Hosea
Suara kenabian untuk kebenaran TUHAN
Hosea adalah anak Beeri dari suku Isakhar yang menyampaikan nubuat TUHAN selama lebih dari 60 tahun di Kerajaan Israel Utara. Fakta sejarah tentang Hosea ini disampaikan di Hosea 1:1. “Firman TUHAN yang datang kepada Hosea bin Beeri pada zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yerobeam bin Yoas, raja Israel.” Nabi Hosea dipakai TUHAN pada konteks jamannya untuk menyampaikan kehendak TUHAN kepada pemerintah dan rakyat di Kerajaan Israel Utara. Suara kenabian ini merupakan pisau bedah kebenaran TUHAN yang kritis dan tajam untuk kondisi iman dan perilaku umat TUHAN pada zaman itu. Melaluinya, kebobrokan umat TUHAN ditelanjangi supaya umat TUHAN sadar dan bertobat. Umat Kristen adalah bagian integral dari masyarakat majemuk Indonesia yang dipanggil Tuhan untuk membawa terang-Nya. Masalahnya, sering kali umat Tuhan tidak setia dalam melaksanakan panggilan Tuhan ini. Untuk itu, diperlukan suara kenabian sebagai suara kebenaran yang disampaikan dalam konteks kekinian guna menegur dan mengingatkan umat Tuhan untuk tetap setia pada Tuhan. Di tengah arus deras keinginan kaya, nafsu kekuasaan, ambisi untuk terkenal, serta kejar kenikmatan hidup, orang Kristen bisa saja hanyut dan lupa daratan. Oleh sebab itu, mari gereja Tuhan di Indonesia, janganlah lalai untuk terus mengumandangkan suara kebenaran supaya umat Tuhan makin hidup dalam kebenaran. Ayolah! (BHS)
Hanya Tuhan yang patut disembah
Apa hal mengagetkan yang difirmankan TUHAN di Hosea 1:2 di awal pelayanan nabi Hosea? Ini dia: “Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN." Nabi Hosea diperintahkan TUHAN untuk menikahi perempuan sundal sebagai gambaran akan ketidak setiaan bangsa Israel. Status nabi dan status perempuan sundal adalah status yang sangat berbeda secara sosial dan spiritual. Ini adalah gambaran betapa bobroknya kondisi moral dan spiritual bangsa Israel pada waktu itu yang tidak dikenan TUHAN. Seorang nabi yang menikahi seorang pelacur adalah hal yang sangat tidak lazim dan tidak dapat diterima dalam konteks masyarakat religius seperti Israel pada waktu itu. Bagaimana yang kudus dan yang cemar dapat bersatu? Hal ini menunjukkan bahwa TUHAN ingin umat-Nya untuk setia beribadah hanya kepada TUHAN Allah saja. Ketidak setiaan dalam menyembah dan memuliakan Tuhan berakibat pada timbulnya kebobrokan moral dan spiritual di kalangan umat Tuhan. Oleh sebab itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita bergiat membina umat supaya orang percaya tetap terus setia kepada Tuhan yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang baik di tengah-tengah masyarakat luas. Inilah panggilan kita sebagai orang Kristen Indonesia. (BHS)
Pengingat untuk taat bawa berkat
Nabi Hosea diperintahkan TUHAN untuk mengawini seorang pelacur. Bagaimana respons nabi Hosea di Hosea 1:3-4? “Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki. Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel.” Nabi Hosea menaati TUHAN untuk menikahi Gomer dan memperoleh anak yang dinamai Yizreel. Ini merupakan gambaran bagaimana Allah nantinya akan memusnahkan Israel akibat ketidak taatan mereka kepada TUHAN. Pembantaian masal di Yizreel yang dilakukan Yehu dalam upaya untuk menjadi raja Israel di 2 Raja-raja 9-10 telah mendatangkan murka TUHAN. Seperti TUHAN tidak membiarkan kejahatan Yehu, TUHAN tidak akan membiarkan kejahatan Israel. Ketaatan nabi Hosea dalam menikahi Gomer sangat kontras dengan ketidak taatan Israel. Oleh sebab itu, nama Yizreel harus selalu menjadi pengingat bagi umat Tuhan untuk senantiasa taat. Seperti Yizreel masa dulu, di Indonesia masa kinipun, umat Tuhan harus selalu ingat untuk taat dengan menghindari kelakuan jahat. Dengan demikian, tidak hanya Allah berkenan, tetapi juga umat Tuhan dapat menjadi berkat bagi masyarakat. Marilah kita bergiat untuk menjadi berkat! (BHS)
Hukuman dan anugerah Tuhan
Gomer, isteri nabi Hosea, melahirkan anak kedua. Ini kisahnya di Hosea 1:6-7! “Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka. Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka.” Lo-Ruhama merupakan simbol penghukuman bagi bangsa Israel di daerah Utara tetapi juga merupakan simbol anugerah keselamatan bagi bangsa Yehuda di daerah Selatan. Di dalam otoritas kuasa-Nya, TUHAN dapat menghukum tetapi juga dapat memberi kelimpahan anugerah-Nya. Nama Lo-Ruhama adalah pengingat bagi bangsa Israel bahwa TUHAN Allah akan menghukum perbuatan dosa mereka. Meskipun demikian, nama Lo-Ruhama juga menjadi pengingat bahwa TUHAN Allah menganugerahkan janji keselamatan bagi bangsa Yehuda yang merupakan nenek moyang Yesus Kristus. Sejarah membuktikan bahwa Allah menepati janji Lo-Ruhama ini di mana bangsa Yehuda memang dibuang ke Babilonia tetapi akhirnya pulang kembali ke Yerusalem, sedangkan bangsa Israel Utara dibuang juga tetapi tidak kembali lagi. Janji nubuat Allah memang pasti digenapi-Nya. Oleh sebab itu, hai umat Tuhan di Indonesia, mari kita ingat Lo-Ruhama bahwa dosa pasti dihukum, tetapi Tuhan bisa memberi anugerah-Nya. (BHS)
Tidak cemar tetapi gemar berbuat benar
Gomer, isteri nabi Hosea, melahirkan anak ke tiga. Ini pesan TUHAN di Hosea 1:8-9, “Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah Ia: "Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu." Nama Lo-Ami diberikan TUHAN kepada anak laki-laki nabi Hosea sebagai simbol bahwa TUHAN telah menolak bangsa Israel karena kejahatan mereka. Bangsa Israel telah dipilih TUHAN untuk menjadi umat-Nya yang seharusnya membawa terang TUHAN. Tetapi ternyata bangsa Israel berlaku cemar. Tidaklah heran kalau Allah menolak mereka. Allah yang Maha kudus pasti tidak berkenan pada kecemaran umat-Nya. Pada jaman Perjanjian Lama, Allah telah menolak bangsa Israel karena mereka telah menjadi saksi yang tidak setia dan cemar karena dosa. Pada jaman Perjanjian Baru, Allah telah memilih gereja-Nya yang merupakan komunitas orang yang percaya pada penebusan Yesus Kristus, untuk menjadi saksi Kristus bagi dunia. Hanya saja, apakah gereja Tuhan telah hidup sesuai panggilan-Nya untuk hidup benar dan menghindari yang cemar? Nama Lo-Ami seharusnya menjadi peringatan bagi gereja Tuhan untuk mawas diri. Kalau gereja Tuhan ikut-ikutan bertindak cemar, pastilah Tuhan murka. Wahai gereja Tuhan di Indonesia, mari bangun umat yang benar! Marilah kita menghindari hidup cemar dengan gemar berbuat benar. (BHS)
Dijadikan anak-anak Allah yang hidup
Walaupun bangsa Israel ditolak TUHAN, TUHAN tetap memberikan janji-Nya di Hosea 1:10. Ini janji TUHAN: “Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku," akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah yang hidup." Janji keturunan Abraham yang jumlahnya seperti pasir di laut adalah janji TUHAN kepada Abraham yang kemudian dipenuhi dalam Yesus Kristus. Melalui iman percaya pada Yesus Kristus, banyak orang dari berbagai bangsa menjadi orang Israel rohani dan menjadi anak-anak Allah yang hidup. Orang percaya di sepanjang segala abad dan tempat telah dijadikan umat pilihan Allah. Tuhan Allah selalu setia dalam menggenapi janji yang diberikan-Nya. Setelah manusia jatuh dalam dosa, Allah telah menyiapkan rencana agung untuk menyelamatkan ciptaan-Nya yang terkutuk karena dosa. Untuk itu, Allah berinisiatif memberikan janji tanah, janji keturunan, dan janji berkat bagi segala bangsa kepada Abraham. Ketidaksetiaan bangsa Israel tidak menghalangi penggenapan janji itu sehingga, pada waktu yang ditentukan Allah, Yesus Kristus datang untuk misi penebusan manusia. Mereka yang percaya pada Yesus Kristus dijadikan anak-anak Allah yang hidup. Oleh sebab itu, wahai umat percaya di Indonesia, marilah kita jadi terang Tuhan bagi bangsa ini demi kemuliaan-Nya! (BHS)
Menjadi umat yang dikasihi Tuhan
Apa nubuat nabi Hosea tentang Kristus di Hosea 1:11-12? Ini dia: “Orang Yehuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama dan akan mengangkat bagi mereka satu pemimpin, lalu mereka akan menduduki negeri ini, sebab besar hari Yizreel itu. Katakanlah kepada saudara-saudaramu laki-laki: "Ami!" dan kepada saudara-saudaramu perempuan: "Ruhama!" Nubuat tentang berdamainya orang Israel dan Yehuda dengan satu pemimpin ini menggambarkan bahwa kelak akan ada pendamaian di dalam Kristus, di mana tembok pemisah antar kelompok akan diruntuhkan. Mereka yang bukan umat Tuhan, kelak akan menjadi umat-Nya dan yang tidak dikasihi, kelak akan dikasihi. Darah penebusan Yesus Kristus memang telah menjadi jalan pendamaian bagi semua. Sang Lo Ami yang bukan umat Tuhan telah menjadi Ami yaitu umat-Nya. Sang Lo Ruhama yang tidak dikasihi telah menjadi Ruhama yang dikasihi. Semuanya ini semata-mata karena anugerah Tuhan dan bukan karena kehebatan atau kebaikan manusia. Bagaimana seharusnya kita sebagai orang percaya di Indonesia menanggapi anugerah dalam Kristus ini? Sebagai sang Ami umat-Nya dan sang Ruhama yang dikasihi-Nya, kita sebagai orang Kristen Indonesia yang telah menerima pendamaian dalam Kristus, haruslah ikut serta membawa damai Kristus itu. Kalau kita justru membawa perseteruan, bukankah ini mengingkari panggilan kita? (BHS)
Tetap setia dan tidak berselingkuh
Apa yang menjadi teguran Allah, dalam gambaran sebagai seorang suami, terhadap umat-Nya Israel, sebagai sang isteri? Mari lihat Hosea 2:1-2! “Adukanlah ibumu, adukanlah, sebab dia bukan isteri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya; biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya, dan zinahnya dari antara buah dadanya, supaya jangan Aku menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang, dan membiarkan dia seperti pada hari dia dilahirkan,...” Kejahatan bangsa Israel telah menyebabkan mereka ditolak TUHAN. Bangsa Israel telah berzinah dengan menyembah berhala dan melakukan kejahatan di mata TUHAN. Umat pilihan TUHAN tidak setia lagi pada panggilan TUHAN. Dosa memang mendatangkan hukuman Allah. Kedekatan Allah dengan umat-Nya telah digambarkan di Hosea dengan relasi suami isteri. Seperti isteri yang tidak setia kepada suaminya, demikian pula bangsa Israel tidak setia kepada Allahnya. Bangsa Israel telah melakukan perselingkuhan rohani yang tercela di mata Allah. Tak heran Allah menghukum mereka. Apa yang terjadi pada bangsa Israel merupakan sebuah pelajaran bagi umat Tuhan di Indonesia untuk tidak berselingkuh iman dan hanya menyembah Allah dalam Yesus Kristus saja. Di tengah gempuran arus pandangan yang majemuk di dunia ini, umat Tuhan harus yakin kepada siapa kita mengorientasikan hati, pikiran, dan tindakan kita. Hanya Allah dalam Yesus Kristus sajalah yang layak disembah oleh umat-Nya. (BHS)
Mengarahkan hati hanya kepada Tuhan saja
Mengapa bangsa Israel berselingkuh iman dan meninggalkan Allah? Hosea 2:3-4 menjelaskannya: “Tentang anak-anaknya, Aku tidak menyayangi mereka, sebab mereka adalah anak-anak sundal. Sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh. Sebab dia berkata: Aku mau mengikuti para kekasihku, yang memberi roti dan air minumku, bulu domba dan kain lenanku, minyak dan minumanku.” Bangsa Israel ditolak TUHAN karena mereka merasa bahwa sembahan yang lain itu akan memberikan kelimpahan materi. Demi kemakmuran, mereka rela meninggalkan TUHAN. Allah bagi mereka hanya sumber keuntungan. Berkat menjadi lebih penting dari pada Sang pemberi berkat. Sikap bangsa Israel yang mengejar kelimpahan materi ternyata juga bisa terjadi di orang Kristen di Indonesia. Demi mengejar kekayaan, ada saja orang Kristen yang dengan tidak ragu-ragu melakukan kompromi Iman. Tuhan tidak dipedulikan, apalagi ditaati. Demi kekayaan, segala cara mereka bisa lakukan, termasuk cara-cara jahat. Korupsi, penipuan, manipulasi pajak, kekerasan, dan penindasan dapat mereka lakukan untuk mencapai tujuan tanpa peduli Tuhan. Kalaupun mereka masih pergi ke kebaktian Minggu dan berkegiatan di gereja, itu hanya sekedar ritual saja. Oleh sebab itu, hai umat Tuhan di Indonesia, marilah kita sadar dan bertobat! Mari kita kembali mengarahkan hati hanya kepada Tuhan saja! (BHS)
Selingkuh rohani demi kekayaan
Apa yang terjadi pada waktu Israel beribadah ke ilah lain demi kelimpahan materi? Mari lihat Hosea 2:6-7! “Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, ... Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; ...Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang.” Bangsa Israel, yang digambarkan sebagai sang isteri, telah berselingkuh rohani. Menyembah ilah lain demi kekayaan pasti akan berakhir sia-sia saja karena kelimpahan sejati hanya berasal dari TUHAN saja. Kembali kepada TUHAN adalah jalan terbaik. Mengejar kekayaan pasti tidak ada habis-habisnya karena keinginan manusia adalah seperti sumur sangat dalam yang tak kenal puas. Bila kebahagiaan manusia bertumpu pada kekayaan, maka manusia tidak akan pernah berbahagia. Tidaklah heran bila Amsal 23:4-5 menasihatkan: “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia,...” Oleh sebab itu, orang Kristen Indonesia haruslah tetap berpegang pada Tuhan. Inilah kekuatan umat Tuhan yang timbul bukan karena kelimpahan harta tetapi karena umat Tuhan bersandar pada kekuatan yang dari Tuhan. Marilah kita meneguhkan hati dan pikiran kita untuk selalu beribadah hanya kepada Tuhan saja. (BHS)
Menyelewengkan berkat Tuhan
TUHAN menegur bangsa Israel karena mereka menyembah berhala. Ini teguran TUHAN di Hosea 2:7-8, “Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal. Sebab itu Aku akan mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan anggur-Ku pada musimnya, dan akan merampas kain bulu domba dan kain lenan-Ku yang harus menutupi auratnya.” Kelimpahan materi yang diberikan TUHAN justru digunakan bangsa Israel untuk menyembah berhala. Berkat TUHAN telah diselewengkan untuk melakukan kejahatan. TUHAN pasti tidak akan membiarkannya. Dalam kehidupan orang percaya di Indonesia, Tuhan telah memberikan harta benda kepada masing-masing orang sesuai dengan anugerah-Nya. Ada yang Tuhan anugerahi sedikit tetapi ada pula yang diberi banyak. Hanya saja sering kali orang percaya lupa bahwa itu semua bukanlah hanya bergantung pada kekuatan diri, tetapi itu semua adalah berkat dari Tuhan. Dalam kelimpahan-Nya itu, justru ada orang percaya yang kemudian lupa diri sehingga lupa Tuhan. Berkat Tuhan itu bahkan justru digunakan untuk hal-hal jahat seperti menindas yang lemah, hidup berfoya-foya, atau arogan terhadap sesama. Marilah kita ingat bahwa Tuhan Allah senantiasa melihat dan tidak akan membiarkan kejahatan. Oleh sebab itu, marilah kita selalu mawas diri! (BHS)
Hukuman Tuhan atas perbuatan jahat
Bangsa Israel telah berbuat jahat dengan meninggalkan TUHAN. Ini hukuman TUHAN di Hosea 2:11-12, “Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan pohon aranya, yang tentangnya dikatakannya: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku! ...Dan Aku akan menghukum dia karena hari-hari ketika dia membakar korban untuk para Baal, ... dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku," demikianlah firman TUHAN.” Melecehkan anugerah TUHAN dan melupakan TUHAN merupakan kejahatan bangsa Israel. Tidak hanya itu, mereka bahkan beribadah kepada para Baal. Tidaklah heran bila TUHAN Allah murka dan menghukum mereka. Di dalam pergumulan gereja Tuhan di Indonesia, ada saja orang yang mengaku percaya tetapi tidak menganggap serius hidup keselamatan yang telah diberikan kepadanya dengan terus bertindak jahat dan mengabaikan peringatan-peringatan Tuhan. Walaupun ia sudah tahu apa yang dibenci Tuhan, ia tetap melakukannya bahkan bangga dengan hal-hal yang jelas-jelas tidak berkenan di mata Tuhan. Umat Tuhan yang seharusnya menjadi saksi Tuhan justru melecehkan Tuhan dengan segala perbuatannya. Seperti dulu Tuhan menghukum umat-Nya, Tuhan akan menghukum umat-Nya yang mengeraskan hati di masa kini. Oleh sebab itu, marilah kita kembali kepada Tuhan dalam pertobatan yang tulus. Jangan terlambat! (BHS)
Hidup tetap dalam anugerah-Nya
Setelah menghukum bangsa Israel, apa yang akan dilakukan TUHAN? Mari lihat Hosea 2:13-14, “Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.” Dari lembah Akhor yaitu lembah permasalahan di Yosua 7, TUHAN memberi anugerah pengampunannya yang menjadi pintu pengharapan bagi bangsa Israel. Walaupun dihukum TUHAN, Israel tetap diberi anugerah-Nya. Keadilan dan Kasih adalah dua hal yang ditunjukkan Tuhan di sepanjang sejarah manusia. Di dalam keadilan-Nya, Tuhan pasti menghukum perbuatan dosa. Meskipun demikian, di dalam kasih-Nya, Tuhan juga memberikan anugerah pengampunan-Nya. Allah memang memberikan hukuman-Nya sehingga bangsa Israel berada di padang gurun Sinai selama 40 tahun, tetapi Allah juga memberikan anugerah roti manna setiap hari. Oleh sebab itu, mari jemaat Tuhan di Indonesia, kita hidup selalu dalam pertobatan supaya anugerah pengampunan dosa melalui penebusan Yesus Kristus selalu melimpah dalam hidup kita. Jangan kita sia-siakan anugerah kelepasan yang diberikan Tuhan ini! Terang Tuhan pasti akan lebih nyata. (BHS)
Tetap setia pada Tuhan
Perubahan apa yang terjadi bila bangsa Israel setia pada TUHAN? Hosea 2:15 mengungkapkannya: “Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!” Bila bangsa Israel tetap bersikap setia maka Allah menjanjikan bahwa mereka akan bisa memanggil Allah sebagai ‘Ishi’ atau ‘suamiku’ yang dalam bahasa Ibrani menunjukkan panggilan kasih mesra dari isteri ke suami. Bila bangsa Israel tidak setia maka Allah adalah ‘Baali’ yang berarti ‘tuanku’ yang merupakan panggilan isteri terhadap suami yang penuh ketakutan karena takut akan hukuman. Allah yang Maha Besar telah berinisiatif untuk memiliki relasi yang dekat dengan umat-Nya. Di Perjanjian Lama, relasi yang dekat antara Allah dan umat-Nya digambarkan sebagai hubungan suami dan isteri, sedangkan di Perjanjian Baru, relasi yang dekat itu digambarkan sebagai relasi antara bapa dan anaknya. Jalinan hubungan yang dekat ini hanya dimungkinkan bila umat percaya tetap hidup dalam pertobatan dan iman percaya yang didasarkan pada darah penebusan Yesus Kristus. Tanpa pengorbanan Kristus, tidak ada jalan untuk memperoleh pengampunan dosa. Itulah dasar iman percaya kita. Atas dasar keyakinan ini, wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita memperkuat keyakinan kita dalam Kristus dengan tetap hidup dalam pertobatan. Marilah kita setia dalam pikiran, kelakuan, dan keputusan kita! (BHS)
Selalu hidup dalam pertobatan
