Hidup di dalam Tuhan adalah kodrat hidup kita. Janganlah umat Tuhan di Indonesia hidup di luar kodratnya! Bukan saja kita tidak akan menjadi berkat bagi banyak orang, tetapi juga kita pasti tidak akan berbahagia, walaupun kelihatannya kita hidup kaya. (BHS)
Iman yang diperkuat oleh perbuatan baik yang dikerjakan dalam hikmat dan pengetahuan, ternyata perlu diperkuat dengan hal lainnya seperti yang dijelaskan di 2 Petrus 1:6 “...dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,...” Pengetahuan yang mestinya memperkuat iman itu bisa saja menjadikan seorang percaya sombong.Oleh sebab itu, penguasaan diri dalam bersikap dan bertindak merupakan hal yang penting.Ini memerlukan ketekunan dalam melaksanakannya karena tidak ada penguasaan diri yang instan. Iman yang bertumbuh dalam ketekunan ini akan menghasilkan kehidupan yang betul-betul saleh dan tidak munafik. Bagi orang percaya di Indonesia, bertumbuh dalam iman dalam Yesus Kristus ternyata tidak mudah.Iman itu ternyata harus dirawat secara tekun dalam perbuatan baik yang dijalankan tidak secara sembrono dan sombong tetapi dilakukan dalam hikmat, pengetahuan, dan penguasaan diri. Perbuatan baik itu dilakukan karena orang percaya memahami apa yang dikehendaki Tuhan baginya dan bukan sekedar untuk dilihat orang atau sekedar pencitraan semata. Perbuatan baik seperti ini pastilah tidak egois atau dilakukan hanya di kalangan sendiri saja, tetapi dilakukan di mana saja orang percaya berada, baik di pemerintahan, tempat kerja, gereja, keluarga, ataupun di tempat-tempat umum. Inilah keunikan iman Kristen. (BHS)
Kalau iman Kristen telah menghasilkan hidup saleh, apa lagi yang harus dilakukan? Ini pesan 2 Petrus 1:7-8, “..dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita...” Orang percaya yang hidup saleh harus memiliki orientasi hidup yang tidak hanya mementingkan kesucian diri semata, tetapi orang percaya juga harus melakukan tindakan kasih kepada saudara-saudara seiman serta kepada semua orang.Inilah keberhasilan dalam mengenal Kristus. Di Indonesia yang berkeTuhanan, dikenal sebagai orang Kristen yang saleh sering menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Hanya saja, orang bisa terjerumus pada pemakaian simbol-simbol Kristen saja atau sekedar melakukan tradisi Kristiani semata. Kehidupan saleh itu tidaklah hanya menyangkut hubungan pribadi yang harmonis dengan Tuhan serta pelaksanaan ritual-ritual Kristen, tetapi lebih dari pada itu, ini menyangkut tindakan kasih kepada orang lain, baik kepada sesama orang Kristen ataupun kepada sesama warga negara yang lainnya. Bila tindakan kasih itu hanya tercurah untuk kalangan sendiri, maka kita sebenarnya belum berhasil dalam pengenalan kita akan Tuhan. Bukankah demikian? (BHS)
Bila hidup saleh orang percaya tidak terwujud dalam tindakan kasih, apa yang akan terjadi? 2 Petrus 1:9-10 menjelaskannya: “Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” Bila orang percaya memiliki iman tanpa kasih kepada semua orang, Rasul Petrus secara tegas mengatakan bahwa orang percaya masih buta, picik, dan lupa bahwa dosa-dosanya sudah dihapuskan melalui penebusan Kristus. Untuk itu, harus ada usaha untuk makin teguh. Jangan dibiarkan! Umat Tuhan di Indonesia sering sudah puas dengan iman yang dimilikinya yang terwujud dalam berbagai tradisi dan ritual kristiani serta kegiatan-kegiatan rohani yang menumbuhkan iman.Ini memang baik dan penting untuk membangun dasar iman yang teguh.Meskipun demikian, semuanya ini tidaklah cukup bila pertumbuhan rohani itu tidak disertai dengan perwujudan secara nyata dalam tindakan kasih kepada sesama orang percaya dan kepada orang banyak.Tanpa tindakan kasih, maka kita masih dianggap picik dan buta, seperti katak dalam tempurung saja. Kalau kita tahu begitu besar kasih Allah akan dunia ini, kitapun harus berusaha ikut mengasihinya melalui tindakan kasih kita. Iman kita disempurnakan melalui tindakan kita. (BHS)