Apa yang akan dilakukan TUHAN bila bangsa Israel mau menaati-Nya? Mari lihat Hosea 2:16-17! “Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut. Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram.” Bila bangsa Israel mau menaati-Nya, maka TUHAN akan menjauhkan mereka dari pencobaan berhala, dan akan ada kehidupan yang tenteram dan harmonis dengan alam serta dengan sesama manusia. TUHAN akan anugerahkan kelegaan besar. Bertobat dari yang jahat dan menjadi orang percaya yang taat Tuhan adalah hal yang seharusnya terjadi pada umat Tuhan di Indonesia. Tanpa pertobatan, tidak akan ada ketenteraman yang sejati. Memang kita bisa saja berlagak tenteram dengan hidup bebas lepas semau gue, tetapi itu tidak akan dapat menutupi kondisi hati kita yang sebenarnya. Hanya Tuhanlah yang dapat menganugerahkan ketenteraman hati yang sejati dan menjauhkan kita dari berbagai pencobaan. Di dalam anugerah seperti inilah ada ketenteraman hidup, baik dengan sesama maupun dengan alam. Wahai jemaat Tuhan di Indonesia, marilah kita hidup selalu dalam pertobatan sehingga ada ketenteraman hidup yang sejati! (BHS)
Hidup dalam pola hidup baru
Walaupun bangsa Israel telah berdosa, di dalam anugerah-Nya, TUHAN menerima kembali mereka, seperti terungkap di Hosea 2:18-19, “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.” TUHAN, yang digambarkan sebagai suami, akan mengambil lagi bangsa Israel sebagai isteri, walaupun sang isteri sudah berselingkuh dan bertindak cemar. Dalam perjanjian yang baru ini, bangsa Israel akan hidup dalam keadilan, kebenaran, kesetiaan, dan kasih sehingga dapat mengenal TUHAN dengan lebih sungguh. Janji TUHAN kepada bangsa Israel di kitab Hosea ini telah digenapi di dalam Yesus Kristus di mana kumpulan orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus, telah dipanggil dari dalam kegelapan dosa untuk masuk ke dalam anugerah kehidupan baru. Di dalam kehidupan yang baru ini, orang percaya dipanggil untuk hidup dengan pola hidup baru yang adil, benar, dan setia sehingga orang percaya bisa mewujudkan kasih dalam tindakan nyata kepada semua orang tanpa membeda-bedakan. Dengan demikian, orang percaya dapat menjadi terang, tidak cuma di gereja, tetapi juga di masyarakat luas. Wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita wujudkan kesaksian kristiani kita dalam pola hidup yang baru. Ayo jadi terang bagi semua! (BHS)
Dari Tuhan saja segala kelimpahan hidup
Bila bangsa Israel menaati TUHAN, ini yang dijanjikan TUHAN di Hosea 2:21-22, “Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi. Bumi akan mendengarkan gandum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel.” Di dalam ketaatan kepada TUHAN, daerah Yizreel yang melambangkan tanah Israel secara keseluruhan akan diberkati TUHAN dengan kelimpahan hasil bumi karena kondisi alam yang kondusif. Di dalam ke Maha-Kuasaan-Nya, TUHAN Allah membuat alam bersahabat sehingga bisa ada kemakmuran karena hasil tanah yang melimpah ruah. Kelimpahan hidup memang hanya berasal dari TUHAN saja. Ada saja orang Kristen di Indonesia ini yang merasa bahwa kelimpahan dalam kehidupannya adalah semata-mata karena hasil dari kerja kerasnya. Bahkan, bisa saja Tuhan tidak dipedulikannya lagi sehingga kehidupan mereka hanya bersandar pada kekuatan diri sendiri saja. Karena kelimpahan materi merupakan standard kesuksesan mereka, segala cara akhirnya dihalalkan demi mendapatkan kelimpahan. Korupsi, kolusi, premanisme, penipuan, dan berbagai tindakan tercela tidak ragu-ragu dilakukan demi mencapai tujuan. Wahai orang Kristen Indonesia, marilah kita hindarkan semuanya ini! Marilah kita tetap hidup dalam takut akan Tuhan serta menyadari selalu bahwa hanya dari Tuhanlah segala kelimpahan dalam kehidupan. (BHS)
Menabur berkat bagi semua
Nama ‘Yizreel’ mempunyai arti Allah akan menabur. Apa janji Tuhan tentang tanah Yizreel yang merupakan gambaran tentang Israel di Hosea 2:22? “Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi, dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku!" Dalam nubuat ini, Allah akan menaburkan bangsa Israel di seluruh bumi untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Hal ini digenapi dalam Yesus Kristus yang telah menjadi berkat bagi dunia sehingga yang tidak disayangi yaitu Lo-Ruhama, bisa dikasihi kembali dan mereka yang bukan umat Allah atau Lo-Ami, akan menjadi umat Allah. Dalam Yesus Kristus, relasi antara Allah dan manusia terjalin kembali. Di dalam keberdosaannya, manusia jelas tidak akan mampu memperbaiki relasi dengan Allah. Hanya karena inisiatif Allah yang berdasarkan janji-Nya sajalah maka relasi antara Allah dan manusia dapat diperbaiki. Nubuat yang telah disampaikan Hosea tadi, merupakan nubuat tentang anugerah Tuhan yang besar dan ajaib yang digenapi melalui iman percaya pada Yesus Kristus. Oleh sebab itu, hai orang percaya di Indonesia, mari kita hidup di dalam anugerah Tuhan ini karena inilah dasar berpijak dari iman kita! Janganlah kita mudah digoyahkan oleh pikiran-pikiran masa kini yang hendak menyesatkan kita! Kalau iman kita berdiri kokoh di atas dasar Yesus Kristus, pastilah terang kesaksian kita akan lebih cemerlang bagi semua! (BHS)
Ditebus dari hidup hina
Apa yang diperintahkan TUHAN kepada nabi Hosea di Hosea 3:1-2 tentang Gomer, isterinya yang kembali bersundal? “Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis." Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai.” Harga tebusan Gomer itu adalah setara dengan 30 puluh syikal perak yang merupakan harga tebusan seorang budak menurut Keluaran 21:32. Ini merupakan gambaran betapa berdosanya bangsa Israel dan betapa besar cinta kasih TUHAN yang masih mau mengampuni Israel. Kasih Allah yang begitu besar kepada umat-Nya adalah kasih yang begitu agung dan mulia. Kasih ini ditunjukkan melalui penebusan Yesus Kristus di kayu salib sehingga kita yang dulu mempunyai status yang sangat hina sebagai budak dosa, bisa menjadi umat Tuhan yang dikasihi-Nya. Sebagai umat Tuhan di Indonesia, bisa saja kita bertindak seperti Gomer yang lupa dan meninggalkan Tuhan dengan pikiran dan tindakan kita. Wahai umat Tuhan di Indonesia, marilah kita arahkan hati dan pikiran kita hanya kepada Tuhan saja! Marilah kita menyambut pengampunan Tuhan dalam Yesus Kristus itu melalui kehidupan kita yang benar dan tidak busuk. Hanya di dalam kebenaranlah, kita dapat menjadi terang bagi semua. (BHS)
Memanfaatkan anugerah Tuhan dalam hidup berbangsa
Apa yang dikatakan nabi Hosea di Hosea 3:3-4 kepada Gomer, isterinya, yang telah dibelinya kembali dari hidup persundalan? “Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau." Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim.” Ini gambaran bagaimana pada waktu bangsa Israel berada di pembuangan, mereka akan kehilangan kebebasan untuk mempunyai pemimpin dan juga kehilangan kebebasan untuk beribadah. Tetapi TUHAN Allah tetap akan mengasihi bangsa Israel dan memberi kelepasan pada waktu-Nya. Kebebasan berwarganegara dan kebebasan beragama adalah anugerah Tuhan bagi suatu bangsa. Dalam kasus bangsa Israel, anugerah ini diambil Tuhan karena bangsa Israel tidak hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Di Indonesia, Tuhan telah menganugerahkan kebebasan kepada orang percaya, baik dalam berwarganegara maupun dalam beragama. Hanya saja, sering kali kita tidak memanfaatkan anugerah itu dengan baik dengan melalaikan keterlibatan kita dalam ikut aktif membangun bangsa. Kita juga harus memanfaatkan kebebasan kita untuk beragama untuk belajar mengasihi sesama di atas segala perbedaan yang ada. Itulah bentuk kesetiaan kita kepada Tuhan yang telah mengasihi kita. Bersediakah kita? (BHS)
Memperkuat kembali dasar iman dalam Kristus
Apa janji TUHAN kepada bangsa Israel di Hosea 3:5 setelah mereka dihukum karena ketidak-taatan mereka? Ini dia: “Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir.” Sesudah penghukumannya, bangsa Israel akan bertobat dan mencari TUHAN dan raja Daud. Nubuat ini digenapi dalam Yesus Kristus, anak Allah yang lahir dari keturunan raja Daud, yang disembah oleh Israel rohani yaitu kumpulan orang-orang percaya yang menaruh iman pada karya penebusan Yesus Kristus. Di dalam Kristuslah, umat menerima segala kasih karunia. Pertobatan adalah jalan yang diberikan Allah kepada manusia supaya manusia dapat mempunyai relasi kembali dengan Allah. Di Perjanjian Lama, telah terbukti bahwa bangsa Israel adalah saksi Allah yang telah gagal untuk hidup dalam ketaatan kepada TUHAN. Ketidak berdayaan bangsa Israel ini menunjukkan ketidak berdayaan manusia dalam menghadapi hukum dosa yang berupahkan maut. Oleh sebab itulah, Allah memberikan Perjanjian Baru dalam Yesus Kristus sehingga manusia bisa mempunyai relasi lagi dengan Allah melalui iman. Hanya di dalam Kristuslah, kita, sebagai orang percaya di Indonesia, dapat menerima kasih karunia Allah. Wahai umat Tuhan, ayolah kita kembali memperkuat dasar iman kita! (BHS)
Mendorong kehidupan beragama yang baik
Mengapa TUHAN menghukum bangsa Israel? Mari lihat Hosea 4:1-2! “Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini. Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah.” Ketidak setiaan bangsa Israel kepada TUHAN berwujud dalam tindakan-tindakan jahat yang dilakukan kepada sesama manusia. Bangsa Israel telah gagal menjadi saksi TUHAN yang setia dengan perilaku jahat mereka. Kasih kepada Allah memang harus terwujud dalam kasih kepada sesama manusia. Itulah yang seharusnya! Sebagai orang Kristen Indonesia, kita patut bertanya, apakah situasi kebobrokan moral yang disebutkan oleh nabi Hosea masih ada di Indonesia, termasuk di kalangan Kristen? Bila masih banyak aksi saling kutuk, penipuan, pembunuhan, pencurian, perzinahan, dan kekerasan, sudah sepatutnyalah kalau orang mempertanyakan, apa gunanya agama dalam konteks negara Pancasila di Indonesia? Kalaupun masih ada orang Kristen yang bertindak demikian, patutlah dia bertobat. Kalau kehidupan beragama di Indonesia tidak mendorong orang untuk bertindak baik kepada sesama manusia, maka tidak hanya Allah murka, tetapi agama akan kehilangan legitimasi sosialnya. Bukankah demikian? (BHS)
Menjadi mercu suar untuk umat
Apa hukuman TUHAN atas ketidak taatan bangsa Israel? Hosea 4:3-5 mengungkapkannya: “Sebab itu negeri ini akan berkabung, ...; juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan di laut akan mati lenyap. Hanya janganlah ada orang mengadu, dan janganlah ada orang menegor, sebab terhadap engkaulah pengaduan-Ku itu, hai imam! Engkau akan tergelincir jatuh pada siang hari, juga nabi akan tergelincir jatuh bersama-sama engkau pada malam hari;...” Karena ketidak taatan, bangsa Israel, baik para imam, para nabi, rakyat biasa, maupun binatang-binatang akan dihukum TUHAN. Walaupun para imam, sebagai pimpinan umat, menyalahkan yang lain, mereka tetap akan dihukum. Para imam dan para nabi adalah pelayan TUHAN yang sangat menentukan jatuh bangunnya kondisi kerohanian bangsa Israel. Bila mereka menyeleweng, maka menyelewenglah umat. Di jaman sekarangpun, pimpinan umat diutus Tuhan untuk hidup sesuai dengan panggilan Tuhan. Seperti mercu suar yang menjadi patokan bagi perjalanan perahu di laut yang gelap, maka para pendeta dan pimpinan umat dipanggil Tuhan untuk mengarahkan dan menuntun perjalanan pertumbuhan iman jemaat. Kalau mercu suar menjadi gelap karena tindakan jahat pimpinan umat, betapa malangnya umat Tuhan! Oleh sebab itu, wahai pimpinan umat Tuhan di Indonesia, marilah kita perbaiki mercu suar kehidupan kita! Maukah? (BHS)
Mengajar Firman dengan setia, jelas, dan relevan
Apa teguran TUHAN melalui nabi Hosea untuk para imam di Hosea 4:6? Ini dia: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” Tugas imam adalah sebagai penghubung manusia dengan Allah serta mengajar dan mengingatkan selalu akan ketaatan kepada taurat TUHAN. Bila imam sebagai patokan umat Israel dalam beribadah melalaikan tugasnya, bahkan menolak Allah, maka pastilah umat Allah akan makin menjauh dari kehidupan beribadah kepada TUHAN. Tentulah TUHAN murka dan umat TUHAN pasti binasa. Pada masa Perjanjian Baru, tidak ada lagi jabatan imam seperti di Perjanjian Lama karena melalui penebusan Yesus Kristus, umat percaya dimungkinkan untuk mempunyai relasi langsung dengan Allah tanpa perlu perantaraan imam. Pengorbanan Kristus telah membuka jalan itu. Meskipun demikian, fungsi imam untuk mengajar Firman Tuhan kepada umat tetaplah ada. Bila pengajar Firman lalai mengajarkan Firman, maka umat Tuhan akan mengalami kelaparan rohani. Oleh sebab itu, wahai pengajar Firman di Indonesia, marilah ajarkan Firman Tuhan dengan setia! Pastikan juga bahwa Firman disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami serta mempunyai aplikasi yang relevan bagi umat. Maukah dan bisakah? (BHS)
Tidak menjadi pagar yang makan tanaman
TUHAN Allah menegur para imam di Hosea 4:7-8 yang tidak menjalankan panggilan TUHAN. Ini tegurannya: “Makin bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka kepada-Ku, kemuliaan mereka akan Kutukar dengan kehinaan. Mereka mendapat rezeki dari dosa umat-Ku dan mengharapkan umat-Ku itu berbuat salah.” Para imam dipanggil TUHAN untuk menjadi pelayan dalam ibadah korban di bait Allah. Mereka diberi tanggung jawab untuk menjaga kondisi kerohanian bangsa Israel. Tetapi ironisnya, justru para imam inilah yang mengharapkan umat Israel berbuat salah supaya mereka bisa mengeruk rezeki dari dosa umat TUHAN. Betapa bobroknya kerohanian para imam ini! Tak heran TUHAN menghukum mereka. “Pagar makan tanaman”, demikianlah pepatah yang menggambarkan kondisi pelayan Tuhan yang bukannya melayani dan menjaga umat Tuhan tetapi justru mengeruk keuntungan dari umat. Ini sungguh hal yang tercela di mata Tuhan. Apakah pelayan Tuhan yang seperti itu ada di masa sekarang ini di gereja Tuhan di Indonesia? Bila ada, sudah sepatutnyalah pelayan Tuhan bertobat karena kepala gereja yaitu Yesus Kristus, pasti memurkai pelayan-Nya yang tidak setia itu. Oleh sebab itu, marilah kita selalu hidup dalam pertobatan! Marilah kita setia pada tugas panggilan yang Tuhan telah percayakan kepada kita. Ingat! Rezeki setiap hari adalah dari Tuhan saja. Hanya atas berkatnya saja, kita akan mampu menikmatinya. (BHS)
Tidak seperti ember bocor
Apa hukuman TUHAN atas ketidak setiaan para imam di bait Allah? Mari lihat Hosea 4:9-10, “Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam: Aku akan menghukum dia karena tindakan-tindakannya dan Aku akan membalaskan perbuatan-perbuatannya kepadanya. Mereka akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal, tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN untuk berpegang kepada sundal.” Ketidak setiaan para imam sebagai hamba TUHAN telah mendatangkan murka Allah sehingga para imam selalu merasa berkekurangan dan tidak pernah bisa merasa puas serta bahagia. Kehidupan hamba TUHAN yang tidak dikenan-Nya memang kehidupan yang tidak terberkati. Hamba Tuhan di Indonesia masa kini adalah seperti para imam di zaman dulu yang melayani Tuhan dengan melayani umat-Nya melalui berbagai jenis pelayanan, baik pelayanan Firman maupun pelayanan sosial. Ketidak setiaan para hamba Tuhan akan berakibat pada kondisi kerohanian yang buruk bagi umat Tuhan. Tak heran Tuhan menghukum dengan kehidupan yang tidak terberkati yang terwujud dalam rasa berkekurangan dan hati yang tidak pernah merasa puas. Dalam ketidak taatan, hati akan seperti ember bocor yang tidak pernah bisa penuh. Oleh sebab itu, wahai para hamba Tuhan di Indonesia, layanilah Tuhan dengan benar! Pasti Tuhan akan berkati dengan kelimpahan hati! Maukah? (BHS)
Daya pikir untuk kemuliaan Tuhan
Apa yang terjadi bila daya pikir tidak digunakan dengan semestinya? Mari dengarkan Hosea 4:11-12, “Anggur dan air anggur menghilangkan daya pikir. Umat-Ku bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahu kepadanya, sebab roh perzinahan menyesatkan mereka, dan mereka berzinah meninggalkan Allah mereka.” Seperti halnya minuman anggur bisa menghilangkan daya pikir, demikian juga penyembahan berhala telah menghilangkan kemampuan bangsa Israel untuk melihat tangan TUHAN yang memimpin dan membimbing umat-Nya. Daya pikir bangsa Israel telah ditumpulkan karena mereka meninggalkan TUHAN Allah dan berzinah dengan berhala. Daya pikir akan jadi tajam bila takut Tuhan. Daya pikir adalah anugerah Tuhan yang harus digunakan di jalan Tuhan. Daya pikir yang dilandaskan pada iman percaya itulah yang akan membuat umat Tuhan menjadi tajam dalam berpikir dan mampu menempatkan segala sesuatu dalam terang Tuhan. Bila ada orang percaya yang tidak takut Tuhan maka dia sebenarnya kehilangan anugerah besar yaitu kemampuan untuk berpikir sesuai dengan kemauan Tuhan. Menyembah yang bukan Tuhan, seperti misalnya uang, jabatan, kesenangan hidup, ambisi pribadi, atau berhala lainnya akan menyebabkan kita kehilangan anugerah terbaik. Oleh sebab itu, hai umat Tuhan di Indonesia, marilah kita menggunakan daya pikir kita untuk kemuliaan Tuhan. Ayolah! (BHS)
Ikut menjaga moralitas bangsa
Apa hukuman TUHAN atas kejahatan bangsa Israel? Ini uraian di Hosea 4:14a, “Aku tidak akan menghukum anak-anak perempuanmu sekalipun mereka berzinah, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal;...” Ini adalah olok-olok TUHAN terhadap bangsa Israel karena anak dan menantu Israel bersundal. Mengapa demikian? Apa yang telah dilakukan bangsa Israel? Lihat Hosea 4:14b! “...sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.” Bangsa Israel telah bersundal dalam menyembah berhala dan bangsa ini akan diruntuhkan dalam kebodohan. Karena generasi tua bangsa Israel menyembah berhala dengan melakukan perbuatan sundal, maka generasi mudapun melakukan perbuatan sundal sehingga seluruh bangsa akan runtuh akibat runtuhnya moralitas mereka. Sepanjang sejarah manusia, ada saja bangsa, seperti bangsa Romawi, yang akhirnya runtuh karena moralitas masyarakat yang rendah. Oleh sebab itulah, umat Tuhan di Indonesia dipanggil Tuhan untuk ikut serta memperkuat bangsa Indonesia dengan menghidupi standar moralitas yang tinggi. Inilah bentuk kesaksian umat percaya di Indonesia. Marilah gereja Tuhan di Indonesia, mari kita ikut menjaga NKRI dengan membina umat untuk memiliki moralitas yang tinggi yang membawa terang bagi bangsa! (BHS)
Utamakanlah Tuhan dan bukan yang lain