Apa yang dikaruniakan Allah kepada orang percaya bila orang percaya mewujudkan iman dalam tindakan kasih yang nyata? Rasul Petrus mengingatkan orang percaya melalui 2 Petrus 1:11-12, “Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh (terj. NIV: rich welcome untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu,...” Iman yang disertai tindakan kasih ternyata terkait dengan sambutan yang gegap gempita sewaktu memasuki Kerajaan kekal kelak.Hal ini diingatkan Rasul Petrus kepada orang percaya di jaman dulu.Iman yang nyata dalam perbuatan itu menyukakan hati Tuhan.Inilah dasar perbuatan baik. Pada waktu seseorang percaya pada Kristus, memang Allah menjanjikan kehidupan kekal bersama dengan-Nya di kerajaan-Nya. Meskipun demikian, selama umat Tuhan tinggal di bumi Indonesia, Tuhan memanggil kita semua untuk bersama-sama menjadi utusan Tuhan bagi orang banyak, baik mereka yang kita temui secara fisik maupun yang kita temui di dunia maya. Di tengah-tengah berbagai perkataan dan perbuatan jahat di Indonesia, kehadiran orang Kristen yang berbuat baik adalah seperti oasis di tengah gurun kering yang menyejukkan dan membawa perdamaian.Ini pasti menyenangkan hati Tuhan sehingga suatu saat nanti, ada sambutan gegap gempita atas kedatangan orang percaya di pintu gerbang kerajaan kekal-Nya. (BHS)
Bagaimana komitmen Rasul Petrus dalam menggembalakan jemaat di Asia Kecil masa lalu (Turki masa kini? Ini pesannya di 2 Petrus 1:13-15, “Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu... Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini,... Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu.” Rasul Petrus, sebagai pimpinan gereja di Yerusalem, merasa wajib untuk ikut menggembalakan jemaat di berbagai daerah supaya jemaat bertumbuh sehat, walaupun, akibat aniaya dari pemerintah Roma, ia tahu bahwa ia tidak lama lagi akan hidup. Rasul Petrus memberi teladan untuk setia sampai mati dalam pelayanan. Keteladanan Rasul Petrus dalam kesetiaan pelayanan harus menjadi inspirasi bagi pemimpin umat Tuhan di Indonesia. Di tengah gempuran berbagai godaan seperti nafsu berkuasa, ambisi politik, keinginan kaya, kesibukan, godaan seksual, kemalasan, kebosanan, persekusi, serta banyak godaan lain, pemimpin umat harus tetap fokus dalam panggilan mereka untuk menuntun jemaat dalam ajaran sehat. Komitmen untuk tetap tekun dan setia dalam pelayanan harus bersumber dari pertumbuhan iman yang sehat. Kalau pemimpin umat tidak bertumbuh sehat, bagaimana bisa mereka menuntun umat? Wahai pemimpin umat, waspadalah terhadap godaan dan setialah sampai mati! (BHS)
Peristiwa transfigurasi Yesus di atas gunung bersama Musa dan Elia disaksikan oleh Petrus, Yohanes, dan Yakobus. (Matius 17 Ini kesaksian Rasul Petrus di 2 Petrus 1:16, “Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.” Peristiwa transfigurasi Yesus bukanlah dongeng semata tetapi ini adalah sebuah proklamasi akan kuasa Kristus sebagai raja yang nantinya akan datang untuk kedua kalinya di akhir zaman. Peristiwa yang disaksikan oleh ketiga murid Yesus ini merupakan sebuah gambaran awal akan keagungan Yesus Kristus. Tidak hanya di jaman dulu, ada saja orang di masa kini di Indonesia yang menganggap bahwa peristiwa transfigurasi yang menunjukkan kebesaran dan keilahian Yesus itu hanyalah sebuah omong kosong semata. Umat Tuhan janganlah kemudian ada yang meragukan kebenaran akan keilahian Yesus dan menganggap Yesus hanyalah sekedar manusia yang hebat saja, seperti halnya para Rasul Tuhan. Yesus Kristus berbeda dengan para Rasul karena Dia adalah anak Allah yang akan datang sebagai raja di akhir zaman kelak. Para Rasul adalah saksi dari kebesaran Yesus ini. Hai orang percaya di Indonesia, di tengah kemajemukan pandangan yang ada di Indonesia ini, yakinlah di mana iman kita berada! Jangan goyah! (BHS)
Apa hal hebat di Matius 17 yang disaksikan ketiga Rasul yaitu Petrus, Yohanes, dan Yakobus, sewaktu peristiwa transfigurasi Yesus? Ini kesaksian di 2 Petrus 1:17, “Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Peristiwa yang dahsyat dan hebat ini memaparkan kesaksian Allah Yang Mahamulia itu tentang siapa Yesus Kristus.Yesus adalah Anak Allah yang diperkenan dan dikasihi Allah Bapa.Karena ini disampaikan oleh Allah sendiri, maka kesaksian ini pasti benar dan tidak perlu diragukan lagi. Di tengah pluralisme pandangan di Indonesia, klaim bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah bisa saja dianggap arogan bahkan menista.Bila Allah Bapa sendiri yang memberi kesaksian, bukankah itu sebuah kebenaran tertinggi yang tidak terbantahkan oleh apapun dan oleh siapapun? Karena kesaksian Allah Bapa tentang Yesus Kristus ini adalah fondasi dasar iman Kristen, maka umat Tuhan sama sekali tidak boleh ragu akan keyakinan imannya. Marilah gereja Tuhan, kita memperteguh keyakinan dasar iman kita bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang dikasihi dan diperkenan oleh Allah Bapa! Bila dasar iman kita kuat, terang kita juga akan makin cemerlang di manapun kita berada. (BHS)