Bagaimana pesan TUHAN untuk bangsa Yehuda di Selatan setelah bangsa Israel di Utara jatuh dalam dosa? Mari lihat Hosea 4:15-16! “Jika engkau ini berzinah, hai Israel, janganlah Yehuda turut bersalah! Janganlah pergi ke Gilgal, dan janganlah naik ke Bet-Awen, dan janganlah bersumpah: "Demi TUHAN yang hidup!" Sebab Israel degil seperti lembu yang degil, masakan sekarang TUHAN menggembalakan mereka, seperti domba di tanah lapang?” Allah mau supaya bangsa Yehuda tidak mencontoh bangsa Israel Utara yang mendirikan mezbah berhala di Gilgal dan Bethel. Bethel yang berarti “rumah Allah” telah berubah menjadi Bet-Awen atau “rumah ilah”. Menyembah berhala adalah suatu kebodohan besar. Menyembah berhala pada masa kini di Indonesia bukanlah lagi sekedar menyembah patung-patung seperti zaman dulu. Menyembah berhala terkait dengan sikap yang tidak lagi mengutamakan Tuhan tetapi justru mengutamakan hal-hal yang di luar Tuhan. Bisa saja hal itu berwujud sebagai harta, jabatan, popularitas, idola, kekuasaan, ataupun kenikmatan hidup. Pikiran dan hati umat Tuhan akhirnya menjadi Bet-Awen “rumah ilah” dan bukan lagi Bethel “rumah Allah”. Oleh sebab itu, wahai umat Tuhan di Indonesia, mari kita menyadarinya dan kembali ke fokus hidup yang semestinya! Marilah kita saling mendorong dan saling menguatkan untuk tetap setia di jalan Tuhan! Di sanalah berkat Tuhan akan dicurahkan dengan melimpah. (BHS)
Mengupayakan hidup yang berkualitas
Apa yang dibenci Allah pada bangsa Israel Utara yang diwakili oleh Efraim, suku terbesarnya, di Hosea 4:17-18? “Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia! Persepakatan para pemabuk! mereka menyerahkan diri habis-habisan kepada persundalan; mereka lebih mencintai kehinaan dari pada kemasyhuran mereka.” Allah membiarkan bangsa Israel untuk mabuk dalam dosa-dosa mereka karena bangsa ini mengeraskan hati mereka dan tidak mau bertobat. Bangsa Israel lebih senang hidup dalam kebobrokan moral dari pada hidup dalam integritas, kehormatan, dan standar moral yang tinggi. Mereka telah berdosa kepada Allah karena mereka hidup mengikuti kemauan sendiri dan bukan kemauan Allah. Sebagai pencipta segala sesuatu, Allah tentu tahu apa yang terbaik bagi kehidupan manusia. Bila manusia mau menyelaraskan kehidupannya dengan kehendak Tuhan, pastilah manusia akan menjalani kehidupan yang berkualitas bersama dengan Tuhan. Hanya dengan cara inilah kita dapat terhindar dari kebobrokan moral. Hanya saja, manusia tidak mampu menaati Tuhan. Dalam kasih-Nya, Allah mengutus Yesus Kristus untuk membuka jalan bagi kita. Oleh sebab itu, wahai umat percaya di Indonesia, marilah kita memperkuat iman percaya kita dalam Yesus Kristus dan belajar hidup taat pada Tuhan! Melaluinya, hidup kita pasti berkualitas dan membawa berkat bagi banyak orang. Maukah kita? (BHS)
Belajar taat untuk membawa berkat
Apa hukuman TUHAN atas kejahatan bangsa Israel di Utara yang tidak mau lagi menaati TUHAN? Hosea 4:19 memberikan gambarannya. “Angin melingkupi mereka dalam sayap-sayapnya, dan mereka akan mendapat malu karena korban-korban mereka.” Sebagai hukuman TUHAN, angin puting beliung murka TUHAN akan melanda bangsa Israel sehingga mereka akan terangkat dan terbuang jauh ke tanah pembuangan akibat ketidak taatan mereka. Persembahan korban kepada berhala terbukti sia-sia karena berhala ternyata tidak dapat menolong mereka untuk terlepas dari murka Allah. Bersandar kepada sesuatu yang bukan Allah adalah sebuah kesia-siaan karena hanya dalam TUHAN sajalah ada kelepasan. Dalam perjalanan waktu, sering kali umat Tuhan terlena dan, secara sadar ataupun tidak sadar, kesetiaannya kepada Tuhan makin terkikis perlahan-lahan akibat arus dunia yang kuat. Arus dunia ini bisa berupa arus materialisme, cinta uang, kenikmatan hidup, ambisi berkuasa, egoisme, atau juga ajaran-ajaran sesat. Akibatnya, keyakinan agama hanyalah dianggap sebagai basa basi semata sehingga kehidupan dalam moralitas yang rendah, menghalalkan segala cara, gaya hidup yang destruktif, penindasan orang miskin, tidak peduli sekitar, serta banyak hal buruk lain, tidak ragu-ragu dilakukan. Oleh sebab itu, mari gereja Tuhan di Indonesia, kita perkuat umat untuk belajar taat guna bawa berkat bagi masyarakat. (BHS)
Hindari supaya tidak dimurkai
Apa yang telah dilakukan bangsa Israel yang membuat TUHAN murka? Mari lihat Hosea 5:1-2! “Dengarlah ini, hai para imam, perhatikanlah, hai kaum Israel, dan pasanglah telinga, hai keluarga raja! Sebab mengenai kamulah penghukuman itu, karena kamu telah menjadi perangkap bagi Mizpa, dan jaring yang dikembangkan di atas gunung Tabor, dan lobang yang dikeruk di lembah Sitim, maka Aku ini akan menghajar mereka sekalian.” Baik imam sebagai pimpinan agama, baik raja dan keluarganya sebagai pemerintah, baik rakyat jelata, semuanya bersepakat untuk meninggalkan TUHAN. Bahkan, mereka bersama-sama berupaya menjebak dan menghalangi orang yang mau beribadah kepada TUHAN. Kerajaan Israel di daerah Palestina Utara yang terdiri atas 10 suku Israel itu telah mendatangkan murka Allah dengan ketidak setiaan mereka. Tentulah wajar jika Allah menghajar mereka dengan hukuman-Nya. Allah memang menghendaki kesetiaan yang tunggal. Sayangnya, seperti halnya umat Tuhan di masa lalu, demikian pula umat Tuhan di Indonesia sekarang ini. Tentu ada saja umat Tuhan yang berlaku tidak setia, baik sebagai pimpinan gereja, baik sebagai pejabat pemerintah, maupun sebagai jemaat biasa. Ketidak setiaan itu bisa tercermin dari peri laku korupsi, manipulasi, ambisi tak terkendali, iri hati, ataupun dengki. Ini semua tentu perlu dihindari kalau tidak ingin dimurkai. Marilah kita bersama-sama sadar diri! (BHS)
Bergiat dalam merawat iman
Bagaimana gambaran kejahatan bangsa Israel Utara yang dipelopori oleh suku Efraim? Hosea 5:3-4 memberi gambarannya! “Aku ini mengenal Efraim, dan Israel tidaklah tersembunyi bagi-Ku, sebab engkau telah berzinah, hai Efraim; dan Israel telah menajiskan diri. Perbuatan-perbuatan mereka tidak mengizinkan mereka berbalik kepada Allah mereka, sebab roh perzinahan ada di antara mereka, dan mereka tidak mengenal TUHAN.” Penyembahan berhala yang dilakukan bangsa Israel telah begitu parah sehingga perbuatan mereka menjadi begitu jahat di mata TUHAN. Kekerasan hati karena adanya roh perzinahan telah menyebabkan bangsa Israel meninggalkan TUHAN dan tidak mau berbalik kepada TUHAN. Sebagai manusia yang diciptakan segambar dengan Allah, manusia diberi kemampuan untuk membuat berbagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Selain itu, bagi orang percaya, komitmen untuk setia pada Kristus juga akan menolong seseorang menentukan pilihannya. Meskipun demikian, bila hati orang percaya tidak dirawat baik melalui pertumbuhan iman yang baik, bisa saja orang percaya menyeleweng dari jalan Tuhan, bahkan kemudian berbalik dari Tuhan. Oleh sebab itu, wahai umat Tuhan di Indonesia, pakailah kesempatan yang Tuhan berikan untuk giat merawat iman! Melalui semua sarana untuk pertumbuhan iman inilah, kita menjauhkan diri kita dari roh-roh yang tidak taat Tuhan. (BHS)
Belajar rendah hati di hadapan Tuhan
Hal apa yang menyebabkan orang Israel Utara enggan bertobat? Ini kesaksian Hosea 5:5: “Kecongkakan Israel menjadi saksi terhadap dirinya sendiri; Efraim akan tergelincir jatuh oleh kesalahannya sendiri, dan bersama-sama mereka juga Yehuda.” Sikap congkak bangsa Israel di Utara, dengan Efraim sebagai suku terbesarnya, menyebabkan mereka mengeraskan hati dan tidak mau bertobat. Bangsa Yehuda di Selatanpun akan ikut tergelincir jatuh akibat kesombongan mereka juga. Sikap rendah hati di hadapan TUHAN adalah sikap yang mutlak harus ada dalam relasi dengan TUHAN. Tanpa kerendahan hati, tidaklah mungkin orang bisa berkenan di hadapan TUHAN. Di dalam kerendahan hati pula, umat Tuhan jadi berkat. Di dalam kecongkakan, manusia sering merasa mampu dan tidak merasa memerlukan Tuhan. Manusia merasa kuat untuk bertindak sesuai dengan apa yang mereka ingin lakukan. Ditambah dengan kemajuan teknologi, manusia makin yakin untuk memproklamasikan kemandiriannya dari Tuhan. Tetapi, tidak demikian dengan umat percaya! Umat percaya di Indonesia dipanggil Tuhan untuk selalu datang dalam kerendahan hati di hadapan Tuhan. Tanpa kerendahan hati, Tuhan pasti tidak berkenan. Untuk itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita bina umat untuk saling memberi teladan dalam kerendahan hati! Melaluinya, berkat Tuhan akan menjadi nyata terwujud dalam hidup kita yang menjadi berkat bagi sesama. (BHS)
Hidup dalam pertobatan yang tidak semu
Bagaimana respon TUHAN sewaktu bangsa Israel mencoba mencari TUHAN? Mari lihat Hosea 5:6-7! “Dengan korban kambing domba dan lembu sapinya mereka akan pergi untuk mencari TUHAN, tetapi tidak akan menjumpai Dia; Ia telah menarik diri dari mereka. Mereka telah berkhianat terhadap TUHAN, sebab mereka telah memperanakkan anak-anak yang tidak sah; sekarang pembinasa akan memakan habis mereka dan ladang mereka.” Walaupun bangsa Israel mencoba menyenangkan hati TUHAN dengan membawa persembahan korban, TUHAN tidak berkenan dan tetap menghukum karena TUHAN tahu pertobatan mereka yang semu. Bahkan anak-anak muda bangsa Israelpun telah ikut disesatkan. Dalam kehidupan di masyarakat Indonesia yang religius, penampilan luar, baik berupa pakaian, atribut, simbol-simbol, serta ritual agama, adalah sangat penting dan sering kali ditonjolkan karena semuanya itu dapat dilihat orang. Kondisi hati yang sebenarnya akhirnya dinomor duakan atau bahkan diabaikan. Teguran Allah kepada bangsa Israel menunjukkan bahwa Allah membenci sikap hidup yang munafik itu. Ritual pertobatan dan penampilan luar saja tidaklah cukup. Oleh sebab itu, wahai orang Kristen di Indonesia, marilah kita selalu memeriksa hati, pikiran, perasaan, gaya hidup, dan perilaku kita sehari-hari supaya tidak ada kemunafikan hidup beragama dan sikap sok suci. Marilah kita hidup mawas diri senantiasa! Ayo..! BHS
Mengumandangkan suara kenabian
Apa peringatan nabi Hosea bagi orang Israel dan Yehuda di Hosea 5:8-10? Ini dia! “Tiuplah sangkakala di Gibea, dan nafiri di Rama. Berteriaklah di Bet-Awen, gemetarlah, hai Benyamin! Efraim akan menjadi tandus, pada hari penghukuman;... Para pemuka Yehuda adalah seperti orang-orang yang menggeser batas; ke atas mereka akan Kucurahkan gemas-Ku seperti air.” Peringatan Hosea adalah seperti sangkakala tanduk domba, nafiri, serta teriakan tanda bahaya. Tanda bahaya yang berbunyi di daerah perbatasan Israel dan Yehuda yaitu di Gibea, Rama, dan Bet-Awen itu menunjukkan bahwa hukuman TUHAN atas kejahatan orang Israel dan Yehuda telah dekat. Dosa pastilah mendatangkan hukuman TUHAN. Firman Tuhan yang disampaikan melalui berbagai sarana adalah seperti sangkakala atau nafiri yang memperingatkan orang akan kehendak Tuhan. Inilah fungsi suara kenabian umat Tuhan di Indonesia. Tidaklah benar bila Firman Tuhan hanya dipakai untuk menina-bobokkan orang percaya dalam suatu formalitas ritual kristiani. Suara kenabian yang berdasar Firman Tuhan itu seharusnya membawa kebenaran Allah bagi gereja Tuhan serta bagi masyarakat luas, sepahit apapun pesan Tuhan itu. Kesetiaan dalam menyampaikan suara kenabian itu haruslah diikuti dengan respons ketaatan dari setiap orang percaya. Hanya melalui kesetiaan seperti inilah, kita berkenan di mata Tuhan. Bukankah demikian? (BHS)
Seperti ngengat dan belatung
Mengapa kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda dihukum TUHAN? Hosea 5:11-12 mengungkapkannya: “Efraim tertindas, diremukkan oleh hukuman, sebab ia berkeras untuk berjalan mengikuti kesia-siaan. Sebab itu Aku ini akan seperti ngengat bagi Efraim dan seperti belatung bagi kaum Yehuda.” Berkeras mengikuti dan menyembah yqng bukan Allah tidaklah hanya sia-sia belaka tetapi terlebih lagi, ini pasti mendatangkan murka Allah. Murka Allah yang menghancurkan itu digambarkan seperti ngengat bagi pakaian dan belatung bagi daging. Gambaran kehancuran yang pelan tapi pasti ini akan berujung pada dibuangnya mereka karena mereka tidak berguna lagi. Umat yang tidak setia memang selayaknya dibuang. Di Perjanjian Lama, Allah memilih bangsa Israel untuk menjadi saksi dan saluran berkat-Nya bagi bangsa-bangsa lain. Tetapi, di Perjanjian Baru, melalui pengorbanan Yesus Kristus, Allah telah memilih gereja-Nya untuk panggilan yang sama. Yang menjadi pertanyaan adalah, kalau dulu bangsa Israel tidak setia pada perjanjian Allah, setiakah gereja Tuhan di Indonesia sekarang ini untuk memenuhi panggilan-Nya? Apakah umat percaya hanya menyembah Allah di dalam Yesus Kristus saja? Tidakkah ada saja orang Kristen yang menjadikan uang, jabatan, gengsi, ambisi, dan ilah lainnya sebagai sembahan mereka? Marilah kita mawas diri dan bertobat karena bila tidak, jangan-jangan murka Tuhan akan melanda kita juga. (BHS)
Bergantung hanya kepada Tuhan saja
Apa hal jahat yang dilakukan Israel dan Yehuda di Hosea 5:13-14? Ini dia: “Ketika Efraim melihat penyakitnya, dan Yehuda melihat bisulnya, maka pergilah Efraim ke Asyur dan mengutus orang kepada Raja Agung. Tetapi iapun tidak dapat menyembuhkan kamu dan tidak dapat melenyapkan bisul itu dari padamu. Sebab Aku ini seperti singa bagi Efraim, dan seperti singa muda bagi kaum Yehuda. Aku, Aku ini akan menerkam, lalu pergi, Aku akan membawa lari dan tidak ada yang melepaskan.” Raja Israel, Hosea di 2 Raja 17:3, dan Raja Yehuda, Ahas di 2 Raja 16:7, telah berharap kepada raja Asyur untuk memberi kelepasan, tetapi itu semua sia-sia. Bergantung kepada yang bukan TUHAN pasti mendatangkan murka TUHAN. Apakah ada sandaran lain selain Tuhan bagi orang percaya di Indonesia di masa sekarang ini? Tentu saja ada. Ada saja orang yang bersandar pada kekayaan, pada pejabat, pada preman, pada senjata, pada kecantikan, pada ketampanan, pada kemampuan berbicara, dan pada banyak sandaran lainnya. Tuhan tidak lagi menjadi sandaran utama dalam kehidupan. Ini pastilah tidak berkenan di mata Tuhan. Oleh sebab itu, wahai umat Tuhan di Indonesia, marilah kita memperbaharui komitmen kita kepada Tuhan setiap hari dan belajar setia kepada-Nya. Di dalam kesetiaan kepada Tuhan, kita memperoleh hikmat dan kekuatan untuk menghadapi segala permasalahan hidup. (BHS)
Kerinduan untuk pertobatan
Apa kerinduan TUHAN bagi orang Israel dan Yehuda di Hosea 5:15-6:1? Ini kerinduan-Nya: “Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku: "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.” Walaupun TUHAN murka atas dosa bangsa Israel, tetapi TUHAN rindu supaya umat-Nya datang kembali kepada-Nya dalam pertobatan yang sungguh-sungguh. Hanya melalui jalan pertobatan sajalah, anugerah pengampunan dari TUHAN akan dicurahkan. Tanpa pertobatan, pasti tidak ada pengampunan. Kerinduan Allah untuk manusia berdosa datang kepada-Nya dalam pertobatan tidaklah berubah dari dulu sampai sekarang. Karena kasih-Nya yang begitu besar kepada dunia ini, maka Allah telah mengutus Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Hanya saja, tanpa pertobatan dan iman percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus, maka tidak ada pengampunan dosa. Inilah keyakinan dasar orang percaya di Indonesia dalam membangun relasi dengan Allah. Di dalam landasan pertobatan inilah, umat Tuhan dipanggil-Nya untuk berbuat baik kepada semua orang sebagai bentuk ungkapan syukur orang percaya kepada Allah. Inilah iman yang terwujud dalam tindakan sehari-hari dan bukan iman yang sekedar teori saja. (BHS)
Berusaha mengenal Tuhan dengan benar
Ungkapan pertobatan seperti apa yang TUHAN rindukan dari umat pilihan-Nya? Mari lihat Hosea 6:1-3! “Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, ... Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." TUHAN rindu supaya umat-Nya bertobat dari jalan sesat dan bersungguh-sungguh berusaha mengenal TUHAN. Melaluinya, TUHAN menjanjikan penyertaan, sukacita, dan berkat yang berkelimpahan, baik bagi umat-Nya maupun dunia sekitarnya. Di dalam pertobatan dan iman pada Allah di dalam Yesus Kristus, orang percaya dipanggil Tuhan untuk terus berusaha mengenal Dia dan bertumbuh di dalam Dia. Pertumbuhan iman untuk mengenal Tuhan dengan benar tentu harus dilandaskan pada dasar ajaran Firman Tuhan yang benar pula. Atas dasar inilah, gereja Tuhan di Indonesia dipanggil Tuhan untuk berusaha dengan keras untuk mengajarkan dan menerapkan Firman Tuhan dengan setia dan benar. Bila landasan ajaran Firman kokoh, maka umat Tuhan tidak akan mudah terombang-ambing imannya. Dalam persekutuan orang percaya, umat Tuhan di Indonesia dapat menjadi berkat bagi bangsa dan masyarakat sehingga nama Tuhan dimuliakan. (BHS)
Tidak menganggap sepele berkat Tuhan
Bagaimana ungkapan kekesalan hati TUHAN atas ketidak setiaan bangsa Israel di Hosea 6:4? Ini dia: “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.” Embun yang mudah hilang dengan datangnya mentari pagi itu merupakan gambaran akan ketidak-setiaan bangsa Israel terhadap TUHAN. Walaupun TUHAN sudah menyelamatkan, memelihara, serta melimpahi mereka dengan segala macam anugerah dan kelimpahan berkat-Nya, bangsa Israel tetap saja meninggalkan TUHAN. Bangsa Israel telah menganggap sepele segala perbuatan TUHAN yang telah sungguh mengasihi mereka. Bila orang percaya menengok ke masa lalu, perbuatan tangan Tuhan seperti apa yang akan nampak nyata dalam kehidupannya? Apa saja yang Tuhan telah perbuat dalam kehidupan kita? Yang pasti, kita disebut sebagai orang percaya karena kita percaya kepada Tuhan yang telah menebus kita melalui pengorbanan Yesus Kristus. Tuhan juga telah memberikan segala berkat, baik berkat jasmani maupun berkat rohani. Pada waktu kita mengalami kesusahan, Tuhan juga pasti menolong. Yang menjadi masalah adalah sering kali kita menganggap sepele semuanya itu. Wahai orang percaya di Indonesia, jangan anggap sepele kasih dan perbuatan Tuhan dalam hidup kita! Mari kita belajar menghitung berkat Tuhan dalam hidup kita! (BHS)
Tetap setia menyampaikan suara kenabian
Karena segala dosa bangsa Israel, maka TUHAN Allah mengutus para nabi-Nya untuk memperingatkan mereka. Seberapa berkuasanyakah perkataan para nabi tersebut? Ini gambarannya di Hosea 6:5, “Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang.” Perkataan TUHAN atau nubuat yang disampaikan oleh para nabi itu digambarkan telah meremukkan dan membunuh bangsa Israel karena perkataan TUHAN itu berkuasa. Sekalipun para nabi itu dihina dan dianiaya, perkataan TUHAN yang disampaikan mereka tetap berkuasa sehingga bangsa Israel tetap dihukum TUHAN atas perbuatannya. Tidak hanya di zaman dulu saja, di zaman sekarangpun, mereka yang menyampaikan suara kenabian yang merupakan suara kebenaran Allah bagi gereja dan bangsa, sering mengalami tentangan dan cemooh. Ini tidaklah mengherankan karena kehadiran kebenaran di tengah-tengah arus dunia yang serong, bengkok, dan gelap, tentu dianggap aneh, menjengkelkan, dan dianggap kuno. Meskipun demikian, orang percaya di Indonesia haruslah tetap tegar dan berani untuk tetap menyuarakan kebenaran Tuhan karena itulah panggilan Tuhan bagi setiap orang percaya. Oleh sebab itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, mari bina umat Tuhan untuk tetap setia dalam menyampaikan suara kenabian melalui kata dan perbuatan! (BHS)
Tidak hanya sekedar melakukan ritual semata