Apa dampak suara Allah Bapa terhadap Petrus, Yohanes, dan Yakobus di peristiwa transfigurasi Yesus (Matius 17? Ini kesaksian Rasul Petrus di 2 Petrus 1:17-19, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.” Suara Allah Bapa dari sorga telah memberikan konfirmasi atas apa yang telah disampaikan oleh para nabi di Perjanjian Lama tentang Mesias, sang Anak Allah. Suara ini telah menjadikan para Rasul makin teguh berpegang pada Firman-Nya dan memberi kekuatan dalam menghadapi aniaya di masa itu. Alkitab telah menyaksikan bahwa Yesus Kristus adalqh Anak Allah yang datang ke dunia sebagai manusia.Adakah dampak dari keyakinan ini bagi orang Kristen di Indonesia?Kalau para Rasul jaman dulu makin diteguhkan imannya dan makin berpegang pada Firman-Nya, bagaimana kita?Sudah seharusnya iman kita makin teguh juga sehingga walaupun banyak tantangan, kita bisa tetap bertahan. Kalau gereja Tuhan di Indonesia bisa membina anggota jemaat untuk semakin teguh meyakini imannya, pastilah gereja Tuhan akan makin mampu untuk menghadapi segala tantangan jaman ini. Wahai gereja Tuhan di Indonesia, janganlah kita tercerai berai dan sibuk sendiri! Mari kita bina umat untuk makin kuat!Bisa gawat kalau terlambat! (BHS)
Transfigurasi Kristus (Matius 17 telah memberikan peneguhan bagi nubuat tentang Kristus di Perjanjian Lama. Gambaran apa yang dipakai Rasul Petrus untuk mendorong orang percaya untuk memperhatikan nubuat tentang Kristus serta penggenapannya? Mari lihat 2 Petrus 1:19, “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.” Nubuat PL itu seperti pelita yang memberi arah jelas bagi iman orang percaya yang digenapi dalam Sang Bintang Timur, Yesus Kristus. Orang percaya di Indonesia yang mempelajari Alkitab Perjanjian Lama, tentu dapat melihat bagaimana Kristus menjadi benang merah yang mengungkapkan maksud penyelamatan Allah, mulai dari penciptaan manusia, kejatuhan manusia dalam dosa, janji kedatangan Kristus, dan penggenapan janji kedatangan Kristus. Benang merah ini seperti pelita yang memberi arah iman di dalam kekacauan dunia dan juga telah menjadi tuntunan iman umat Tuhan sejak dulu. Oleh sebab itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita memperkuat pengajaran PL untuk memperkuat dasar pengharapan iman kita! Dasar iman yang kuat menolong kita menjadi saksi yang bawa berkat. (BHS)
Peristiwa transfigurasi Yesus di Matius 17 telah memperkuat keyakinan para Rasul akan nubuat di Perjanjian Lama. Apa hal yang harus diperhatikan oleh orang percaya dalam menafsirkan nubuat? Ini penjelasan Rasul Petrus di 2 Petrus 1:20-21 “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Penafsiran sebuah nubuat bukanlah bergantung pada kemauan penafsir (subyektif tetapi bergantung pada kemauan Roh Kudus (obyektif. Karena itu, tidaklah mungkin tafsir nubuat akan saling bertentangan. Pertentangan atas penafsiran pesan nubuat di Alkitab bisa saja menimbulkan perpecahan gereja Tuhan karena masing-masing merasa bahwa tafsirannyalah yang paling benar. Selain itu, bisa saja nubuat Alkitab ditafsirkan oleh berbagai pihak lain untuk mendukung argumentasi mereka. Apapun kasusnya, tafsir nubuat yang seharusnya bukanlah hal yang subyektif tetapi obyektif yaitu sesuai kemauan Roh Kudus. Oleh sebab itu, bila ada tafsiran yang saling bertentangan, marilah kita dengan rendah hati datang kepada Tuhan dan belajar kembali! Ingat, bila sikap arogansi, gengsi, dan benci merebak di antara orang percaya, bukankah Roh Kudus akan berduka? (BHS)
Rasul Petrus mengajak umat percaya untuk waspada akan pengajaran sesat. Ini ajakannya di 2 Petrus 2:1, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.” Masalah nabi-nabi palsu di jaman Perjanjian Lama rupanya berlanjut dalam wujud guru-guru palsu di Perjanjian Baru. Ajaran palsu akan membinasakan karena menyangkal Yesus Kristus, sang Penguasa dan sang Penebus. Upahnya pasti maut. Guru-guru palsu pastilah tidak hanya ada di umat Tuhan jaman dulu, tetapi juga ada di umat Tuhan masa kini.Dalam era masa kini yang semakin materialistis, ada saja orang Kristen di Indonesia ini yang mencoba mencari keuntungan dari umat Tuhan.Mungkin saja karena adanya ambisi politik yang tersembunyi, keinginan untuk punya banyak uang, ingin terkenal, atau motivasi tersembunyi lainnya.Bisa saja kemudian mereka memanipulasi ayat-ayat Alkitab untuk kepentingannya itu sehingga menyesatkan umat. Oleh sebab itu, mari kita mawas diri, tekun belajar Alkitab, dan menghindari guru-guru palsu itu! Melalui pengajaran sehat, iman kita dalam Yesus Kristus akan makin bertumbuh dengan sehat dan kuat. Marilah bertekun! (BHS)
Apa masalah yang ditimbulkan oleh para guru palsu di umat Tuhan masa lalu? Rasul Petrus menyampaikan masalahnya di 2 Petrus 2:2-3, “Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka.” Kehidupan para guru palsu yang dikuasai hawa nafsu itu rupanya diikuti oleh banyak orang. Karena itu, Jalan Kebenaran dalam Yesus Kristus akan dihujat dan dilecehkan. Dengan berbekalkan cerita-cerita bohong, mereka akan mencari keuntungan sendiri dan memikat jemaat Tuhan dengan janji-janji bohong. Kehadiran para pengajar Alkitab dan pengkhotbah yang benar di gereja Tuhan di Indonesia sangatlah diperlukan. Kalau tidak, guru-guru dan pengkhotbah palsu yang dikuasai oleh berbagai macam nafsu akan merajalela yang pasti akan melecehkan kebenaran Tuhan. Dengan kepandaiannya berbicara, mereka merekayasa kebenaran Firman serta memanipulasi umat Tuhan demi keuntungan pribadi.Tak segan-segan pula mereka membuat cerita bohong untuk mendukung siasatnya. Oleh sebab itu, mari kita waspadai para guru-guru palsu dengan belajar kritis dalam belajar Firman! Marilah kita membangun gereja Tuhan di atas ajaran yang benar! Gereja Tuhan pasti akan jadi terang kebenaran bagi semua. (BHS)
Apa yang akhirnya terjadi pada guru-guru palsu yang menyesatkan umat Tuhan di jaman dulu? Ini penjelasan Rasul Paulus di 2 Petrus 2:3-4, “Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;” Para guru palsu di jemaat Tuhan akhirnya dihukum Tuhan karena mereka menyesatkan umat-Nya melalui tafsiran Firman yang tidak benar demi keuntungan pribadi.Penyesatan umat Tuhan haruslah dihindarkan. Tidak hanya di jemaat jaman dulu, di jemaat Tuhan di Indonesia masa kinipun guru-guru palsu bisa saja tetap berkeliaran.Demi memperkaya diri, atau demi menang dalam kontestasi politik, seseorang menjadi guru palsu yang tidak lagi menyampaikan maksud Firman Tuhan yang sesungguhnya.Tindakan penyesatan umat Tuhan ini jelas mendatangkan murka dan hukuman Tuhan dan tidak selayaknya dilakukan, apalagi oleh seorang pelayan Firman. Oleh sebab itu, hai guru-guru palsu yang memanipulasi Firman demi kepentingan pribadi, bertobatlah selagi sempat karena hukuman Tuhan telah lama tersedia bagimu jika terus mengeraskan hati! Bila bertobat, ada berkat dan bukan laknat! (BHS)
Mengapa Allah tidak segan-segan menghukum guru-guru palsu di jemaat Tuhan? Mari dengarkan penjelasan Rasul Petrus di 2 Petrus 2:5-9, “...jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, ...dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api,... tetapi Ia menyelamatkan Lot,... maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,...” Seperti kisah Nuh dan Lot, Tuhan tahu menyelamatkan atau menghukum manusia. Allah, sang Hakim Semesta, tidak pernah salah dalam penghakiman-Nya. Tidak ada yang dapat menghindar dari mata-Nya. Guru-guru palsu yang menyesatkan umat Tuhan di Indonesia dengan pengajarannya itu haruslah sadar bahwa mata Tuhan tidak pernah berhenti mengamati umat-Nya.Penghakiman Tuhan tidak pernah salah karena tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya.Di dalam kekudusan-Nya, Tuhan menjatuhkan hukuman pada para penyesat iman yang tidak mengajarkan Firman sesuai maksud Tuhan. Betapa seriusnya peran pengajar Firman ini! Oleh sebab itu, wahai pengajar Firman, berusahalah untuk mengajar Firman dengan benar! Di dalam ketekunan dan penyertaan Roh Tuhan, marilah bina umat yang kuat untuk bawa berkat di masyarakat! (BHS)
Apa ciri-ciri guru-guru palsu yang menyesatkan dan memecah belah jemaat Tuhan jaman dulu? Ini pesan Rasul Petrus di 2 Petrus 2:10-11, “...terutama mereka yang menuruti hawa nafsunya karena ingin mencemarkan diri dan yang menghina pemerintahan Allah. Mereka begitu berani dan angkuh, sehingga tidak segan-segan menghujat kemuliaan,...” Guru-guru palsu yang menyusup dalam jemaat Tuhan masa lalu itu memang mengaku sebagai orang percaya tetapi mereka hidup dalam hawa nafsu kecemaran, melecehkan otoritas Allah, sombong, dan tidak malu-malu bertindak jahat. Dengan sikap yang seperti itu, mereka menjadi pengajar Firman yang justru memporak-porandakan umat Tuhan. Guru-guru palsu bisa saja ada di tingkat jemaat atau organisasi Kristen lokal, regional, nasional, atau bahkan di tingkat dunia.Ada saja orang yang, walaupun mengaku sebagai orang Kristen, hati dan motivasi pelayanannya cemar, tidak tulus, dan tidak segan-segan bertindak jahat.Inilah serigala berbulu domba yang harus diwaspadai siapapun mereka.Guru-guru palsu ini bisa saja merajalela karena pandai berbicara, berpenampilan menarik, kaya, berjabatan, ataupun orang terpandang.Tetapi, semuanya itu hanyalah kamuflase untuk menggapai ambisi pribadinya semata. Wahai orang percaya di Indonesia, ayo kita waspadai para guru palsu itu! Mari hindari yang sesat dan jadilah taat! (BHS)