Bangsa Israel mencoba tetap melakukan ritual keagamaan berupa korban sembelihan dan korban bakaran. Tetapi, apa sebenarnya yang TUHAN sukai dari bangsa Israel? Hosea 6:6 mengungkapkan itu. “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Ritual keagamaan yang dilakukan bangsa Israel tidak berkenan di mata TUHAN karena ritual tersebut tidak didasari oleh hati yang taat dan setia kepada TUHAN. Ritual keagamaan, yang dilandasi oleh hati yang mau taat serta upaya mengenal Allah dengan benar, tentu merupakan hal yang benar di mata Allah. Tanpa ketaatan hati, ritual adalah upaya yang sia-sia belaka. Di dalam kehidupan umat Tuhan di Indonesia, ritual Kristiani seperti pergi beribadah di hari Minggu, memberi kolekte, berdoa sebelum makan, merayakan Natal dan Paskah, dan berbagai kebiasaan lainnya, merupakan ritual yang sudah menjadi tradisi. Bisa saja terjadi bahwa orang Kristen sudah cukup merasa puas dengan melakukan tradisi Kristen tersebut. Benarkah sikap seperti itu? Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa melakukan tradisi Kristen semata tidaklah berkenan di mata Tuhan bila itu semua tidak disertai dengan hati yang mau sungguh-sungguh mengenal Allah. Oleh sebab itu, marilah kita mawas diri dan berusaha saling mendorong untuk makin mengenal Tuhan dengan benar! Ayo kita upayakan bersama! (BHS)
Bersama menjaga gereja Tuhan
Kejahatan seperti apakah yang telah dilakukan bangsa Israel? Mari lihat Hosea 6:7-9! “Tetapi mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku. Gilead adalah kota para penjahat, penuh dengan jejak darah. Seperti gerombolan menghadang demikianlah persekutuan para imam; mereka membunuh di jalan ke Sikhem, sungguh, mereka melakukan perbuatan mesum.” Bangsa Israel telah melanggar perjanjian dengan TUHAN karena mereka telah berlaku tidak setia dan jahat. Kota Ramot Gilead di timur Yordan dan Sikhem di barat Yordan yang adalah kota orang Lewi dan kota perlindungan, justru menjadi kota pusat kejahatan. Para imam malahan justru bertindak jahat. Apa yang terjadi pada kaum rohaniawan umat Tuhan di masa lalu yaitu orang Lewi dan para imam, menandakan betapa bobroknya kerohanian bangsa Israel pada masa itu. Seperti di masa lalu, demikian juga di masa sekarang ini di Indonesia. Kalau kaum rohaniawan menyeleweng, bagaimana mungkin gereja Tuhan bisa bertumbuh benar? Oleh sebab itu, rohaniawan Kristen di Indonesia harus mawas diri dan disiplin gereja harus ditegakkan supaya bila seandainya ada rohaniawan yang bertindak jahat dan menyesatkan umat, ada disiplin gereja yang diterapkan secara bijak. Mari kita ikut bersama-sama menjaga gereja Tuhan dari rohaniawan yang tidak benar! Mari kita lalukan itu dalam takut akan Tuhan! (BHS)
Makmur dan bersyukur
Bagaimana gambaran TUHAN akan kebobrokan bangsa Israel di Hosea 6:10-7:1? Ini dia: “Di antara kaum Israel telah Kulihat hal-hal yang mengerikan; di sana ada Efraim bersundal dan Israel telah menajiskan diri... Apabila Aku memulihkan keadaan umat-Ku, apabila Aku menyembuhkan Israel, maka tersingkaplah kesalahan Efraim dan kejahatan-kejahatan Samaria: sebab mereka melakukan penipuan: pencuri mendobrak masuk, gerombolan merampas di luar.” Pada zaman raja Yerobeam bin Yoas di 1 Raja 14:25, kerajaan Israel memang disembuhkan TUHAN sehingga ada kemakmuran. Tetapi kemakmuran tidak membuat mereka bersyukur dan menyembah TUHAN. Mereka tetap berbuat jahat dan menyembah berhala. Seperti kemakmuran yang dianugerahkan Tuhan pada zaman raja Yerobeam bin Yoas, Tuhan bisa saja memberi anugerah kemakmuran pada orang percaya. Meskipun demikian, ada saja orang yang kemudian justru meninggalkan Tuhan dan malahan berbuat jahat. Tuhan, Sang pemberi anugerah itu, justru disepelekan, ditinggalkan, dan dilupakan. Anugerah kemakmuran telah membuatnya lupa daratan. Oleh sebab itu, wahai orang percaya di Indonesia yang telah diberi anugerah kemakmuran, ingatlah selalu akan Tuhan Sang pemberi anugerah! Kemakmuran itu bukanlah sekedar hasil kerja keras karena kerja keras tidak akan ada hasilnya bila Tuhan tidak berkenan memberikan anugerah-Nya. Ayo belajar bersyukur! (BHS)
Tidak tinggal dalam jerat dosa
Bangsa Israel menganggap enteng segala tindakan jahat mereka dan berpikir bahwa TUHAN tidak tahu. Apa yang dikatakan TUHAN di Hosea 7:2 tentang sikap bangsa Israel ini? Inilah yang dikatakan TUHAN: “Dan tidak terpikir mereka bahwa Aku mengingat segala kejahatan mereka. Sekarangpun perbuatan-perbuatan mereka mengepung mereka, semuanya ada di hadapan wajah-Ku.” Adalah salah besar kalau bangsa Israel menganggap sepi TUHAN. Allah yang Maha Kuasa melihat dan mengingat segala kejahatan mereka karena tidak ada satupun kejahatan yang dapat terluput dari mata TUHAN. Allah yang Maha Tahu mengetahui tidak hanya perbuatan jahat mereka tetapi juga tahu segala isi hati mereka yang berdosa. Di hadapan Allah yang Maha Kuasa dan Maha Tahu, manusia tidak dapat berkilah dan menyangkali segala perbuatan jahatnya. Mata Tuhan memang melihat segala yang kita perbuat. Di dalam hakekat manusia yang telah jatuh dalam dosa, pastilah kecenderungannya akan berbuat jahat. Manusia tidak mampu keluar dari jerat dosa ini. Oleh sebab itulah, Allah Bapa mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati bagi manusia sehingga setiap orang yang mau percaya pada penebusan Kristus ini mendapat anugerah besar untuk bisa keluar dari jerat dosa. Inilah batu karang yang teguh untuk berdirinya gereja Tuhan di Indonesia dan di seluruh dunia. Marilah kita perteguh dasar iman percaya kita ini! (BHS)
Meluruskan kembali hati yang bengkok
Apa gambaran TUHAN di Hosea 7:3-4 tentang kejahatan bangsa Israel? Ini dia: “Mereka menyukakan raja dengan kejahatan mereka, dan para pemuka dengan kebohongan mereka. Sekaliannya mereka orang-orang berzinah, bagaikan dapur perapian yang menyala terus, ketika tukang bakar roti berhenti membesarkan apinya, sementara ia meremas adonan sampai menjadi muai oleh ragi.” Semua komponen bangsa Israel, dari rakyat jelata sampai para pimpinan bangsa, semuanya hidup dalam dosa. Hawa nafsu kejahatan, kebohongan, dan perzinahan yaitu penyembahan berhala tetaplah dilakukan oleh bangsa Israel tanpa kenal lelah bak dapur perapian yang menyala terus menerus. Gambaran kebobrokan moral dari seluruh komponen bangsa Israel ini, baik rakyat jelata, pemuka agama, serta raja, terjadi karena mereka tidak lagi setia kepada TUHAN Allah. Kondisi hati yang tidak benar di hadapan Allah dari umat-Nya itu pasti akan berbuahkan perbuatan dosa. Kondisi hati seperti yang terjadi di masa lalu itu, pasti bisa terjadi di umat Tuhan di Indonesia sekarang ini pula. Bila melihat adanya berbagai kabar tentang adanya konflik, perselingkuhan, perebutan kekuasaan, penyelewengan keuangan, sikap sok kuasa, dan berbagai tindakan imoral lainnya di kalangan gereja, bukankah ini merupakan cerminan dari kondisi hati yang tidak benar di hadapan Allah? Marilah kita mawas diri dan bertobat! (BHS)
Tidak melecehkan mandat Tuhan
Apa gambaran TUHAN tentang kondisi batin dan tingkah laku raja dan pemuka bangsa Israel di Hosea 7:5-6? Ini gambarannya: “Pada pesta raja kita mereka membuat sakit para pemuka dengan anggur yang menghangatkan; ia bersekutu dengan para pencemooh. Batin mereka seperti dapur perapian; hati mereka menyala-nyala; semalam-malaman murka mereka surut, pada waktu pagi menyala kembali seperti api yang menjilat.” Raja dan pemuka bangsa Israel telah mengikuti nafsu kedagingan mereka dengan kemabukan dan amarah yang tidak terkendali bak api di dapur perapian yang tak hentinya menyala. Mereka yang dipercayai TUHAN untuk mengelola umat-Nya telah melecehkan tanggung jawab mereka. Para pemuka dan raja di kerajaan Israel Utara telah diberi mandat Allah untuk mengelola bangsa Israel dalam takut akan Allah tetapi mereka justru hanya mengikuti hawa nafsu dan kemauan mereka sendiri saja. Seperti halnya di Perjanjian Lama, di Perjanjian Baru-pun, Allah telah memberikan mandat di Roma 13 kepada pemerintah untuk mendorong kebaikan dan menghukum kejahatan. Oleh sebab itu, setiap orang percaya di Indonesia dipanggil Tuhan untuk ikut serta dalam upaya pemerintah Indonesia untuk mendorong makin berkembangnya upaya-upaya yang baik demi kepentingan bersama, serta mendukung segala upaya penegakkan hukum untuk mengatasi kejahatan dengan berdasarkan kebenaran dan keadilan. Ayolah! (BHS)
Belajar hidup dalam takut akan Tuhan
Bagaimana gambaran TUHAN tentang kejahatan bangsa Israel Utara? Ini gambaran di Hosea 7:7, “Mereka semua sudah panas seperti dapur perapian, dan memakan habis para hakim mereka. Semua raja mereka sudah tewas, tidak ada seorang di antara mereka yang berseru kepada-Ku.” Di kitab 1 dan 2 Raja-raja, diceritakan kisah berbagai raja di Israel Utara yang semuanya tidak ada yang takut TUHAN. Kudeta berdarah, intrik, dan perebutan kekuasaan mewarnai sejarah kelam kerajaan Israel. Para raja dan bangsa yang tidak takut TUHAN ini memang seperti perapian yang panas oleh kebobrokan moral karena mereka meninggalkan TUHAN dan tidak mau mencari pertolongan TUHAN dalam segala kesulitan mereka. Kehidupan yang tidak takut Tuhan memang akan membawa konsekuensi pada hidup yang diwarnai oleh pikiran dan tindakan dosa. Hakekat dosa pada diri manusia pasti akan merusak hati dan pikiran sehingga segala tindakan kejahatan, kemunafikan, dan berbagai hawa nafsu keji akan merasuk dan merusak kehidupan. Oleh sebab itu, wahai orang percaya di Indonesia, tidak ada jalan lain! Mari kita belajar hidup dalam takut akan Tuhan yang tentu harus diawali dengan pertobatan dalam Yesus Kristus! Mari kita juga selalu ingat untuk berseru-seru kepada Tuhan dan mencari pertolongan-Nya di setiap langkah kehidupan kita! Dalam kehidupan yang takut Tuhan inilah, kita membawa berkat bagi semua. (BHS)
Menjadi layak di hadapan Tuhan
Gambaran apa yang dipakai TUHAN untuk melukiskan kebobrokan moral bangsa Israel akibat penyembahan berhala? Hosea 7:8-9 menjelaskannya. “Efraim mencampurkan dirinya di antara bangsa-bangsa, Efraim telah menjadi roti bundar yang tidak dibalik. Orang-orang luar memakan habis kekuatannya, tetapi ia sendiri tidak mengetahuinya; juga ia sudah banyak beruban, tetapi ia sendiri tidak mengetahuinya.” Bangsa Israel diibaratkan sebagai roti yang gosong sebelah dan mentah sebelah sehingga tidak layak dimakan lagi dan layak dibuang. Dosa bangsa Israel begitu besar di hadapan TUHAN tetapi mereka tidak mau bertobat dan tidak peduli TUHAN lagi. Kejatuhan Israel sangat parah. Bagaimanakah kita, sebagai umat percaya di Indonesia, di mata Tuhan? Apakah kita juga ibarat roti yang tidak layak makan dan patut dibuang Tuhan? Apakah kita layak di hadapan-Nya? Karena dosa, tidak ada manusia yang layak lagi di hadapan-Nya. Oleh sebab itulah, Allah mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati bagi manusia sebagai jalan penebusan dosa. Hanya melalui iman percaya pada penebusan Yesus Kristuslah, kita bisa layak di hadapan-Nya. Tanpa penebusan, tidak ada pengampunan. Tanpa pengampunan, tidak ada perkenanan Tuhan. Oleh sebab itu, wahai umat percaya di Indonesia, yakinilah imanmu dan tetaplah setia di dalam Tuhan! Tetaplah tegar untuk menjadi saksi Kristus yang setia! (BHS)
Selalu mencari pertolongan Tuhan
Apa yang dilakukan oleh umat Israel akibat kecongkakan hati mereka? Mari lihat Hosea 7:10-11! “Kecongkakan Israel menjadi saksi terhadap dirinya, namun mereka tidak berbalik kepada TUHAN, Allah mereka, dan tidak mencari Dia kendati semuanya ini. Efraim telah menjadi merpati tolol, tidak berakal, dengan memanggil kepada Mesir, dengan pergi kepada Asyur.” Dalam kecongkakan hati, bangsa Israel tidak mau bertobat dan tidak mencari pertolongan TUHAN. Dalam menghadapi permasalahan besar, mereka malah mencari pertolongan dari kekuatan senjata Mesir dan Asyur. Dalam ketololan, bangsa Israel tidak mau lagi mengandalkan TUHAN dalam kehidupan mereka. Gambaran merpati tolol bagi bangsa Israel dulu bisa saja menjadi gambaran umat percaya di Indonesia masa kini bila umat percaya berhati congkak dan mencari pertolongan dari yang bukan Tuhan. Bila kita sadar dan percaya bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi, mengapa kita tidak mengandalkan Dia dan selalu mencari pertolongan-Nya? Bukankah itu suatu ketololan kalau kita justru mengandalkan kekuatan kita, hikmat kita, ataupun harta kita dalam menghadapi permasalahan? Marilah kita bersikap bijak dengan selalu rendah hati dan mencari pertolongan Tuhan dalam segala situasi dan kondisi! Dengan kekuatan dari Tuhan, kita pasti mampu menghadapi segala tantangan. (BHS)
Menjadi umat yang tetap setia
Apa yang akan dilakukan Allah kepada bangsa Israel di Hosea 7:12-13 karena mereka tidak mencari pertolongan Tuhan dan malah mencari pertolongan Mesir dan Asyur? Ini dia: “Apabila mereka pergi, Aku akan membentangkan jaring-Ku ke atas mereka; Aku akan menurunkan mereka seperti burung-burung di udara, Aku akan menghajar mereka karena kejahatan-kejahatan mereka. Celakalah mereka, sebab mereka melarikan diri dari pada-Ku! Binasalah mereka, sebab mereka memberontak terhadap Aku! Aku ini mau menebus mereka, tetapi mereka berdusta terhadap Aku.” Bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah telah meninggalkan TUHAN Allahnya dan tidak lagi mencari pertolongan TUHAN. Mereka telah ingkar janji. Perbuatan bangsa Israel memang memalukan dan mendatangkan murka Allah karena, walaupun mereka telah ditebus, mereka telah mengingkari perjanjian dengan Allah untuk tetap setia dan taat kepada-Nya saja. Mereka telah memberontak terhadap Allah. Seperti halnya Allah memilih umat Israel di masa lalu, Tuhan Allah juga telah memilih gereja-Nya di Indonesia untuk menjadi saksi Kristus. Apakah kesaksian gereja memalukan atau membanggakan? Apakah Allah akan murka atau bergembira bila Allah menilik gereja-Nya? Apakah umat Tuhan selalu mencari pertolongan Tuhan atau justru berselingkuh dengan yang bukan Tuhan, bahkan meninggalkan Tuhan? Marilah kita menilik diri kita dan bertobat cepat! (BHS)
Menghindari sikap sok rohani
Apa bentuk ketidak-tulusan bangsa Israel serta kejahatan hati mereka yang terungkap di Hosea 7:14-15? Ini dia: “Seruan mereka kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, tetapi mereka meratap di pembaringan mereka. Mereka menoreh-noreh diri karena gandum dan anggur, dan mereka berontak terhadap Aku. Sekalipun Aku telah melatih dan menguatkan lengan-lengan mereka, namun mereka merancang kejahatan terhadap Aku.” Bangsa Israel berdoa dan mengaku beribadah kepada TUHAN, tetapi hati mereka penuh kepura-puraan dan kemunafikan. Walaupun TUHAN sudah mengaruniakan banyak hal kepada mereka, bangsa Israel tetap tidak tahu bersyukur dan malahan memberontak terhadap TUHAN. Sikap sok rohani dari umat Israel yang seolah-olah mencari TUHAN adalah sikap yang palsu karena hati mereka sebenarnya tidaklah takut akan TUHAN. Sikap sok rohani seperti itu sebenarnya hanyalah kamuflase dari hati yang memberontak terhadap Allah. Bila kita melihat kondisi umat Kristen masa kini di Indonesia, apakah sikap sok rohani di masa lalu itu masih ada? Kalau umat Tuhan hanya mementingkan penampilan luar, status sosial, jabatan, dan kekayaan semata, padahal ingin tetap kelihatan rohani, maka umat Tuhan telah terjerumus pada sikap sok rohani. Ini adalah sikap yang harus dihindari. Oleh sebab itu, mari umat Tuhan di Indonesia, kita mawas diri dan makin berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Tuhan! (BHS)
Tetap setia dan tidak berbalik ke yang lain
Bagaimana respon bangsa Israel terhadap panggilan pertobatan dari Allah? Ini ungkapan nabi Hosea di Hosea 7:16. “Mereka berbalik kepada Baal, mereka adalah seperti busur tipu; pemuka-pemuka mereka akan tewas oleh pedang karena ucapan mereka yang kasar. Inilah yang akan menjadi olok-olok kepada mereka di tanah Mesir.” Atas teguran TUHAN, bukannya Israel bertobat dan kembali kepada TUHAN Allah, tetapi mereka justru menyembah yang bukan TUHAN. Tindakan mereka ini seperti anak panah dari busur cacat yang melenceng menjauhi sasaran. Mereka bukannya mau mendengar nasihat para nabi, mereka justru berlaku kasar. Oleh sebab itulah, bangsa Israel pasti dihukum TUHAN dan menjadi olok-olok bangsa-bangsa. Karena kasih-Nya, Allah senantiasa memperhatikan umat-Nya melalui bimbingan Firman-Nya. Dengan mendengar dan menaati Firman-Nya, serta tetap hidup di dalam Tuhan, orang percaya pasti akan memiliki kehidupan yang berbahagia. Hanya saja, ada saja orang yang telah mengaku percaya tetapi karena berbagai sebab, malah kemudian meninggalkan Tuhan dan menyembah yang bukan Tuhan. Teguran Tuhan dianggap sepi, bahkan dilecehkan. Oleh sebab itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita memperkuat pembinaan dan penggembalaan di gereja supaya lebih banyak lagi orang percaya yang mempunyai dasar iman yang kokoh di dalam Tuhan, sehingga umat percaya tetap setia dan tidak meninggakan Tuhan Allahnya. (BHS)
Tetap setia pada perjanjian
Mengapa TUHAN memperkenankan kerajaan Asyur untuk menyerbu dan menghancurkan kerajaan Israel Utara? Hosea 8:1-3 menjelaskannya. “Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku. Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!" Israel telah menolak yang baik biarlah musuh mengejar dia!” Israel dihukum TUHAN karena mereka tidak setia pada perjanjian dengan TUHAN untuk mengikut Dia dengan setia. Seruan pertobatan semu dari Israel yang mengaku mengenal TUHAN tidaklah dihiraukan TUHAN karena TUHAN tahu kesesatan hati mereka. Israel tetap akan dihukum TUHAN. Seperti perjanjian bangsa Israel dengan TUHAN di masa Perjanjian Lama, Allah telah membuat perjanjian baru dengan gereja-Nya melalui darah penebusan Yesus Kristus. Gereja Tuhan dipanggil-Nya untuk hidup kudus dan membawa kesaksian Kristus ke segala penjuru dunia. Hanya sayangnya, gereja yang seharusnya merupakan kumpulan orang-orang percaya Kristus itu, sering tidak setia pada panggilan Tuhan. Ini mungkin disebabkan karena banyak orang yang menjadi Kristen karena tradisi saja sehingga tidak serius dengan imannya, atau bisa juga karena gereja sibuk dengan dirinya sendiri dan lupa akan tugas panggilan-Nya. Apapun penyebabnya, marilah kita sungguh-sungguh bertobat! (BHS)
Bergantung hanya kepada Tuhan