Apa gambaran Rasul Petrus tentang guru-guru palsu yang menyesatkan jemaat? 2 Petrus 2:12-13 melukiskannya: “Tetapi mereka itu sama dengan hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Mereka menghujat apa yang tidak mereka ketahui, sehingga oleh perbuatan mereka yang jahat mereka sendiri akan binasa seperti binatang liar, dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka.” Para guru palsu itu digambarkan sebagai binatang yang tak berakal budi, liar, jahat, dan patut dibinasakan sebagai ganjaran atas kelakuan mereka.Kelakuan seperti binatang ini melecehkan kodrat ilahi yang seharusnya ada pada orang percaya. Menjadi orang percaya seharusnya diawali dengan pertobatan dan iman percaya pada karya penebusan Kristus.Meskipun demikian, ada saja orang yang mengaku percaya tanpa pertobatan.Mungkin saja ini karena tradisi keluarga, iming-iming kekayaan, semangat primordialisme, keuntungan pribadi, atau memang tidak serius dengan imannya.Dengan kedok sebagai pengajar jemaat, bisa saja mereka menjadi guru-guru palsu yang mempunyai banyak pengikut.Karena kedudukannya dalam jemaat atau organisasi Kristen, mereka bertindak semaunya dan mengabaikan prinsip-prinsip Firman yang sesungguhnya. Hai guru-guru palsu, bertobatlah dan tinggalkanlah perbuatanmu itu! Ingat, mata Tuhan melihat apa yang kau perbuat! (BHS)
Apa gambaran Rasul Petrus tentang mereka yang mengaku Kristen tetapi tanpa pertobatan, bahkan aktif menyesatkan jemaat? Ini gambarannya di 2 Petrus 2:13-14, “Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa.Mereka memikat orang-orang yang lemah.Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!” Kehadiran orang Kristen tanpa pertobatan seperti ini akan menghancurkan jemaat Tuhan. Mereka harus dihindari. Teguran keras Rasul Petrus terhadap orang Kristen tanpa pertobatan di masa lalu ini bisa saja terjadi di umat Tuhan di Indonesia masa kini. Orang seperti itu bisa saja memegang peran penting sebagai pimpinan umat, dan menempati posisi-posisi penting dalam jemaat Tuhan, mungkin karena mereka kaya, pandai berbicara, berpenampilan menarik, berpendidikan tinggi, berjabatan tinggi, atau mempunyai koneksi yang baik. Kalau pemimpin umat suka foya-foya, mabuk dalam hawa nafsu, suka pesta pora, mata penuh nafsu zinah, tidak bosan-bosannya berbuat dosa, berhati serakah, pemimpin yang seperti itu adalah pemimpin terkutuk di mata Tuhan. Bertobatlah cepat, jangan terlambat! (BHS)
Dengan mengacu pada kasus Bileam di Bilangan 22, Rasul Petrus mengingatkan jemaat akan guru-guru palsu yang berkeliaran di jemaat waktu itu. Ini peringatannya di 2 Petrus 2:15-16, “Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu.” Para guru palsu suka menerima upah seperti Bileam untuk melakukan hal yang tidak dikenan Tuhan.Pelayanan jemaat hanyalah sarana bagi mereka untuk mendapat uang. Apakah peringatan Rasul Petrus berkenaan dengan kasus Bileam yang cinta uang itu masih ada pada pengajar Firman di jemaat Tuhan di Indonesia masa kini? Mungkin saja ada! Kita tidak tahu pasti. Bila pemerintah Indonesia mengusahakan untuk melakukan pengelolaan keuangan yang akuntabel, seharusnya umat Tuhan berada di garis depan untuk ikut mengupayakannya, termasuk di kalangan gereja dan organisasi Kristen di Indonesia. Kalau orang Kristen Indonesia tidak menjadi pelopor akuntabilitas keuangan, maka seperti halnya Tuhan memurkai Bileam, maka Tuhan akan memurkai kita juga. Kalau sudah tahu maunya Tuhan, mengapa kita masih nekat tidak taat? Mari bertobat! (BHS)
Apa gambaran Rasul Petrus tentang guru-guru palsu yang mata duitan seperti Bileam itu? Ini gambarannya di 2 Petrus 2: 17-18, “Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. Sebab mereka mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa dan mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.” Guru-guru palsu adalah seperti mata air kering dan kabut dihalau taufan yang membawa masalah besar di jemaat karena kecongkakan, omong kosong, dan hawa nafsu cabul mereka.Mereka harus dihindari. Guru-guru palsu telah menyesatkan jemaat dengan ajaran yang tidak benar dan sikap hidup yang bobrok.Masih adakah mereka di jemaat Tuhan di Indonesia masa kini? Jangan-jangan masih ada! Walaupun mereka mengaku sebagai pengajar Firman, mereka sombong, suka omong kosong, dan bernafsu cabul. Hanya saja mereka punya pengaruh di jemaat karena mungkin mereka kaya, punya karisma, pandai berbicara, berpenampilan menarik, atau berjabatan, sehingga banyak anggota jemaat terpikat berat dan ikut sesat. Ayolah gereja Tuhan di Indonesia, kita waspadai guru-guru palsu semacam itu! Jauhkan mereka dari jemaat bila mereka tidak mau bertobat! Hindari yang sesat dan tetaplah kuat! (BHS)
Apa omong kosong guru-guru palsu di jemaat waktu dulu menurut Rasul Petrus? Ini penjelasannya di 2 Petrus 2:19-20, “Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan,... Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.” Bagaimana mungkin hamba kebinasaan menjanjikan kemerdekaan?Itu omong kosong guru-guru palsu yang sudah tahu kelepasan dalam Yesus Kristus, tetapi malah mereka terjun bebas dalam hidup cemar.Mereka lebih brengsek dari sebelumnya. Di Indonesia ini, ada saja kabar tentang mereka yang mengaku hamba Tuhan yang mengajarkan Firman tetapi ajarannya tidak benar dan kelakuannya cemar. Secara teori mereka paham akan keselamatan dalam Yesus Kristus dan perlunya hidup kudus dan benar, tetapi dengan sengaja pula mereka hidup dalam kecemaran dunia yang ditunjukkan dalam sikap korupsi, manipulasi, cinta uang, hidup cabul, dengki, marah tak terkendali, memperkaya diri, dan tidak peduli sesama. Belum kalau ini ditambah dengan ambisi berkuasa, baik dalam lingkungan umat ataupun lingkungan politik. Tambah runyam saja ini! Bukankah semua itu seharusnya dijauhi? Mari kita waspadai hamba Tuhan yang seperti itu! Bagaimana? Setuju? (BHS)
Bagaimana ilustrasi Rasul Petrus tentang guru-guru palsu yang sudah tahu kebenaran tetapi mengabaikannya? Mari lihat 2 Petrus 2:21-22! “Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya." Guru-guru palsu yang sok suci dan sok menggurui umat Tuhan akhirnya kelihatan belangnya juga.Ilustrasi tentang binatang yang kembali kekenajisannya itu tepat sekali untuk menggambarkan mereka yang telah melecehkan kebenaran. Kehadiran guru-guru palsu di umat Tuhan di Indonesia merupakan hal yang harus diwaspadai. Mereka sebenarnya sudah tahu Jalan Kebenaran tetapi dengan sengaja mereka menyelewengkan kebenaran, mungkin karena ada nafsu jahat, ambisi berkuasa, ingin kaya, mau terkenal, ingin dihormati, dan berbagai alasan lainnya. Bila gembalanya sesat, apa jadinya domba-dombanya? Tidaklah heran kalau Rasul Petrus menegur keras para gembala yang sesat ini. Wahai gereja Tuhan di Indonesia, mari kita berwaspada selalu terhadap berbagai guru palsu di umat Tuhan! Marilah kita membina umat Tuhan dalam kebenaran ajaran Firman serta aplikasinya sehari-hari.Tanpa itu, bagaimana kita bisa jadi terang? (BHS)
Selain guru-guru palsu, ada juga orang-orang yang skeptis dengan iman Kristen, seperti yang diungkapkan Rasul Petrus di 2 Petrus 3:3-4, “Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." Janji kedatangan Kristus pada akhir jaman diragukan oleh orang-orang skeptis, bahkan menjadi bahan ejekan mereka.Dengan demikian, hidup dalam Kristus juga dianggap sia-sia dan tidak ada gunanya. Di jaman sekarang ini, ada saja orang-orang yang mengaku Kristen tetapi bersikap skeptis bahkan mencemooh terhadap janji kedatangan Kristus.Mungkin saja karena mereka hidup menuruti hawa nafsunya dan menganggap bahwa janji kedatangan Kristus hanyalah upaya untuk menakut-nakuti orang saja. Atau mungkin juga karena mereka merasa tidak ada gunanya hidup berpengharapan akan kedatangan Kristus karena tidak jelas kapan itu akan terjadi. Orang-orang seperti itu patutlah diwaspadai! Wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita memperkuat kembali dasar-dasar kekristenan tentang siapa Kristus serta janji kedatangan-Nya sampai seluruh umat Tuhan meyakini dengan sungguh! Siapkah? (BHS)