Apa yang telah dilakukan oleh kerajaan Israel Utara yang menyebabkan murka TUHAN? Mari lihat Hosea 8:4! “Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.” Di dalam keangkuhan hati, bangsa Israel telah mengangkat raja sesuai dengan kemauan mereka sendiri dan membuat serta menyembah ilah buatan sendiri. Allah yang kekal dan Maha Tinggi digantikan dengan berhala yang mati. Bangsa Israel memang layak untuk dimurkai TUHAN. Walaupun mereka tahu apa yang baik, mereka tetap memilih untuk melakukan yang jahat. Keangkuhan hati dan keyakinan pada diri sendiri yang salah bisa menyebabkan orang Kristen untuk mengabaikan Tuhan dan bertumpu semata-mata pada kekuatan diri sendiri saja. Segala prestasi, kekayaan, jabatan, dan segala kemampuan diri bukanlah lagi dilihat sebagai anugerah dari Tuhan tetapi sebagai hasil dari keringat sendiri saja. Tuhan yang kekal dilupakan dan digantikan dengan yang lain. Mungkin saja mereka masih mengaku Kristen dan melakukan tradisi Kristen tetapi sebenarnya hati mereka tidak mau lagi menaati Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita kembali mengevaluasi kehidupan kita dengan mawas diri dan bertobat! Hanya melalui pertobatan sajalah, Tuhan akan beri pengampunan-Nya. Ayo bertobat!(BHS)
Hanya menyembah Tuhan saja
Anak lembu emas yang didirikan oleh raja Yerobeam di 1 Raja-raja 12 telah menimbulkan murka TUHAN, seperti yang dinyatakan di Hosea 8:5-7, “Aku menolak anak lembumu, hai Samaria; murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama tidak dapat disucikan, orang-orang Israel itu? Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu Samaria itu! Sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung;...” Karena motivasi politik, raja Israel, Yerobeam, telah menyesatkan orang Israel untuk menyembah benda mati dan tidak pergi ke Bait Allah di Yerusalem. Allah yang hidup digantikan oleh patung lembu buatan manusia. Sudah selayaknyalah Israel dimurkai TUHAN. Orang Israel Utara telah melanggar perjanjian dengan menyembah yang bukan TUHAN. Kecenderungan hati yang tidak mau taat kepada Allah ini adalah hal yang tidak berkenan di mata Allah dan pastilah dimurkai Allah. Sayang sekali! Apa yang terjadi di masa lalu itu masih terjadi juga di masa sekarang ini. Umat Kristen Indonesia yang telah ditebus Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus sering kali tidak peduli Tuhan lagi, dan bahkan mengikuti yang bukan Tuhan. Sikap rindu Tuhan bisa saja tergantikan dengan sikap cinta uang, nafsu kejar kedudukan, dan ambisi untuk meninggikan gengsi dengan menghalalkan segala cara. Akibatnya, kejahatan merajalela dan Tuhan pasti murka. Mari hindari semua itu dan tetap berlaku setia! (BHS)
Tidak bersikap bodoh
Tindakan apa dari bangsa Israel Utara yang menyebabkan mereka dihukum TUHAN? Ini perkataqn TUHAN di Hosea 8:8-10, “Israel sudah ditelan; sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai orang. Sebab mereka telah pergi ke Asyur, bagaikan keledai hutan yang memencilkan diri; Efraim telah membagi-bagi hadiah cinta. Sekalipun mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, sekarang ini Aku akan mengumpulkan mereka, dan sebentar lagi mereka akan berhenti mengurapi raja dan para pemuka.” Bangsa Israel telah meminta pertolongan Asyur yang justru nanti akan menghancurkan mereka. Israel telah bertindak bodoh dengan tidak mengandalkan TUHAN. Sikap bodoh Israel yang tidak mau mengandalkan TUHAN dan malahan mencari pertolongan manusia merupakan sikap yang harus dihindari oleh jemaat Tuhan di Indonesia. Baik di dalam lingkungan gereja maupun di masyarakat umum, orang percaya bisa saja lebih mempercayai kekuatan senjata, koneksi pejabat, uang suap, serta backing pemilik modal, dibandingkan dengan keyakinan pada kekuatan Tuhan. Keyakinan iman akhirnya hanya berada di lingkup pribadi semata dan tidak teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Garam itu terbukti tawar dan tidak mampu mencegah kebusukan. Akhirnya, gereja malah ikut menjadi busuk bersama dengan membusuknya masyarakat. Marilah kita hindari hal seperti ini! (BHS)
Tetap setia menyembah Tuhan
Apa penyelewengan dari bangsa Israel Utara yang dimurkai TUHAN? Ini sabda TUHAN di Hosea 8:11-12, “Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa. Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.” Bangsa Israel telah menjauh dari TUHAN dan membangun banyak mezbah penyembahan berhala. Walaupun mereka masih mengaku sebagai umat pilihan TUHAN, mereka sebenarnya tidak beribadah kepada TUHAN lagi. Pengajaran Firman dari TUHAN tidaklah lagi didengar dan diperhatikan. TUHAN dan perjanjian-Nya diabaikan. Bangsa Israel memang telah tersesat jauh. Seperti halnya di masa lalu, umat Tuhan di masa kini bisa saja terjerumus menyembah ilah lain dan tidak peduli Firman Tuhan, yang mungkin masih mengaku sebagai orang Kristen, tetapi sebenarnya dia bukanlah pengikut Kristus. Bisa saja yang dia sembah itu ambisi diri, harta, ataupun yang lain. Firman Tuhan tidaklah lagi menjadi pedoman hidupnya. Ini haruslah dihindari. Oleh sebab itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita membina umat Tuhan untuk percaya pada Yesus Kristus, serta tetap bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan melalui pengajaran yang setia pada Alkitab, yang diajarkan dengan jelas dan menarik, serta memiliki aplikasi yang relevan dengan kehidupan masa kini. Inilah yang harus diusahakan. (BHS)
Bukan sekedar ritual semata
Walaupun bangsa Israel tetap melakukan ritual keagamaan sebagai umat TUHAN, apa tanggapan TUHAN terhadap tindakan mereka itu? Mari perhatikan Hosea 8:13! “Mereka mencintai korban sembelihan; mereka mempersembahkan daging dan memakannya; tetapi TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!” Walaupun ritual keagamaan tetap dilakukan, hati bangsa Israel sebenarnya tidaklah lagi setia kepada TUHAN. Melalukan ritual semata ternyata tidaklah cukup karena ibadah itu terutama adalah ibadah hati dan bukan hanya sekedar ibadah fisik. TUHAN yang Maha Tahu menilik hati yang terdalam dari manusia. Ibadah orang Kristen di Indonesia memang memiliki banyak ritual keagamaan yang terwujud dalam bentuk liturgi, tradisi perayaan hari raya, sakramen, penggunaan simbol-simbol kristiani, serta berbagai ritual yang lainnya. Semuanya ini hanya akan menjadi baik dan berkenan di mata Tuhan bila semuanya itu disertai dengan hati yang taat dan setia kepada Tuhan. Bila segala ritual keagamaan itu hanya dilakukan secara tradisi tanpa hati, maka semuanya itu menjadi tidak berkenan di mata Allah. Wahai umat Tuhan di Indonesia, marilah kita memeriksa hati kita apakah kita melakukan semua ritual kekristenan kita dengan hati yang taat dan setia pada Tuhan! Marilah kita sadar dan bertobat! (BHS)
Jangan lupakan Tuhan
Apa hal yang dimurkai TUHAN dari kerajaan Israel di Utara dan kerajaan Yehuda di Selatan? Ini yang diungkapkan di Hosea 8:14. “Israel telah melupakan Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana; Yehuda telah memperbanyak kota-kota yang berkubu; tetapi Aku akan melepas api ke dalam kota-kota mereka, sehingga puri mereka dimakan habis.” Kejahatan utama dari Israel dan Yehuda adalah mereka telah melupakan dan meninggalkan TUHAN Allah mereka. Dalam ketidak pedulian akan TUHAN itu, mereka mendirikan istana dan membangun banyak kota berbenteng dengan sistem pertahanan yang kuat. Mereka telah menyingkirkan TUHAN dalam segala jerih payah mereka. Tak heran TUHAN memurkai mereka. Di dalam kehidupan umat percaya di Indonesia, apakah Tuhan diingat dalam segala kiprah dan kerja kita? Secara statistik, kita memang orang yang beragama Kristen, tetapi apakah ini berarti bahwa segala perilaku kita mencerminkan keimanan kita itu? Jangan-jangan tingkah laku kita sama bobroknya dengan orang-orang yang kita anggap jahat di sekitar kita. Seperti orang Israel di jaman dulu, kita bisa saja sibuk dengan segala urusan kita sendiri tanpa peduli Tuhan lagi. Kita sebagai umat percaya tidak boleh sekali-kali melupakan segala anugerah dan kebaikan Tuhan yang telah dilimpahkan kepada kita. Oleh sebab itu, marilah kita datang kembali kepada Tuhan untuk memperbaharui komitmen kita kepada-Nya. Ayolah! (BHS)
Tidak menjadi serupa dengan dunia
Apa teguran keras nabi Hosea kepada bangsa Israel yang bersukacita karena kemakmuran sesaat yang mereka alami? Ini tegurannya di Hosea 9:1, “Janganlah bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak seperti bangsa-bangsa! Sebab engkau telah berzinah dengan meninggalkan Allahmu, engkau telah mencintai upah sundal di segala tempat pengirikan gandum.” Bangsa Israel yang telah lupa TUHAN itu menganggap bahwa kemakmuran yang mereka alami pada saat itu adalah semata-mata karena berkat dari berhala yang mereka sembah. Oleh sebab itulah mereka bersukacita dan bersorak-sorai seperti bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal TUHAN. Umat percaya telah menjadi serupa dengan dunia di sekitarnya. Seperti halnya teguran keras nabi Hosea, Rasul Pauluspun di Roma 12:2 telah memperingatkan jemaat di Roma supaya jangan menjadi serupa dengan dunia ini. Umat percaya harus berubah oleh pembaharuan akal budinya untuk dapat membedakan mana yang menjadi kehendak Allah bagi umat-Nya. Arus kehendak dari lingkungan yang cemar di sekitar kita memang sering begitu memikat orang percaya sehingga ada saja orang yang kemudian larut dan ikut hanyut dalam kehendak dan tindakan cemar. Hal ini kemudian bisa saja terwujud dalam tindakan jahat seperti korupsi, tipu muslihat, kecurangan, kekerasan, fitnah, dengki, dan sikap jahat lainnya. Oleh sebab itu, marilah kita sebagai orang percaya belajar hidup sejalan dengan kehendak Tuhan! (BHS)
Mengingat Tuhan dalam segala hal
Bangsa Israel berharap untuk dapat menikmati segala hasil bumi mereka. Tetapi apa yang terjadi? Ini nubuat nabi Hosea di Hosea 9:2-3, “Tempat pengirikan gandum dan tempat pemerasan anggur tidak akan memberi mereka makan, dan anggur akan mengecewakan mereka. Mereka tidak akan tetap diam di tanah TUHAN, tetapi Efraim harus kembali ke Mesir, dan di Asyur mereka akan memakan makanan najis.” Walaupun bangsa Israel telah berjerih payah dalam mengelola dengan baik tanah mereka, bangsa Israel tidak akan dapat menikmati hasil jerih payah mereka. Ini karena bangsa Israel tidak lagi setia menyembah TUHAN, dan TUHAN membuang mereka ke tanah Asyur. Kemampuan menikmati pemberian TUHAN itu juga anugerah. Jerih payah bangsa Israel menggarap tanah mereka ternyata sia-sia belaka bila Allah tidak berkenan. Tanpa perkenanan-Nya, memang tidak ada yang bisa dinikmati oleh manusia. Tuhan memang bisa memberi anugerah kelimpahan materi tetapi bila manusia tidak diberi kemampuan untuk menikmati semua berkat itu, maka ini adalah kesia-siaan. Ini adalah sebuah tragedi dalam kehidupan manusia. Wahai umat percaya di Indonesia, marilah kita selalu mengingat Tuhan dalam segala kiprah dan jerih payah kita! Marilah kita selalu mengingat bahwa hanya di dalam Tuhanlah, kita dapat menikmati segala sesuatu. Oleh sebab itu, janganlah kita meninggalkan Tuhan kita dalam segala situasi dan kondisi! Mari berpegang terus pada Tuhan! (BHS)
Mawas diri dan senantiasa taat
Bagaimana gambaran nabi Hosea tentang bangsa Israel yang nantinya akan dibuang ke Asyur akibat dosa-dosa mereka? Mari lihat Hosea 9:4, “Mereka tidak akan mempersembahkan korban curahan anggur kepada TUHAN dan korban-korban sembelihan mereka tidak akan menyenangkan hati-Nya. Roti mereka adalah seperti roti perkabungan, semua orang yang memakannya akan menjadi najis, sebab roti mereka adalah untuk dirinya sendiri, tidak boleh dibawa ke dalam rumah TUHAN.” Di pembuangan Asyur, Allah tidak menerima persembahan korban bangsa Israel. Allah telah menolak umat pilihan-Nya karena mereka telah berbuat jahat dengan mengingkari perjanjian Allah dengan menyembah ilah lain dan tidak taat. Di masa Perjanjian Lama, bangsa Israel sebagai umat pilihan telah ditolak TUHAN karena mereka tidak setia. Bagaimana di masa Perjanjian Baru? Melalui iman percaya pada darah penebusan Yesus Kristus, Allah telah memilih gereja-Nya untuk menjadi saksi Kristus yang setia. Hanya saja, apakah gereja-Nya setia dan taat pada Allah senantiasa? Apakah gereja-Nya berkenan di mata Tuhan? Sepanjang sejarah gereja, banyaklah noda-noda kelam yang menyelimuti gereja, baik karena ajaran sesat, rebutan kuasa, kolusi politik, cinta uang, korupsi, maupun karena konflik internal. Semua noda ini jelas tidak berkenan di mata Tuhan. Oleh sebab itu, wahai gereja Tuhan di Indonesia, mari kita mawas diri dan bertobat selagi sempat! (BHS)
Tidak menyia-nyiakan anugerah Tuhan
Bangsa Israel sudah tidak setia kepada TUHAN dan kemudian akan dibuang TUHAN ke tanah Asyur. Makanya, patutlah kalau nabi Hosea mempertanyakan hal ini. Mari lihat Hosea 9:5, “Apakah yang hendak kamu perbuat pada waktu pertemuan raya dan pada waktu hari raya TUHAN?” Tentu saja bila bangsa Israel berada di pembuangan, mereka pasti tidak akan bisa melakukan perayaan keagamaan. Pertanyaan retoris ini merupakan teguran kepada bangsa Israel yang mengaku umat TUHAN tetapi telah menyia-nyiakan status sebagai umat pilihan TUHAN. Mereka bahkan bertindak jahat dengan menyembah ilah lain. Anugerah status sebagai umat pilihan Allah mestinya dijaga dan bukan disia-siakan, bahkan dikhianati. Kalau dulu Allah memilih bangsa Israel untuk menjadi saksi-Nya, pada masa Perjanjian Baru ini, melalui pengorbanan Yesus Kristus, Allah memilih kita sebagai orang percaya untuk menjadi saksi-Nya kepada dunia di sekitar kita. Hanya saja, kalau dulu bangsa Israel ditolak karena tidak setia kepada TUHAN, bagaimana dengan umat-Nya di masa kini? Apakah kita menyia-nyiakan dan menganggap enteng status istimewa kita itu? Marilah umat Tuhan di Indonesia, jangan sia-siakan anugerah keselamatan yang Allah sudah limpahkan kepada kita semua! Marilah kita terus bertumbuh untuk menjadi saksi Kristus yang setia di manapun kita berada! Marilah kita melakukannya dalam kekuatan yang dari Tuhan! Marilah maju terus! (BHS)
Menghindari penghukuman melalui pertobatan
Rupanya ada orang Israel yang setelah mendengar akan nubuat penghukuman TUHAN lalu mereka mencoba mengelak dari pemusnahan Asyur dengan menghindar ke Mesir. Apa yang terjadi dengan mereka? Hosea 9:6 menjelaskannya. “Sebab walaupun mereka mengelakkan diri dari pemusnahan, Mesir akan mengumpulkan mereka, Memfis akan menguburkan mereka. Rumput akan menutupi barang-barang perak mereka yang berharga; onak akan tumbuh dalam kemah-kemah mereka.” Orang Israel tidak akan dapat menghindar dari hukuman TUHAN karena kemanapun mereka coba bersembunyi, TUHAN tahu. Harta, yang mereka pikir dapat menjadi tumpuan masa depan, ternyata tidak berguna juga. Upah dosa adalah maut. Ini adalah sebuah keniscayaan. Karena umat Israel tidak setia pada panggilan-Nya, bahkan menyembah berhala dan bertindak jahat, maka hukuman Allah pasti terjadi. Tanpa pertobatan, tidak ada gunanya bersembunyi dari penghukuman Tuhan karena Dia Maha hadir. Tidak ada gunanya juga mencoba bergantung pada harta untuk jaminan masa depan karena Allah adalah pemilik dari alam semesta. Fakta ini seharusnya mengingatkan umat Tuhan di Indonesia untuk selalu mengarahkan hati, pikiran, dan tindakan hanya kepada Allah Bapa yang telah membuka jalan keselamatan melalui pertobatan dalam darah penebusan Yesus Kristus. Ayo kita arahkan hati kita kepada Tuhan saja! (BHS)
Setia mengumandangkan suara kebenaran
Umat pilihan Allah yaitu Israel telah menentang TUHAN dengan sikap mereka yang jahat. Sikap seperti apa? Mari lihat Hosea 9:7-8! “Sudah datang hari-hari penghukuman, sudah datang hari-hari pembalasan, Israel akan mengalaminya, "Nabi adalah seorang pandir, orang yang penuh roh adalah orang gila!", oleh karena besarnya kesalahanmu dan besarnya permusuhan: Efraim, umat Allahku, sedang mengintai nabi, jerat penangkap burung ada di sepanjang jalannya, permusuhan ada di rumah Allahnya.” Nabi yang menyampaikan nubuat TUHAN justru dilecehkan. Mereka dianggap pandir dan gila karena orang Israel memang telah memberontak. Para nabi TUHAN dimusuhi karena membawa kabar yang tidak menyenangkan hati. Tidak hanya di jaman dulu, di jaman sekarangpun pembawa kebenaran Firman Tuhan sering juga dimusuhi bila berita kebenaran itu menegur dengan keras dan tidak menyenangkan hati. Umat percaya memang sering kali lebih senang mendengarkan pemberitaan Firman yang menina-bobokan dengan khotbah yang menghibur dan entertaining semata, walaupun isinya bisa saja bukan menyampaikan kebenaran Firman. Wahai Gereja Tuhan di Indonesia, marilah kita kumandangkan suara kenabian melalui penyampaian Firman Tuhan yang setia dengan kebenaran-Nya! Mari sampaikan kebenaran Firman dengan cara yang menarik, jelas, kreatif, serta relevan sehingga umat dapat tumbuh sehat. Ayolah! (BHS)
Anugerah Allah melalui Kristus
Bagaimana gambaran nabi Hosea tentang perbuatan jahat bangsa Israel di Hosea 9:9? Ini gambarannya, “Busuk sangat perbuatan mereka seperti pada hari-hari Gibea; Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka.” Di Hakim-hakim 19, sekitar 4 abad sebelum nubuat nabi Hosea, bangsa Israel telah melakukan perbuatan dosa yang sangat tercela di Gibea. Bangsa pilihan Allah ternyata tak henti-hentinya berbuat dosa dan menyakiti hati TUHAN. TUHAN mengingat perbuatan busuk mereka dan pasti menghukumnya. Manusia yang berdosa terbukti tidak dapat membebaskan diri dari kecenderungan berbuat dosa dengan hanya bersandar pada usaha dan kekuatan diri semata. Sejarah Israel di Perjanjian Lama telah menunjukkan bahwa walaupun Israel telah dipilih sebagai bangsa pilihan Allah dan Allah telah membuat perjanjian kekal dengan bangsa ini, ternyata bangsa Israel terbukti tidak setia. Ketidak setiaan Israel ini telah mendatangkan murka dan hukuman Allah. Oleh sebab itulah, di dalam anugerah-Nya yang besar dan agung, Allah dari semula telah mempersiapkan rencana agung penyelamatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Kristuslah solusi Allah bagi permasalahan dosa manusia. Hanya di atas dasar Kristus Yesus sajalah gereja Tuhan di seluruh dunia berdiri. Wahai umat Tuhan di Indonesia, marilah kita perbaharui dan perteguh iman percaya kita pada Kristus juru selamat kita! Ayo! (BHS)
Hanya mencari kemuliaan Tuhan semata
Apa gambaran TUHAN tentang bangsa Israel di Hosea 9:10-11 setelah mereka jatuh dalam penyembahan berhala? “Seperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti buah sulung sebagai hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu. Tetapi mereka itu telah pergi kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa keaiban, sehingga mereka menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai itu. Kemuliaan Efraim terbang seperti burung:...” Nenek moyang bangsa Israel dulu begitu berharga di mata TUHAN, tetapi karena mereka kemudian menyembah berhala, mereka jadi menjijikan dan patut dibuang TUHAN. Kemuliaan Israel sirna karena ketidak-taatan. Umat Allah di sepanjang segala abad telah dipanggil-Nya untuk menjadi saksi-Nya yang setia. Dalam ketaatan mengikuti panggilan Tuhan inilah terletak kemuliaan. Inilah kesuksesan umat percaya di mata Tuhan. Hanya saja, sering kali umat Tuhan justru tidak mencari kemuliaan Tuhan tetapi malahan mencari kemuliaan diri melalui kekayaan, jabatan, popolaritas, dan berbagai upaya lainnya. Bila kita tidak mengutamakan Allah dan bahkan menyembah dan berkomitmen kepada yang bukan Tuhan, maka semua itu adalah kejijikan di mata Tuhan. Kesuksesan seperti itu adalah hal yang sia-sia dan akhirnya percuma saja. Oleh sebab itu, marilah kita perbaharui komitmen kita kepada Tuhan! Marilah kita tetap setia mengikut Tuhan! (BHS)