Bagaimana sikap para pengejek skeptis tentang Firman Allah dalam penciptaan dan penghakiman langit dan bumi? Ini penjelasan di 2 Petrus 3:5-7, “Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.” Para pengejek skeptis tidak mau tahu akan fakta iman bahwa Allah melalui Firman-Nya telah menciptakan langit dan bumi dan melalui Firman-Nya juga, Allah akan memeliharanya sampai hari penghakiman. Dahsyat kuasa-Nya! Langit dan bumi adalah ciptaan Allah yang dianugerahkan-Nya kepada manusia untuk dijaga dan dikelola. Meskipun demikian, ada saja pengejek skeptis, baik di jaman dulu di jaman Rasul Petrus maupun di jaman sekarang di Indonesia, yang tidak mau tahu akan fakta iman ini. Sikap tidak mau tahu ini sebenarnya menunjukkan upaya untuk menghindari kebenaran, entah karena mereka ingin menentang keyakinan iman Kristen, tidak paham, atau memang sedang berupaya menggoyahkan iman Kristen.Apapun alasannya, umat percaya di Indonesia harus terus waspada dan memperkuat keyakinan Iman. Melaluinya, kita tidak akan mudah bimbang dan ragu iman. Mari berjuang untuk makin terang! (BHS)
Bagaimana seharusnya orang percaya menyikapi akan janji kedatangan Kristus pada hari penghakiman terakhir? Mari kita lihat 2 Petrus 3:8-9, “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” Sesuai janji Tuhan, hari penghakiman pasti datang.Kesabaran Tuhan memberi kesempatan manusia untuk bertobat. Ketidak pastian waktu kedatangan Kristus kedua kali di hari penghakiman kelak telah menyebabkan banyak orang bersikap cuek dan mengabaikan saja.Padahal anugerah tenggang waktu itu diberikan Allah supaya manusia mawas diri dan sadar atas segala perbuatan jahat yang dilakukannya dan kembali kepada Allah.Dalam konteks Indonesia, ini berarti harus ada yang meninggalkan perbuatan tercela, korup, main hakim sendiri, egois, dan berbagai perbuatan jahat, laknat dan biadab.Orang Kristen Indonesia yang menaruh harap pada Tuhan dipanggil untuk senantiasa hidup, bekerja, dan melayani demi kemulian Tuhan.Hanya dengan cara inilah, umat Tuhan dapat membawa terang-Nya. (BHS)
Apa nasihat Rasul Petrus kepada umat yang meyakini akan janji kedatangan Kristus? Mari simak 2 Petrus 3:10-11, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup...” Hari penghakiman Kristus adalah hari kesudahan dari segala sesuatu di dunia ini.Kalau orang percaya sudah tahu ini dan tahu Siapa yang akhirnya berkuasa, mengapa orang percaya tidak hidup yang seharusnya menjadi hidup orang percaya yaitu hidup suci dan saleh?Ini antisipasi yang terbaik bukan? Hidup suci dan saleh itu rupanya satu-satunya cara hidup orang percaya yang selaras dengan kehidupan kelak.Hanya saja memang banyak orang Kristen Indonesia yang masih canggung dengan kehidupan semacam itu. Kehidupan yang permisif, ikut arus, halalkan segala cara, dan mengutamakan gengsi adalah gaya hidup yang lebih dipilih karena model gaya hidup suci dan saleh itu terkesan tidak modern dan tidak mengikuti perkembangan jaman. Oleh sebab itu, orang percaya di Indonesia harus belajar untuk mem-fokuskan hati dan pikirannya pada hal-hal yang dimaui Tuhan dan bukan sekedar dimaui diri manusia semata.Umat Tuhan harus saling bertolong-tolongan dalam mengupayakannya. Bisakah kita? (BHS)
Pengharapan seperti apa yang ada pada orang percaya dalam menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali kelak? Ini penjelasan Rasul Petrus di 2 Petrus 3:12-13, “Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” Pada kedatangan Kristus kelak, Tuhan telah menjanjikan bahwa langit dan bumi yang ada sekarang ini akan dihancurkan dan Tuhan akan membuat langit dan bumi yang baru. Seluruh ciptaan baru di dunia yang baru ini akan hidup dalam pola hidup baru yaitu kebenaran. Setiap orang percaya dipanggil untuk mempunyai harapan seperti ini. Bila kita melihat apa yang terjadi di dunia masa kini, maka kita akan melihat banyaknya ketidak benaran yang dipertontonkan orang, melalui ketidak adilan, penindasan, penipuan, korupsi, kekerasan, dan kejahatan lainnya. Kehadiran orang percaya seharusnya membawa terang di tengah kegelapan seperti ini.Tetapi sering kali terang itu tidak mampu menembus jauh ke dalam kegelapan. Membawa terang memang adalah perjuangan yang tidak akan pernah selesai dalam dunia yang ada sekarang. Meskipun demikian, setiap orang percaya harus meyakini bahwa pada kedatangan Kristus kelak, akan ada dunia ciptaan baru dengan dasar kebenaran. Oleh sebab itu, mari kita biasakan hidup benar sesuai gambaran masa depan kita itu! (BHS)