Senantiasa hidup dalam pertobatan
Apa yang terjadi pada bangsa Israel sewaktu TUHAN menjauh sebagai hukuman atas kejahatan mereka? Mari lihat Hosea 9:12-13! “Sekalipun mereka membesarkan anak-anaknya, Aku akan membuat mereka bulus, sehingga tidak ada manusia lagi. Sungguh, celakalah juga mereka pada waktu Aku menjauh dari pada mereka! Efraim, seperti yang Aku lihat, telah membuat anak-anaknya menjadi binatang perburuan; Efraim terpaksa menyerahkan anak-anaknya kepada si pembunuh.” Karena penyerbuan bangsa Asyur, maka bangsa Israel akan kehilangan anak-anak mereka, baik karena dibunuh maupun karena dibawa ke pembuangan Asyur. Meninggalkan TUHAN telah menjauhkan mereka dari perkenanan dan berkat TUHAN. Hidup dalam perkenanan dan berkat Tuhan adalah hidup yang sungguh berharga dan berkualitas. Hal ini hanya bisa dicapai bila orang percaya mau senantiasa hidup dekat dengan Tuhan dengan menjauhkan segala bentuk hal yang jahat di mata Tuhan. Apakah mungkin untuk kita tidak pernah berbuat dosa? Tentu tidak mungkin! Oleh sebab itulah, di dalam kesetiaan dan keadilan-Nya, Tuhan membuka jalan pertobatan bagi umat-Nya melalui pengakuan dosa dalam Yesus Kristus. Hanya saja, umat-Nya sering mengeraskan hati dan tidak mau bertobat. Marilah umat Tuhan di Indonesia! Janganlah kita mengeraskan hati kita! Marilah kita bertobat dan hidup senantiasa dalam perkenanan dan berkat Tuhan! Ayo kita bertobat selagi belum terlambat! (BHS)
Hidup selalu dalam pertobatan
Karena hukuman TUHAN yang begitu dahsyat kepada bangsa Israel, apa yang menjadi permintaan nabi Hosea untuk bangsa Israel di Hosea 9:14? Ini dia: “Berilah kepada mereka, ya TUHAN apakah yang hendak Kauberi? Berilah kepada mereka kandungan yang mandul dan buah dada yang kering.” Karena kejahatan bangsa Israel yang begitu besar, maka ada penghukuman TUHAN yang besar pula sehingga, dari pada anak-anak orang Israel itu mengalami penderitaan besar, adalah lebih baik kalau ibu mereka mandul dan mereka tidak dilahirkan. Inilah gambaran Hosea tentang betapa besarnya dosa Israel dan juga betapa dahsyatnya hukuman TUHAN. Tanpa pertobatan, di dalam keadilan TUHAN, dosa memang pasti dihukum. Seperti halnya Allah menghakimi umat pilihan-Nya di masa lalu, Allah juga menghakimi gereja-Nya di masa sekarang ini untuk melihat apakah umat-Nya tetap hidup di jalan Tuhan atau tidak. Kalau dulu umat Israel ternyata terbukti tidak setia kepada Allah, bagaimana gereja Tuhan di masa kini? Apakah gereja Tuhan sebagai umat pilihan-Nya tetap setia di jalan Tuhan ataukah gereja Tuhan telah menyimpang jauh dari panggilan Tuhan? Bila masih banyak kecemaran, baik dalam hati, pikiran, dan perbuatan, apapun bentuknya, tentu Tuhan tidak berkenan karena Tuhan ingin umat-Nya hidup kudus dan tak bercela. Mungkinkah? Hanya ada satu jalan. Mari kita hidup senantiasa dalam pertobatan melalui darah penebusan Kristus! (BHS)
Hidup benar dan tak dibenci Allah
Di Yosua 4, Gilgal adalah kota pertama di Tanah Kanaan yang diinjak bangsa Israel setelah mereka menyeberangi sungai Yordan dimana di sana mereka membangun 12 batu peringatan untuk tetap takut akan Allah. Apa jadinya Gilgal di Hosea 9:15? “Segala kejahatan mereka terjadi di Gilgal, sungguh, di sana Aku mulai membenci mereka. Oleh karena jahatnya perbuatan-perbuatan mereka Aku akan menghalau mereka dari rumah-Ku. Aku tidak akan mengasihi mereka lagi, semua pemuka mereka adalah pemberontak.” Seharusnya Gilgal menjadi simbol perjanjian untuk takut akan Allah, tetapi Gilgal telah menjadi pusat penyembahan berhala dan kejahatan. Tak heran Allah membenci umat-Nya dan menghukum mereka. Karena kejahatan bangsa Israel, Allah membenci umat-Nya. Pernyataan yang keras ini tentu sangat mengagetkan kita. Bagaimana mungkin Allah membenci umat-Nya? Bukankah Allah itu kasih? Memang betul! Tetapi kasih Allah itu adalah kasih dalam kebenaran. Oleh sebab itulah, Allah telah mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati bagi manusia supaya barqng siapa yang percaya pada penebusan Kristus ini, dapat dibenarkan oleh Allah. Seperti umat Allah di zaman dulu, umat Allah di zaman sekarangpun tidak akan sanggup berlaku benar. Hanya melalui iman percaya pada jalan keselamatan Yesus Kristuslah, kita dimampukan untuk hidup benar. Marilah kita perbaharui iman percaya kita untuk hidup benar dalam Kristus! (BHS)
Setia menyampaikan kebenaran Tuhan
Apa yang disampaikan TUHAN di Hosea 9:16 kepada bangsa Israel atas ketidak taatan mereka? Ini dia: “Efraim telah dipukul, akarnya telah menjadi kering, mereka tidak akan menghasilkan buah. Bahkan sekalipun mereka melahirkan anak, Aku akan mematikan buah kandungannya yang berharga.” Senada dengan apa yang disampaikan Allah, nabi Hoseapun, sebagai hamba Allah, taat menyampaikan Firman-Nya seperti yang disampaikannya di Hosea 9:17, “Allahku akan membuang mereka, sebab mereka tidak mendengarkan Dia, maka mereka akan mengembara di antara bangsa-bangsa.” Nabi Hosea sebagai hamba Allah, telah setia menyampaikan Firman yang selaras dengan kehendak Allah. Menyampaikan suara kenabian di tengah masyarakat yang bobrok moral dan spiritual merupakan tantangan yang sangat berat bagi seorang pelayan Tuhan. Seperti halnya nabi Hosea menyampaikan Firman Tuhan dengan setia kepada bangsa Israel, pelayan Tuhan di masa kini juga dipanggil Tuhan untuk setia menyampaikan kebenaran yang berdasarkan Alkitab kepada umat-Nya melalui perkataan dan perbuatan. Walaupun sukar dan tidak populer, pelayan Tuhan tidak boleh menyerah untuk terus menyampaikan kebenaran Tuhan. Di dalam kesetiaan dalam menyampaikan kebenaran Tuhan inilah, Tuhan pasti akan menganugerahkan kekuatan, hikmat, dan penghiburan-Nya. Oleh sebab itu, janganlah menyerah! (BHS)
Belajar bersyukur kepada Tuhan
Apa gambaran nabi Hosea tentang bangsa Israel yang walaupun telah dianugerahi kemakmuran oleh TUHAN tetapi tetap menyembah berhala? Ini gambarannya di Hosea 10:1, “Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala.” Berkat kemakmuran yang diberikan TUHAN kepada bangsa Israel rupanya tidak direspons dengan rasa syukur yang melimpah dan sikap takut akan TUHAN. Bangsa Israel malah berlaku serong dengan menyembah berhala dan menganggap sepele anugerah TUHAN. Sikap seperti itu adalah sikap yang tercela di mata TUHAN. Bagaimana sikap umat percaya di Indonesia dalam merespons anugerah Tuhan? Apakah sikap kita seperti sikap bangsa Israel di masa dulu yang tidak tahu bersyukur, menganggap sepele, bahkan meninggalkan Tuhan? Apakah berkat kemakmuran dan kekayaan yang dari Tuhan itu justru dipakai untuk kemuliaan diri atau bahkan untuk menindas sesama? Bila Tuhan sudah memberikan anugerah-Nya yang besar kepada kita, seharusnya semuanya itu dipakai dengan penuh rasa syukur untuk kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita mengevaluasi hati kita untuk melihat bagaimana kecenderungannya! Kualitas terang kita bergantung pada kualitas hati kita. Mari kita belajar bersyukur kepada Tuhan! (BHS)
Menghindari hati yang licik dan tidak takut Tuhan
Apa yang dikeluhkan nabi Hosea tentang bangsa Israel di Hosea 10:2-3? Ini keluhannya: “Hati mereka licik, sekarang mereka harus menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka. Sungguh, sekarang mereka berkata: "Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita?" Hati bangsa Israel telah menjadi licik dan tidak takut TUHAN. Kalaupun mereka kemudian dihukum TUHAN dengan pembuangan ke Asyur dan tidak mempunyai raja lagi, hati bangsa Israel tetaplah tidak berubah. Sikap hati yang licik dan tidak takut TUHAN adalah memang sikap hati yang harus dihindari melalui pertobatan. Bagaimana mungkin hati bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah menjadi licik dan tidak takut TUHAN? Apakah ini karena pemimpin-pemimpin umat lalai dalam menjalankan tugasnya? Apakah ini juga karena daya tarik dunia seperti uang dan jabatan memang begitu besar dan sangat menarik hati? Apakah juga mereka memang terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan sehingga tidak menjaga relasi dengan Allah? Semua kemungkinan itu bisa saja terjadi tidak hanya di zaman dulu tetapi juga di zaman sekarang. Oleh karena itu, gereja Tuhan di Indonesia di zaman ini harus lebih giat untuk membina umat supaya selalu hidup dalam pertobatan dan pertumbuhan iman melalui pengajaran Firman Tuhan yang benar. Ayo usahakan! (BHS)
Menghidupi kebenaran Tuhan
Apa gambaran nabi Hosea di Hosea 10:4 tentang bangsa Israel yang mengabaikan hukum Allah? Ini dia: “Mereka membual, mengangkat sumpah dusta, mengikat perjanjian, sehingga tumbuh hukum seperti pohon upas di alur-alur ladang.” Bangsa Israel menganggap bahwa mengingkari janji, bersumpah dusta, serta melanggar hukum Allah adalah hal yang sepele. Hidup dalam kebohongan dan disintegritas adalah hal yang biasa saja. Penyelewengan hukum dari bangsa Israel ini dapat diibaratkan sebagai tanaman beracun di ladang petani yang membawa petaka dan bukannya berkat. Bangsa pilihan Allah yang semestinya membawa berkat bagi banyak orang malahan telah menjadi kutuk dan petaka bagi sesama. Berpegang pada hukum Allah adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh umat Allah di sepanjang segala abad dan tempat. Tetapi kenyataannya, seperti halnya bangsa Israel di masa lalu, umat Tuhan di masa kinipun sering abai dan lalai terhadap perintah Tuhan. Bukannya menyampaikan dan menghidupi kebenaran Tuhan, umat-Nya malahan sering larut dan hanyut di dalam kemunafikan, kebohongan, penipuan, kekerasan, serta tindakan jahat lainnya. Bukannya menjadi berkat dan bermanfaat, umat Tuhan justru menjadi racun dan petaka bagi sesama. Ini semestinya tidak terjadi. Oleh sebab itu, marilah kita perbaharui komitmen kita dalam iman, pikiran, dan tindakan untuk menjadi berkat bagi semua! (BHS)
Hanya menyembah Tuhan saja
Bangsa Israel telah menyembah anak lembu emas di Betel atau Bet Awen. Apa hukuman Tuhan kepada mereka di Hosea 10:5-6? “Penduduk Samaria gentar mengenai anak lembu Bet-Awen. Sungguh, rakyatnya akan berkabung oleh karenanya, dan imam-imamnya akan meratap oleh karenanya, oleh sebab kemuliaannya telah beralih dari padanya. Anak lembu itu sendiri akan dibawa ke Asyur sebagai persembahan kepada Raja Agung. Efraim akan menanggung malu, Israel akan mendapat malu karena rancangannya.” Berhala anak lembu emas yang dipuja bangsa Israel akan dipermalukan. Seluruh rakyat dan para imam berhala akan meratapi dewa kesia-siaan ini. Menyembah berhala memang kesia-siaan besar. Apakah ada anak lembu emas versi modern yang disembah orang pada masa kini? Tentu saja ada! Lihat saja bagaimana umat Tuhan di masa kini yang walaupun mengaku sebagai orang Kristen tetapi sebenarnya tidak mengikut Kristus dengan setia! Memang mereka pergi ke gereja dan melakukan tradisi Kristen, tetapi pandangan hidup mereka justru mengagungkan harta, kedudukan, gengsi, dan kemuliaan diri. Bertindak jahat, korup, dan imoral, adalah hal yang biasa. Seperti di jaman dulu, Tuhan pasti memurkai orang seperti itu karena menyembah Tuhan dalam Yesus Kristus adalah kewajiban setiap orang Kristen. Di dalam kesetiaan dalam mengikut Tuhan inilah Tuhan memberikan berkat dan anugerah-Nya. Marilah kita selalu sembah Dia! (BHS)
Panggilan untuk mengutamakan Tuhan
Apa yang terjadi pada bangsa pilihan Allah sewaktu mereka tidak lagi mau menyembah TUHAN? Mari lihat Hosea 10:7-8! “Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti sepotong ranting yang terapung di air. Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel, akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: "Timbunilah kami!" dan kepada bukit-bukit: "Runtuhlah menimpa kami!" Pada saat TUHAN menjatuhkan hukuman-Nya, tidak ada kuasa lain yang dapat melepaskan bangsa Israel, baik itu raja ataupun berhala apapun. Segala kuasa di luar TUHAN Allah, hanyalah kuasa semu semata. Menyesallah mereka yang tidak menyembah Allah! Umat percaya di Indonesia bisa saja ada yang bersikap menyepelekan Tuhan walaupun masih mengaku sebagai orang Kristen. Secara sadar, mereka kemudian mengejar keinginan dunia dengan cara apapun. Dengan menghalalkan segala cara, mereka kemudian berusaha keras meraih kesuksesan dengan meninggalkan prinsip-prinsip kerajaan Allah. Cara-cara jahat, tidak senonoh, dan tidak etispun dilakukan tanpa ragu sedikitpun. Kemuliaan Allah digantikan dengan kemuliaan diri sendiri. Iman kepada Allah digantikan dengan rasa percaya kepada kekuatan sendiri. Mereka yang bertindak demikian dan tidak mau bertobat, pastilah akan menyesal. Oleh sebab itu, marilah kita kembali mengutamakan Tuhan! (BHS)
Membangun kesaksian bersama
Apa teguran keras dari TUHAN kepada bangsa Israel yang sudah sejak dulu tak henti-hentinya berbuat dosa? Ini teguran TUHAN di Hosea 10:9-10. “Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel; di sana mereka bangkit melawan. Tidakkah perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea? Aku telah datang untuk menghajar mereka; bangsa-bangsa akan berkumpul melawan mereka, apabila mereka dihajar karena salahnya yang berganda.” Ratusan tahun sebelum nubuat nabi Hosea, bangsa Israel telah berbuat dosa besar di Gibea seperti yang dikisahkan di Hakim-hakim 19-20. Mereka terus berbuat dosa sehingga akhirnya TUHAN datang untuk menghajar mereka dengan menggunakan bangsa Asyur. Dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel itu bukanlah sekedar dosa perseorangan tetapi ini adalah dosa kelompok umat Allah yang telah lalai melakukan tugas panggilannya sebagai umat pilihan Allah. Allah ingin supaya, di dalam kebersamaan umat percaya itu, kasih dan anugerah Allah itu dinyatakan kepada semua bangsa, semua kelompok, dan semua orang. Oleh sebab itu, kesaksian perseorangan atau suatu kelompok kecil orang saja tidaklah cukup, kita perlu mengusahakan supaya segenap orang Kristen dalam kelompoknya, termasuk denominasi yang berbeda, secara bersama-sama dapat membangun kesaksian yang baik bagi banga Indonesia. Mari kita bekerja sama membangun kesaksian Kristen di Indonesia! Ayolah! (BHS)
Selalu peka akan teguran Tuhan
Bagaimana gambaran TUHAN pada mulanya dulu tentang bangsa Israel di Hosea 10:11a, “Efraim dahulu seekor anak lembu yang terlatih, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok, Aku memasang Efraim;” Mengirik itu pekerjaan yang ringan dan menyenangkan bagi lembu karena lembu bisa bekerja sambil memakan hasil kerjanya. Israel seperti lembu yang dikasihi tuannya. Tetapi, setelah Israel jatuh dalam dosa, bagaimana sikap TUHAN terhadap bangsa Israel? Mari lihat Hosea 10:11b, “Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya sendiri.” Membajak dan menyisir tanah itu pekerjaan yang terberat bagi lembu. Karena dosa, TUHAN menghukum umat-Nya seperti lembu itu. TUHAN telah melimpahkan anugerah yang begitu besar pada umat-Nya. Tidak hanya bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir dan dipelihara selama di padang gurun Sinai, tetapi merekapun dibawa masuk ke Tanah Kanaan serta diberi kelimpahan susu dan madu. TUHAN begitu mengasihi umat-Nya. Hanya saja, umat-Nya justru meninggalkan Dia. Teguran TUHAN melalui Firman-Nya seharusnya direspons dengan pertobatan. Tetapi itu tidak terjadi sehingga TUHAN menghukum umat-Nya. Wahai gereja Tuhan di Indonesia masa kini, tidakkah kita belajar dari sejarah Israel? Keras kepalakah kita dalam merespons teguran-Nya? Sebegitu bebalkah kita untuk tidak bertobat? Marilah kita peka akan kehendak-Nya! (BHS)
Bergiat menjadi saluran berkat
Apa yang akan terjadi bila bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah mau mencari Tuhan dan bertindak adil? Mari lihat Hosea 10:12! “Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.” Dengan tindakannya yang jahat dan tidak adil, maka bangsa Israel telah menabur benih kesaksian yang buruk. Akibatnya, mereka menuai hukuman TUHAN. Tetapi bila bangsa Israel mencari Tuhan dan menabur keadilan bagi semua orang, maka mereka akan menuai berkat dan kasih karunia-Nya. Bangsa Israel pasti akan dapat menjadi saluran berkat bagi bangsa-bangsa. Sikap mencari Tuhan senantiasa yang terwujud dalam tindakan yang adil dan tidak diskriminatif memang merupakan bentuk kesaksian umat percaya, baik di masa lalu maupun di masa sekarang ini. Bagaimana orang dapat tertarik untuk datang kepada Tuhan bila umat Tuhan bertindak jahat dan berlaku tidak adil? Dalam konteks Indonesia masa kini, perjuangan menegakkan keadilan juga merupakan upaya untuk mewujudkan terang kesaksian Tuhan bagi bangsa. Melalui keterlibatan orang percaya yang bertindak adil di berbagai sektor kehidupan, terang Tuhan akan makin terpancar jauh sehingga kehadiran umat Tuhan akan menjadi saluran kasih karunia Tuhan untuk bangsa Indonesia. Marilah kita giat jadi salurqn berkat! (BHS)
Menghindari yang jahat dan melakukan yang baik
Apa yang telah dilakukan oleh bangsa Israel sehingga mereka hendak dihancurkan TUHAN? Mari lihat Hosea 10:13-14! “Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu, maka keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan...” Bangsa Israel telah berbuat kefasikan, kecurangan, dan kebohongan yang dibenci TUHAN. Selain itu, mereka bergantung kepada kehebatan senjata dan kekuatan manusia, serta bukan bergantung kepada TUHAN. Bangsa Israel telah mengingkari TUHAN-nya. Sudah selayaknyalah mereka dihancurkan. Seperti di zaman nabi Hosea, di zaman sekarangpun, Tuhan Allah tetap membenci segala bentuk kejahatan, kecurangan, dan kebohongan yang terjadi pada umat-Nya. Allah ingin supaya umat-Nya menghindari yang jahat, berlaku baik, dan hanya bergantung kepada Tuhan saja. Di dalam kehidupan yang selaras dengan kehendak Tuhan inilah, umat percaya menghidupi kehidupan yang berkualitas di mata Tuhan. Oleh sebab itu, wahai orang percaya di Indonesia, bila kita telah tahu apa yang Tuhan kehendaki, janganlah kita mengeraskan hati kita! Marilah kita hidupi kehidupan yang berkualitas di mata Tuhan selama kita hidup di bumi ini! Melaluinya, kita akan menjadi berkat bagi semua. Ayolah kita hidup setia senantiasa! (BHS)
Menghindari kejahatan dahsyat