Sikap seperti apa yang harus ada pada orang percaya dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kali? Ini nasihat Rasul Petrus di 2 Petrus 3:14-15, “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat,...” Dalam menantikan kedatangan Kristus, orang percaya harus berusaha untuk hidup tak bercacat dan tak bernoda di hadapan Tuhan sesuai dengan pola hidup baru umat tebusan.Kalaupun masih jatuh bangun, ada kesempatan yang dianugerahkan Tuhan untuk bertobat. Karena kedatangan Kristus yang kedua kali itu memang suatu keniscayaan, maka setiap orang percaya di Indonesia harus mawas diri untuk menata kehidupannya kembali supaya bisa makin tak bercacat dan tak bercela di mata Tuhan. Sikap seperti inilah yang harus menjadi ciri orang percaya di Indonesia.Bila kehidupan kita masih diwarnai oleh segala bentuk kejahatan, maka kehidupan seperti itu tidaklah selaras dengan pola hidup baru di langit dan bumi yang baru kelak. Oleh sebab itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, mari kita upayakan untuk terus membina umat Tuhan supaya memiliki kehidupan yang tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya. Inilah panggilan Kristen kita! (BHS)
Bagaimana pandangan Rasul Petrus tentang tulisan-tulisan Rasul Paulus! Mari lihat 2 Petrus 3:15-16, “...seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.” Rasul Petrus mengingatkan bahwa surat-surat Paulus sering tidak dipahami dan diputarbalikkan oleh mereka yang tidak teguh iman. Setiap orang percaya di Indonesia pasti menyadari bahwa memdalami surat-surat Rasul Paulus tidaklah mudah.Untuk itu, diperlukan ketekunan dan kesetiaan dalam menggalinya.Apakah penggalian ini hanya bisa dilalukan oleh ahli teologia semata? Tentu tidak. Di dalam pertolongan Roh Kudus, setiap orang percaya dimampukan untuk memahami kehendak Tuhan. Yang diperlukan adalah sikap hati yang mau untuk belajar dan mau menaati apa yang diperintahkan oleh Tuhan melalui Firman-Nya. Kalau pelajaran Alkitab tidak membawa perubahan dalam gaya hidup, pelajaran Alkitab itu akan menjadi kurang bermanfaat. Iman itu haruslah terwujud dalam tindakan dan gaya hidup kita. (BHS)
Memahami tulisan-tulisan di Alkitab seperti surat-surat Paulus tidaklah mudah. Oleh sebab itu, apa yang harus diwaspadai oleh orang percaya dalam memdalami tulisan di Alkitab? Ini nasihat Rasul Petrus di 2 Petrus 3:17, “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.” Ajaran dari guru-guru palsu bisa menyesatkan orang.Oleh sebab itu, umat Tuhan harus mempunyai pegangan yang teguh sehingga jemaat tidak mudah terombang ambing dalam rupa-rupa ajaran sesat. Kalau ajarannya sehat, niscaya jemaat akan kuat. Waspada terhadap guru-guru palsu dan penyesat iman adalah sikap yang penting untuk keberlangsungan jemaat Tuhan di Indonesia masa kini. Untuk menangkal ajaran-ajaran yang menyesatkan itu, umat Tuhan harus mempunyai pegangan yang teguh untuk mau belajar secara kritis dan tidak sekedar menelan mentah-mentah semua yang diajarkan. Sikap kritis dalam belajar Alkitab diperlukan untuk memastikan apakah suatu ajaran itu memang berdasarkan Alkitab atau tidak. Inilah yang dilakukan oleh jemaat Berea di Kisah 17:11 “...karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” Mari belajar kritis! (BHS)
Apa yang harus dilakukan oleh orang percaya dalam mewaspadai ajaran-ajaran sesat? Rasul Petrus memberikan nasihatnya di 2 Petrus 3:18, “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” Terus bertumbuh dalam Tuhan merupakan hal utama yang harus dilakukan oleh umat Tuhan untuk menangkal ajaran sesat. Di dalam pertumbuhan iman yang sehat, pasti akan berkembang daya tolak terhadap kuman iman seperti halnya suntikan imunisasi. Disinilah pentingnya peran persekutuan orang percaya untuk mengupayakan pertumbuhan bersama untuk kemuliaan-Nya. Bertumbuh dalam iman yang sehat haruslah diupayakan oleh persekutuan orang percaya di Indonesia. Tanpa pertumbuhan iman, pastilah orang percaya akan selalu terombang-ambing oleh berbagai jenis pengajaran palsu yang mungkin ada di dalam jemaat Tuhan ataupun yang menyusup masuk melalui dunia maya. Sikap mau belajar Alkitab secara terbuka dan kritis menjadi penting.Ini harus dilakukan bersama-sama untuk bisa saling mengoreksi dimana perlu. Di dalam persekutuan yang kondusif untuk pertumbuhan iman seperti inilah orang percaya akan bertumbuh kuat dan sehat. Wahai gereja Tuhan di Indonesia, mari bangun umat Tuhan di atas dasar ajaran yang sehat demi kemuliaan-Nya! Mari usahakan! (BHS)