TUHAN akan menghancurkan bangsa Israel di bagian Utara yang terdiri dari 10 suku dengan penyerbuan tentara kerajaan Asyur sesuai dengan yang dinyatakan TUHAN di Hosea 10:15 berikut ini. “Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel, oleh karena dahsyatnya kejahatanmu. Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja Israel.” Kejahatan bangsa Israel Utara ini diawali dengan dibuatnya dua patung anak lembu jantan dari emas di kota Betel dan kota Dan di zaman raja Yerobeam seperti yang dikisahkan di 1 Raja-raja 12. Mereka meninggalkan TUHAN serta petunjuk-Nya dan jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Hati yang tidak menyembah Allah lagi itu berbuahkan perbuatan kejahatan yang besar dan dahsyat. Kejahatan dahsyat yang dilakukan oleh umat Allah di masa dulu jelas telah mengingkari perjanjian dengan Allah. Melalui darah penebusan Yesus Kristus, Allah telah membuat perjanjian baru dengan umat-Nya yang percaya kepada Yesus Kristus. Hanya saja, apakah umat Allah di masa kini juga akan meninggalkan perjanjian dengan Allah dan kemudian malah menyembah yang lain? Oleh sebab itu, wahai umat Allah di Indonesia, marilah kita memeriksa diri kita bersama, apakah kita masih hidup dalam iman dan tindakan yang selaras dengan perjanjian Allah dalam Yesus Kristus atau kita sudah menyimpang jauh? Bila kita sudah menyimpang, marilah kita kembali kepada Allah dalam pertobatan! (BHS)
Tetap peka akan panggilan Tuhan
TUHAN Allah telah berbuat baik terhadap bangsa Israel tetapi mereka mengecewakan TUHAN. Bagaimana ungkapan kekecewaan TUHAN? Ini ungkapan-Nya di Hosea 11:1-2, “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung.” TUHAN Allah telah memanggil bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan Mesir untuk menjadi suatu bangsa yang merdeka yang dipilih Allah. Tapi sayangnya, bangsa Israel tidak setia kepada TUHAN. Makin dipanggil, mereka malah makin menjauh dengan menyembah berhala dan bertindak jahat. Seperti halnya Allah telah memanggil umat Israel untuk menjadi umat pilihan-Nya, Allah juga telah memanggil kita sebagai umat percaya di Indonesia untuk menjadi saksi Tuhan yang setia. Ini hanya bisa terjadi karena karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib. Sayangnya, sering kali kita menyia-nyiakan dan menganggap sepele anugerah penebusan Allah ini. Bukannya telinga rohani kita makin peka akan panggilan-Nya, sering kali malah kita makin hidup bebal dengan mengikuti kemauan dunia di sekitar kita. Kalau sekitar kita gelap, kita menjadi gelap juga, bahkan kita menjadi sponsor dari kegelapan itu. Bila demikian, inilah saatnya untuk kita bertobat dan kembali ke jalan Tuhan untuk menjadi saksi-Nya yang setia. Marilah! (BHS)
Tetap mengikut Tuhan
Bagaimana ungkapan kesedihan hati TUHAN melihat bangsa Israel yang melupakan Allahnya? Mari lihat Hosea 11:3-4! “Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.” TUHAN telah menunjukkan kasih-Nya yang begitu besar kepada umat Israel dengan segala tindakan-Nya yang agung dan besar. Tetapi tidak ada sedikitpun rasa syukur bangsa Israel dan mereka bahkan malah meninggalkan TUHAN. Sadarkah kita kalau Tuhan telah banyak melimpahkan anugerah-Nya bagi kita umat-Nya? Apakah umat Tuhan sudah tidak peduli dan melupakan perbuatan Tuhan bagi dirinya? Apakah daya tarik dunia telah begitu memikat hati sehingga umat Tuhan perlahan-lahan larut dan hanyut mengikutinya? Apakah hati kita sudah begitu keras sehingga kita melupakan begitu saja anugerah Tuhan? Ini semua haruslah kita renungkan bersama. Oleh sebab itu, marilah kita memeriksa diri kita di hadapan Tuhan, apakah kita sebagai umat Tuhan di Indonesia masih hidup di dalam kasih dan anugerah-Nya. Marilah kita selalu menyadari bahwa Tuhan telah begitu mengasihi kita dan memperhatikan kita! Janganlah kita malah meninggalkan-Nya! (BHS)
Hidup senantiasa di dalam pertobatan
Apa yang terjadi bila bangsa Israel menolak untuk bertobat dan kembali kepada TUHAN? Hosea 11:5-6 menjelaskannya. “Mereka harus kembali ke tanah Mesir, dan Asyur akan menjadi raja mereka, sebab mereka menolak untuk bertobat. Pedang akan mengamuk di kota-kota mereka, akan memusnahkan palang-palang pintu mereka, dan akan memakan mereka di benteng-benteng mereka.” Walaupun TUHAN telah menjadikan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan-Nya, tetapi bila umat pilihan TUHAN itu malah meninggalkan TUHAN dan tidak mau bertobat, maka sudah selayaknyalah mereka dihukum TUHAN. Bangsa Israel akan dihancurkan dan dibuang ke tanah perbudakan di Asyur. Tuhan di dalam kasih-Nya telah melimpahkan segala berkat kepada umat-Nya, tetapi, di dalam keadilan dan kekudusan-Nya, Tuhan pasti tidak berkenan terhadap segala perbuatan dosa. Meskipun umat Tuhan telah menaruh iman percaya pada Kristus, umat Tuhan, di dalam kesehari-harian hidup, tentu masih juga jatuh dalam perbuatan yang tidak berkenan di mata Tuhan. Oleh sebab itulah, hidup kekristenan kita adalah suatu kehidupan yang selalu diperharui melalui pertobatan setiap hari. Pengakuan dosa seperti yang diungkapkan di 1 Yohanes 1:9 adalah modal orang percaya untuk menjalani dan menikmati kehidupan bersama dengan Tuhan. Oleh sebab itu, wahai umat Tuhan di Indonesia, marilah kita hidup senantiasa dalam pertobatan. (BHS)
Selalu meninggikan nama Tuhan
Apa gambaran TUHAN tentang umat Israel, bangsa pilihan-Nya yang telah memberontak terhadap TUHAN? TUHAN mengungkapkannya di Hosea 11:7. “Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku; mereka memanggil kepada Baal dan berhenti meninggikan nama-Ku.” Ada tiga ciri yang disebutkan TUHAN tentang umat Israel yaitu betah dalam membelakangi TUHAN, suka memanggil kepada Baal, serta berhenti meninggikan nama TUHAN. Ketiga ciri ini menunjukkan betapa bangsa Israel telah meninggalkan TUHAN. Bila nama TUHAN sudah tidak ditinggikan dan umat TUHAN sudah tidak betah lagi dalam menghadap TUHAN, maka tidak heranlah bila segala perbuatan keji dan jahat dilakukan mereka. Apakah kita sebagai umat Tuhan di Indonesia masih merasa betah untuk selalu berada di hadirat Tuhan dan masih senantiasa meninggikan nama-Nya? Apakah kita juga masih selalu memanggil nama Tuhan dalam doa-doa kita? Kalau memang kita menjawab ya atas pertanyaan tersebut, apakah kita sebenarnya melakukan itu semua semata-mata sebagai ritual Kristen saja ataukah kita melakukannya dengan tulus dari lubuk hati kita yang terdalam? Marilah kita mawas diri dan memeriksa hati kita apakah hati kita tidak serong dan tetap berpaut pada Tuhan! Marilah kita belajar untuk mengarahkan hati, pikiran, dan tindakan kita hanya kepada apa yang diinginkan Tuhan! Biarlah nama Tuhan dapat selalu ditinggikan! (BHS)
Tuhan menghukum tetapi Tuhan menyelamatkan
Walaupun bangsa Israel telah berdosa dan patut dihukum, tetapi TUHAN Allah yang Maha Kasih tetap menaruh belas kasihan yang besar kepada umat pilihan-Nya. Coba lihat apa yang diungkapkan TUHAN di Hosea 11:8! “Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak.” Adma dan Zeboim adalah dua kota yang ikut dihancurkan bersama Sodom dan Gomora di Ulangan 29:23. Walaupun di dalam keadilan-Nya, Allah pasti menghukum kejahatan bangsa Israel, tetapi di dalam belas kasihan-Nya, Allah tetap mengasihi mereka. Allah yang Maha Kuasa adalah Allah yang Maha Adil dan Maha Kasih. Di dalam keadilan-Nya, Allah pasti menghukum dosa manusia. Meskipun demikian, di dalam kasih dan belas kasihan-Nya, Allah berkehendak untuk menyelamatkan umat-Nya. Bagaimana mungkin Allah menghukum tetapi juga menyelamatkan? Bukankah itu mustahil? Tidak mustahil bagi Allah. Itulah sebabnya, Allah harus turun tangan. Di dalam kasih-Nya, Allah mengutus anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, yang demi keadilan Allah, harus menderita sampai mati untuk menanggung hukuman bagi manusia yang berdosa. Melalui salib Kristus, dosa tetap dihukum tetapi bagi yang percaya Kristus, ada jalan keselamatan. Luar biasa bukan? (BHS)
Hidup dalam anugerah pengampunan Allah
Walaupun Allah murka atas segala kejahatan bangsa Israel, tetapi Allah yang Maha Agung itu juga penuh dengan kasih karunia dan belas kasihan, seperti yang terungkap di Hosea 11:9. “Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan.” Dalam keagungan-Nya, walaupun TUHAN menghukum, TUHAN tetap melimpahkan anugerah pengampunan-Nya sehingga bangsa Israel tidak kemudian dihancurkan secara total. Belas kasihan TUHAN itu menunjukkan bahwa Dialah Allah yang Maha Kudus yang penuh kasih. Di sepanjang segala abad dan tempat, anugerah pengampunan Allah dalam Yesus Kristus teruslah menopang sehingga gereja Tuhan dapat terus berdiri sampai saat ini. Walaupun gereja sering juga menyeleweng dari jalan-Nya, anugerah pengampunan-Nya selalu tersedia dengan limpahnya. Dengan adanya konflik, intrik, dengki, amarah, cekcok, manipulasi, serta berbagai hal jahat lainnya yang terjadi di dalam gereja Tuhan, memang umat Tuhan patutlah dimurkai. Hanya karena belas kasihan Tuhanlah, gereja Tuhan dapat terus ada. Oleh sebab itu, marilah kita selalu hidup dalam anugerah pengampunan Allah! Janganlah kita sekali-kali menolaknya karena hanya melalui dasar itulah, kita dapat berkenan di mata Allah. (BHS)
Peka mendengar panggilan Tuhan
Walaupun TUHAN menghukum umat-Nya karena dosa-dosa mereka, tetapi TUHAN tetap memberikan pengharapan seperti terungkap di nubuat nabi Hosea di Hosea 11:10-11, “Mereka akan mengikuti TUHAN, Ia akan mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan gemetar dari barat, seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka, demikianlah firman TUHAN.” Dari berbagai penjuru, suatu saat kelak umat TUHAN akan mendengarkan panggilan TUHAN dan akan datang kembali kepada-Nya. Anugerah Allah akan dicurahkan kembali dengan limpahnya atas umat-Nya. Nubuat nabi Hosea ini telah digenapi dalam Yesus Kristus, Sang Singa dari Yehuda, yang telah berfirman untuk memanggil semua orang yang letih lesu dan berbeban berat di seluruh penjuru dunia dari segala tempat dan abad, untuk datang kepada-Nya. Kristus akan memberikan anugerah kelegaan besar bagi mereka yang mendengarkan panggilan-Nya. Karena Yesus Kristus adalah Tuhan yang Maha Kuasa, maka kelegaan yang diberikan-Nya itu adalah kelegaan sejati yang tidak bisa didapatkan dari dunia. Masalahnya, di tengah hiruk pikuk permasalahan serta kesibukan dunia, masihkah umat Tuhan mendengarkan panggilan Kristus untuk selalu datang kepada-Nya? Oleh sebab itu, marilah kita peka akan suara Tuhan senantiasa! (BHS)
Menjadi umat yang hidup benar
Bagaimana celaan TUHAN kepada bangsa Israel dan bangsa Yehuda yang menyebabkan murka-Nya? Mari tinjau Hosea 12:1! “Dengan kebohongan Aku telah dikepung oleh Efraim, dengan tipu oleh kaum Israel; sedang Yehuda menghilang dari dekat Allah, dari dekat Yang Mahakudus yang setia.” Umat pilihan Allah yang seharusnya hidup dalam kebenaran ternyata telah hidup dalam kebohongan. Umat yang seharusnya hidup dekat dengan Allah justru telah menjauh dan bahkan meninggalkan Allah. Ketidak setiaan umat pilihan Allah ini sangat berlawanan dengan sifat Allah yang Mahakudus dan setia. Umat pilihan Allah benar-benar telah mengecewakan hati Allah yang telah memilih mereka. Sudah selayaknyalah mereka dimurkai. Seperti halnya umat pilihan Allah di masa lalu, umat pilihan Tuhan di masa kini, seringkali lupa akan statusnya karena umat Tuhan ada saja yang memilih untuk hidup di dalam kebohongan dan ketidak benaran. Kalau umat Tuhan masih suka mendahulukan prinsip dan cara-cara dunia dibandingkan dengan prinsip dan pola Alkitab, maka umat Tuhan telah hidup dalam kebohongan. Mendasarkan kehidupan umat pada kebenaran sejati yaitu Alkitab adalah hal yang harus diupayakan oleh gereja. Melalui pengajaran Firman Tuhan dan kehidupan yang benar, orang percaya dipanggil Tuhan untuk menjadi saksi-Nya yang setia. Oleh sebab itu, mari kita bergiat dalam pengajaran Firman dan kehidupan yang benar! (BHS)
Bertobat dari perbuatan jahat
Apa gambaran nabi Hosea tentang bangsa Israel yang tidak mencari pertolongan TUHAN dan malahan mencari pertolongan manusia? Ini gambarannya di Hosea 12:2, “Efraim menjaga angin, dan mengejar angin timur sehari suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka mengadakan perjanjian dengan Asyur, dan membawa minyak kepada Mesir.” Dengan memperbanyak dusta, melakukan kekerasan, serta mencari pertolongan manusia, bangsa Israel telah mengejar kesia-siaan yang pasti berbuahkan kehancuran. Dalam menghadapi kesulitan, umat TUHAN seharusnya mencari pertolongan TUHAN dan bukannya malahan meninggalkan TUHAN dan mengharapkan pertolongan manusia. Tak heran kalau Allah murka. Masih adakah orang Kristen di Indonesia ini yang dalam upaya menggapai tujuannya masih menghalalkan segala cara, termasuk dengan memperbanyak dusta, menggunakan kekerasan, dan menyandarkan upayanya semata-mata pada pertolongan manusia dan sama sekali melupakan Tuhan? Pasti masih ada. Dengan masih adanya korupsi, hoax, manipulasi keuangan, premanisme, serta kejahatan lainnya di Indonesia yang dilakukan orang Kristen di ruang publik dan di kalangan gereja, murka Tuhan seperti yang terjadi di zaman Hosea pasti akan terjadi pula. Allah yang Maha Kudus membenci semua tindakan jahat yang dilakukan oleh umat-Nya di manapun dan kapanpun. Oleh sebab itu, marilah kita bertobat! (BHS)
Jalan keluar dari hukuman dosa
Melihat kondisi keturunan Yakub yang berada di kerajaan Israel dan di kerajaan Yehuda yang telah sama-sama berdosa, bagaimana sikap TUHAN yang dinyatakan oleh nabi Hosea di Hosea 12:3? Ini nubuatnya: “TUHAN mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya sesuai dengan perbuatan-perbuatannya.” Menurut catatan sejarah di kitab 1 dan 2 Raja-raja, semua raja di kerajaan Israel tidak ada satupun yang takut akan TUHAN, sementara di kerajaan Yehuda masih banyak raja yang takut akan TUHAN. Pantaslah kalau hukuman TUHAN setimpal dengan dosa mereka dimana Israel akan dibuang ke Asyur dan tidak kembali. Di dalam hikmat-Nya yang agung, Allah menghakimi umat pilihan-Nya di masa lalu dan menghukum mereka setimpal dengan perbuatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kekudusan Allah, dosa pastilah akan dihukum. Ini adalah sebuah keniscayaan. Hanya saja, siapakah yang bisa menilai besar kecilnya dosa selain Allah sendiri? Juga, bagaimana manusia bisa menghindar dari perbuatan dosa kalau hakekat manusia itu memang berdosa? Itulah sebabnya Allah, di dalam kasih-Nya yang besar, mengaruniakan jalan keluar dari dosa melalui iman percaya pada pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Hanya melalui Yesus Kristuslah, ada solusi untuk keluar dari hukuman dosa. Oleh sebab itu, mari kita beriman pada Yesus Kristus! (BHS)
Selalu mengingat anugerah Tuhan
Apa teguran nabi Hosea kepada bangsa Israel yang telah melupakan jati diri sebagai umat pilihan TUHAN? Hosea 12:4-5a menjelaskannya. “Di dalam kandungan ia menipu saudaranya, dan dalam kegagahannya ia bergumul dengan Allah. Ia bergumul dengan Malaikat dan menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya.” Bangsa Israel, yang merupakan keturunan Yakub, telah lupa bahwa sejak dari kandungan, TUHAN telah memilih Yakub di atas Esau, yang ditunjukkan dengan bagaimana Yakub memegang tumit Esau di Kejadian 25. Pilihan Allah ditunjukkan pula dalam pergumulan Yakub dengan malaikat di Kejadian 32. Bila sudah tahu Allah memilih mereka, mengapa bangsa Israel tetap bandel? Seperti yang dinyatakan nabi Hosea, mengingat kembali anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada kita, sangatlah penting. Seringkali kita, sebagai umat Tuhan, lupa diri dan hanyut dengan segala keinginan dan kesombongan duniawi sehingga kita meninggalkan Tuhan dan melakukan hal-hal yang dimurkai Tuhan. Penyakit lupa Tuhan ini sering merasuk begitu dalam di kehidupan orang percaya sehingga kehidupan yang bobrok moral dan penuh kejahatanpun bisa saja ditemui di kalangan orang percaya di Indonesia. Oleh sebab itu, marilah kita kembali mengingat akan panggilan Tuhan kepada kita sebagai umat percaya! Kalau memang kita telah menyimpang, marilah kita bertobat dan kembali kepada Tuhan. (BHS)
Panggilan untuk kembali ke jalan Tuhan
Nabi Hosea mengingatkan bangsa Israel tentang jati diri mereka bahwa mereka adalah keturunan Yakub yang telah dipilih untuk menjadi saksi Allah, seperti yang terungkap Hosea 12:5b-7, “Di Betel ia bertemu dengan Dia, dan di sanalah Dia berfirman kepadanya: yakni TUHAN, Allah semesta alam, TUHAN nama-Nya "Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa." Di Kejadian 35, Yakub dan seluruh keluarganya pergi ke Betel untuk menghadap Allah yang menampakkan diri-Nya di sana. Perintah Allah di Betel pada zaman Yakub supaya Israel bertobat dan mengutamakan Allah merupakan perintah Allah juga bagi umat Israel pada zaman Hosea. Panggilan untuk datang kepada Allah dalam pertobatan dan untuk mengutamakan Allah adalah panggilan yang terus berkumandang sejak dari dulu sampai sekarang. Bila umat Allah terus setia dalam panggilan Allah ini, maka umat Allah pasti hidup dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Allah. Sayangnya, di kalangan gereja di Indonesia di masa kini, ada saja orang yang tidak mau hidup dalam panggilan Allah ini. Mereka ingin hidup semua gue dengan menuruti kemauan mereka sendiri. Mereka tidak berusaha menghindari kejahatan, tetapi mereka malahan mendukung setiap perbuatan jahat, apakah itu korupsi, kekerasan, penipuan, ataupun perselingkuhan. Wahai umat Tuhan, ayo kembali kepada Tuhan! (BHS)
Panggilan menjadi pedagang yang benar
Bagaimana gambaran Allah tentang kejahatan bangsa Israel di Hosea 12:8-9? Ini gambarannya: “Sama seperti Kanaan, dengan neraca palsu di tangannya, dan suka memeras, berkatalah Efraim: "Bukankah aku telah menjadi kaya, telah mendapat harta benda bagiku! Tetapi segala hasil jerih payahku tidak mendatangkan kesalahan yang merupakan dosa bagiku." Bangsa Israel dilukiskan sebagai Kanaan yaitu pedagang-pedagang Fenisia yang terkenal tidak jujur, suka menipu, dan suka memeras, demi mendapatkan segala harta benda yang menjadikan mereka kaya raya. Dalam melakukan semua kejahatan itu, bangsa Israel tidak merasa menyesal, bahkan sama sekali tidak merasa bersalah. Tak heran kalau TUHAN Allah murka. Kecenderungan hati untuk berdagang dengan cara-cara yang tidak jujur, yang terwujud dalam bentuk penipuan dan pemerasan, memang sudah mengakar jauh di dalam hati yang berdosa. Demi uang, ada saja pedagang atau pengusaha Kristen di Indonesia ini yang berlomba-lomba untuk melakukan berbagai kejahatan tanpa merasa bersalah seperti halnya pedagang Kanaan atau Fenisia di masa dulu. Teguran keras nabi Hosea seharusnya menjadi peringatan juga bagi orang-orang Kristen Indonesia yang telah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk memasuki dunia bisnis. Kalau perilaku bisnis orang Kristen sama kotornya dengan yang lainnya, maka orang Kristen telah mengingkari panggilan Tuhan. Marilah kita bertobat dan berperilaku benar! (BHS)
Terus berlaku setia kepada Tuhan
Apa teguran TUHAN kepada bangsa Israel yang terungkap di Hosea 12:10? Ini dia: “Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; Aku masih mau membuat engkau diam kembali di kemah-kemah seperti di hari-hari pertemuan raya.” Sejak dari tanah perbudakan Mesir, TUHAN Allah terus berlaku setia terhadap bangsa Israel, bangsa pilihan-Nya, walaupun bangsa Israel sering kali tidak mau menaati TUHAN. Hari raya Tabernakel atau hari raya Pondok Daun seharusnya merupakan peringatan atas kasih setia TUHAN yang menyertai Israel selama mereka mengembara di padang gurun. Tetapi kenyataannya, bangsa Israel tidaklah mengingat lagi kasih setia TUHAN itu. Mereka telah ingkar janji sehingga mereka patutlah dihukum TUHAN. Seperti halnya umat Tuhan di masa dulu, umat Tuhan di masa sekarang juga sering kali lupa untuk mengingat segala perbuatan Tuhan yang telah begitu banyak memberikan segala berkat dan anugerah-Nya. Bukannya taat dan setia, ada saja umat Tuhan yang bahkan kemudian menyeleweng dari jalan-Nya. Teguran Tuhan untuk orang percaya kembali berlaku setia kepada Tuhan haruslah terus dikumandangkan. Di tengah arus deras dari keinginan untuk kaya dan nafsu berkuasa, ada saja orang yang tidak segan-segan lagi bertindak jahat demi mencapai tujuan. Marilah kita kembali mengingat akan segala perbuatan Tuhan atas kita semua, dan marilah kita bertobat dari segala perbuatan yang jahat dan busuk! Ayo tetap setia pada Tuhan! (BHS)
Mengumandangkan suara kenabian
Walaupun TUHAN telah berulangkali mengutus para nabi-Nya, apakah bangsa Israel mau mendengar? Mari lihat Hosea 12:11-12! “Aku berbicara kepada para nabi dan banyak kali memberi penglihatan dan memberi perumpamaan dengan perantaraan para nabi. Bila di Gilead ada kejahatan, maka mereka menjadi kesia-siaan belaka; di Gilgal mereka mempersembahkan lembu-lembu jantan, maka mezbah-mezbah mereka juga menjadi seperti timbunan batu di alur-alur ladang.” Para nabi telah diutus TUHAN untuk menyampaikan nubuat, penglihatan dan perumpamaan, tetapi Gilead dan Gilgal, yang merupakan gambaran Israel, tetap saja tidak mau mendengar teguran. Suara kenabian tidaklah dihiraukan lagi. Suara kenabian tidaklah hanya ada di zaman para nabi dulu, tetapi suara kenabian sebenarnya tetaplah ada di zaman modern sekarang ini. Bila orang percaya di Indonesia mau menyampaikan suara kebenaran dan bertindak atas dasar prinsip kebenaran Alkitab, maka itulah suara kenabian untuk zaman ini. Untuk itu, orang percaya dituntut untuk rajin belajar Firman dengan tekun dan belajar bertindak dengan setia sesuai dengan Firman-Nya. Hanya saja, suara kenabian untuk masa kini seringkali teredam oleh keengganan kita dalam mendengar dan menekuni Firman, apalagi melakukannya. Oleh sebab itu, ayolah umat Tuhan! Mari kita belajar setia mengumandangkan suara kebenaran Tuhan melalui setiap kata dan perbuatan kita! Ayolah! (BHS)
Tetap setia kepada Allah
Hal apa yang diingatkan Allah dari sejarah Israel tentang apa yang telah dilakukan-Nya kepada Yakub dan keturunannya? Hosea 12:13-14 mengungkapkannya. “Yakub melarikan diri ke tanah Aram, dan Israel memperhambakan diri untuk mendapat isteri, ya, untuk mendapat isteri ia menjadi gembala. Israel dituntun oleh TUHAN keluar dari Mesir dengan perantaraan seorang nabi, ya, ia dijaga oleh seorang nabi.” Walaupun Yakub harus merendahkan diri sebagai hamba untuk mendapat isteri, TUHAN tetap menyertainya. Dengan setia, TUHAN terus menyertai bangsa Israel dengan mengutus Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Walaupun TUHAN setia menyertai, bangsa Israel ternyata tidak setia. Kesetiaan mengikut Tuhan bagi orang percaya terkait dengan komitmennya untuk sepanjang hayat terus mengikut Tuhan di tengah-tengah segala pergumulan hidup, baik di masa suka maupun di masa sukar. Memang, bermacam-macam problema dan tantangan dalam kehidupan sering seakan-akan berlomba-lomba untuk menggoyahkan iman kita dari Tuhan. Janganlah kita menyerah kalah! Dalam kesetiaan-Nya, Tuhan pasti akan menolong kita, menuntun kita, bahkan menggendong kita dalam melewati segala kemelut persoalan hidup. Oleh sebab itu, wahai orang Kristen Indonesia, marilah kita terus belajar setia kepada Tuhan! Dalam kesetiaan-Nya, Tuhan pasti akan memberi pertolongan dan kekuatan. (BHS)
Selalu berkenan di hadapan Allah
Apa yang disampaikan nabi Hosea kepada bangsa Israel tentang sikap dan tindakan Allah akibat dosa-dosa mereka? Hosea 12:15 menjelaskannya: “Efraim telah menimbulkan sakit hati-Nya secara pahit, maka Tuhannya akan membiarkan hutang darahnya menimpa dia, dan akan membalas celanya kepadanya.” Tindakan Israel yang meninggalkan TUHAN dan menyembah berhala telah benar-benar menyakitkan hati TUHAN. Bangsa yang telah dipilih dan dibebaskan TUHAN dari perbudakan Mesir, telah berkhianat. Perbuatan jahat Israel tidak akan dibiarkan TUHAN karena TUHAN-lah yang akan bertindak untuk membalaskan segala tindakan jahat dan imoral yang telah dilakukan oleh umat-Nya. Sikap Tuhan Allah terhadap ketidak-taatan umat-Nya tidaklah pernah berubah. Seperti dulu Allah sakit hati karena perbuatan jahat umat-Nya, maka demikian juga sekarang ini. Allah ingin supaya umat-Nya selalu taat dan setia pada-Nya. Hanya saja, di dalam kelemahannya, kita sebagai umat-Nya sering kali jatuh dalam dosa. Oleh sebab itu, umat Tuhan di masa kini haruslah selalu hidup dalam pertobatan setiap hari dengan beriman pada darah penebusan Yesus Kristus. Hanya melalui cara inilah, umat percaya dapat selalu berkenan di hadapan Allah. Di dalam kebersamaan orang percaya, kita juga haruslah saling mendorong, saling menasihati, serta saling menguatkan satu dengan lainnya. Melaluinya, Tuhan dipermuliakan. (BHS)
Mengimani dan mengamini Kristus
Apa yang dilakukan suku Efraim sebagai suku yang terutama di kerajaan Israel Utara, yang telah menyakiti hati TUHAN? Mari lihat Hosea 13:1-2! “Apabila Efraim berbicara, gemetarlah orang; ia diangkat-angkat di Israel, tetapi ia bersalah dengan menyembah Baal, sehingga matilah ia. Sekarangpun mereka terus berdosa, dan membuat baginya patung tuangan dari perak dan berhala-berhala sesuai dengan kecakapan mereka; semuanya itu buatan tukang-tukang. ...” Suku Efraim telah berdosa besar. Mereka telah jadi pelopor dalam menyembah Baal, serta patung perak dan berhala lainnya, yang sebenarnya hanya buatan tangan manusia. Akibatnya, bangsa Israel makin terperosok dalam lumpur dosa. Bila manusia tidak mau bertobat, maka tindakan dosa yang satu pasti akan berbuahkan tindakan dosa yang lainnya. Lumpur dosa itu seperti lumpur rawa maut yang menenggelamkan manusia dalam kematian kekal karena upah dosa itu memang maut. Berbagai upaya manusia untuk keluar dari lumpur dosa dan berkenan kembali di hadapan Allah, terbukti sia-sia di mata Allah. Oleh sebab itulah, dalam anugerah dan kasih Allah yang begitu besar bagi manusia, Allah mengutus Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya kepada-Nya, akan memperoleh kehidupan yang kekal. Inilah dasar batu karang yang kokoh dari iman Kristiani. Ayolah kita mengimani dan mengamininya! (BHS)
Berkomitmen untuk tetap setia
Apa gambaran nabi Hosea tentang pembuangan Israel ke Asyur sebagai hukuman TUHAN? Ini gambarannya di Hosea 13:3-4. “Sebab itu mereka akan seperti kabut pagi atau seperti embun yang hilang pagi-pagi benar, seperti debu jerami yang diterbangkan badai dari tempat pengirikan atau seperti asap dari tingkap. Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku.” Kabut, embun, debu jerami, dan asap yang semuanya mudah menghilang adalah empat gambaran tentang bangsa Israel yang segera akan dihukum TUHAN dengan pembuangan ke tanah Asyur. Hanya TUHANlah satu-satunya Allah dan juruselamat Israel dari sejak dulu. Kalau bangsa Israel dulu telah menjauh dari Allah, bagaimana dengan gereja Tuhan di masa kini? Di dalam iman kepada Yesus Kristus sang Juru selamat, orang percaya dipilih Allah untuk menjadi umat pilihan-Nya yang taat dan setia. Apakah kita yang telah dipilih itu kemudian justru meninggalkan Allah dengan menyembah yang lainnya? Seharusnya tidak! Hanya saja, seringkali tawaran-tawaran dunia seperti uang, harta milik, popularitas, gengsi, dan kekuasaan, menjadi begitu menawan hati sehingga ada saja orang percaya yang lupa diri sehingga lupa Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita perbaharui iman percaya dan komitmen kita untuk selalu setia pada Allah dalam Yesus Kristus! Mari kita belajar setia pada-Nya! (BHS)
Mewaspadai kemakmuran hidup
Apa kekecewaan TUHAN terhadap bangsa Israel yang terungkap di Hosea 13:5-6? Ini dia: “Akulah yang mengenal engkau di padang gurun, di tanah yang gersang. Ketika mereka makan rumput, maka mereka kenyang; setelah mereka kenyang, maka hati mereka meninggi; itulah sebabnya mereka melupakan Aku.” Setelah keluar dari perbudakan di Mesir, TUHAN menunjukkan kesetiaan-Nya dengan menyertai bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun Sinai. Allah sungguh mengenal perilaku mereka yang sering tidak setia. Setelah bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan, mereka tinggal di tanah yang subur dan makmur. Tetapi sayangnya, mereka malah menjadi tinggi hati dan melupakan TUHAN. Seperti yang terjadi pada bangsa Israel, kemakmuran hidup memang bisa saja membuat orang percaya di masa kini untuk lupa diri, bahkan sombong. Orang percaya sering lupa bahwa Allah telah memberikan anugerah keselamatan-Nya dalam Tuhan Yesus Kristus, serta lupa bahwa Allah telah memberi segala kelimpahan dan telah menyertai senantiasa. Akibatnya, ada orang Kristen yang kemudian jadi lupa Tuhan, dan bahkan meninggalkan Tuhan. Ini adalah sikap yang harus diwaspadai dan dihindari oleh setiap orang percaya. Wahai umat Tuhan, janganlah sampai kemakmuran hidup membuat kita lupa diri, congkak, dan meninggalkan Tuhan! Marilah kita belajar bersyukur atas segala anugerah-Nya! Ayolah! (BHS)
Menghindari murka Allah
Apa akibatnya bagi bangsa Israel karena mereka telah menjadi tinggi hati dan melupakan Allah? Mari dengar firman-Nya di Hosea 13:7-8, “Maka Aku menjadi seperti singa bagi mereka, seperti macan tutul Aku mengintip-intip di pinggir jalan. Aku mau mendatangi mereka seperti beruang yang kehilangan anak, Aku mau mengoyakkan dada mereka. Di sana Aku memakan mereka seperti singa; binatang liar di padang akan merobek mereka.” Gambaran Allah tentang singa, macan tutul, beruang, dan binatang liar yang sedang marah itu menunjukkan betapa Allah murka benar atas segala kejahatan umat-Nya. Dalam murka-Nya itu, Allah yang Maha Kudus akan bertindak untuk menjatuhkan hukuman-Nya. Dalam menjalani kehidupan, sering ada umat percaya yang terlarut dan terhanyut dalam kesuksesan dunia, baik karena jabatannya, gelarnya, maupun kekayaannya. Ini kemudian bisa saja membuatnya tinggi hati, dan bahkan meninggalkan Tuhan sehingga teguran dari Firman Tuhan sudah tidaklah dipedulikan lagi. Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kudus pastilah tidak berkenan atas segala dosa-dosa umat-Nya ini. Oleh sebab itu, marilah kita mawas diri dan mau merendahkan hati kita di hadapan Tuhan karena hanya melalui jalan pertobatan dalam Yesus Kristuslah, kita dimungkinkan untuk mempunyai relasi yang harmonis dengan Allah. Marilah kita menjaga relasi kita dengan Allah sehingga terang kesaksian kita makin cemerlang! (BHS)
Selalu berharap pada pertolongan Allah saja
Bagaimana ungkapan kekecewaan TUHAN terhadap bangsa Israel yang disampaikan di Hosea 13:9-10? Ini dia: “Aku membinasakan engkau, hai Israel, siapakah yang dapat menolong engkau? Di mana gerangan rajamu, supaya diselamatkannya engkau, dan semua pemukamu, supaya diberinya engkau keadilan, hai, engkau yang berkata: "Berilah kepadaku seorang raja dan pemuka-pemuka!" Bangsa Israel rupanya lebih mencari pertolongan raja dan para pemuka dari pada mencari pertolongan TUHAN. Allah yang seharusnya menjadi sandaran dan sumber pertolongan mereka, telah digantikan dengan manusia yang lemah yang tidak dapat memberikan pertolongan. Berharap pada pertolongan Allah memang sumber kekuatan umat-Nya. Bila orang percaya menghadapi kesulitan dan tantangan dalam kehidupan, pertolongan siapakah yang lebih dicari? Tuhankah? Tentu saja seharusnya demikian. Mencari pertolongan manusia semata memang lazim terjadi di dalam kehidupan umat Tuhan. Mengapa demikian? Kecenderungan dosa memang seperti hukum gravitasi yang terus bekerja untuk menarik orang kepada hal-hal yang tidak dikenan Tuhan. Hanya dengan senantiasa menaruh harapan kepada Tuhan dan hidup bergantung kepada Dia sajalah yang berkenan di mata-Nya. Inilah satu-satunya cara hidup yang berkenan di mata Allah. Marilah kita terus berharap pada pertolongan Allah saja. Inilah kekuatan yang sejati! (BHS)
Menjadi pemimpin umat yang bertobat dan taat
Bagaimana ungkapan kekesalan dan kemarahan TUHAN terhadap para raja Israel yang tidak takut TUHAN? Mari lihat Hosea 12:11-12! “Aku memberikan engkau seorang raja dalam murka-Ku dan mengambilnya dalam gemas-Ku. Kesalahan Efraim dibungkus, dosanya disimpan.” Raja-raja Israel yang tidak takut TUHAN telah menyembah berhala dan bertindak jahat di mata TUHAN. Kejahatan para pemimpin bangsa ini tidaklah dilupakan TUHAN karena mereka memang tidak pernah bertobat dan tidak pernah menyesali dosa-dosa mereka. Karena pemimpin mereka jahat, maka bangsa Israel telah menjadi jahat dan telah menyakitkan hati TUHAN. Di dalam keadilan TUHAN, bangsa Israel memang layak untuk dihukum. Seperti halnya di zaman Israel dulu, peran pemimpin umat di masa kini di Indonesia adalah sangat penting. Para pemimpin umat itu seperti mercu suar yang mengarahkan umat percaya dalam mengikut Tuhan. Bila pemimpin umat mengarahkan pada hal sesat, maka tersesatlah umat. Oleh sebab itu, wahai para pemimpin umat Tuhan di Indonesia, marilah arahkan umat untuk bertumbuh dalam takut akan Tuhan! Janganlah sampai ambisi politik, nafsu kejar kuasa, atau keinginan untuk kaya begitu menguasai sehingga umat Tuhan hanyalah dijadikan alat untuk menggapai ambisi semata. Kalau seperti ini, Tuhan pastilah murka. Marilah kita kembali kepada Tuhan dalam pertobatan yang sungguh! Ayolah! (BHS)
Selalu peka mendengar teguran
Apa gambaran nabi Hosea tentang bangsa Israel yang enggan bertobat? Hosea 13:13 menjelaskannya. “Sakit beranak mendahului kelahirannya, tetapi ia adalah seorang anak yang tidak bijaksana; sebab tidak pada waktunya ia bergerak, bila waktunya tiba, ia tidak mau keluar dari kandungan ibu.” Penderitaan akibat hukuman Allah kepada bangsa Israel digambarkan seperti kesakitan seorang ibu sewaktu proses melahirkan. Meskipun menderita, bangsa Israel tetap tidak mau keluar dari tindakan jahatnya dan bertobat segera seperti halnya anak yang tidak mau keluar dari kandungan ibunya. Kekerasan hati dan kebebalan bangsa Israel adalah tindakan yang bodoh dan tidak bijaksana. Mereka seharusnya mendengar teguran Allah. Selalu peka akan teguran Tuhan dan segera bertobat adalah tindakan bijaksana yang penting untuk dilakukan oleh setiap orang percaya. Walaupun seseorang sudah mengaku percaya Kristus dan mengalami kelahiran baru, tidak berarti seseorang sudah terhindar dari pikiran dan tindakan dosa. Sifat kedagingan kita sering mendorong kita untuk jatuh dalam dosa. Oleh sebab itu, umat Tuhan harus selalu hidup dalam pertobatan setiap hari supaya kita selalu berkenan di mata Tuhan. Melalui pertobatan dan pengakuan dosa, Tuhan membuka jalan untuk orang percaya bisa hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Pertobatan dalam Yesus Kristus memang satu-satunya jalan untuk kita berkenan di mata Tuhan. (BHS)
Terlepas dari kuasa maut
Bangsa Israel telah mengeraskan hati mereka dan tidak mau bertobat. Bagaimana ungkapan kemurkaan Allah atas kelakuan bangsa Israel ini? Mari lihat Hosea 13:14! “Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasamu, hai dunia orang mati? Mata-Ku tertutup bagi belas kasihan.” Kebebasan dari dunia orang mati dan penebusan dari kuasa maut memang hanya bisa terjadi bila bangsa Israel mau kembali lagi kepada Allah dalam pertobatan. Melaluinya, Allah melimpahkan anugerah belas kasihan-Nya kepada manusia yang nantinya akan dinyatakan dalam masa Perjanjian Baru melalui penebusan Kristus. Di masa Perjanjian Lama, umat pilihan Allah yaitu bangsa Israel telah gagal untuk menjadi saksi Allah karena kelakuan mereka yang jahat di mata-Nya. Segala upaya manusia telah terbukti sia-sia untuk melawan kuasa dosa yang membinasakan manusia. Oleh sebab itu, Allah menganugerahkan Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus untuk menjadi jalan penebusan dari kuasa Iblis. Hanya melalui Yesus Kristus sajalah kita menerima keselamatan dan kelepasan dari dosa. Karena Allah sudah menyediakan jalan keselamatan bagi manusia, marilah kita mewartakan kabar baik ini dengan menjadi saksi Tuhan yang setia dalam iman, pikiran, dan perbuatan kita. Melaluinya, nama Tuhan akan ditinggikan. (BHS)
Tidak melupakan Sang Pemberi Berkat
Bangsa Israel di Utara telah diberi TUHAN kelimpahan hidup. Hanya saja mereka malahan melawan TUHAN. Apa yang terjadi pada waktu mereka tidak mau lagi menaati TUHAN? Hosea 13:15 mengungkapkannya: “Sekalipun ia tumbuh subur di antara rumput-rumput, maka angin timur, angin TUHAN, akan datang, bertiup dari padang gurun, mengeringkan sumber-sumbernya dan merusakkan mata-mata airnya; dirampasnya harta benda, segala barang yang indah-indah.” Karena kejahatan Israel, bangsa Israel akan dihukum TUHAN. Raja Asyur dengan pasukannya yang datang dari timur tanah Kanaan akan dipakai TUHAN untuk menghancurkan umat pilihan-Nya. Dosa memang pasti dihukum. Seperti halnya bangsa Israel, berkat kesuksesan dan kelimpahan dalam kehidupan umat Tuhan di masa sekarang ini seringkali juga tidak direspons dengan rasa syukur kepada Sang Pemberi Berkat. Bahkan ada saja orang percaya yang kemudian justru menjadi lupa Tuhan dan bertindak jahat kepada sesama. Apakah Tuhan akan membiarkannya? Tentu tidak! Melalui Firman-Nya, Tuhan senantiasa memberikan teguran-Nya. Hanya saja, bila orang Kristen tidak mau mendengar dan mengeraskan hati, ada masanya Tuhan akan memberikan penghukuman-Nya. Oleh sebab itu, mari kita ingat selalu bahwa Tuhan yang Maha Kudus pasti tidak akan membiarkan segala dosa! Melalui darah Kristus, mari bertobat! (BHS)
Tetap percaya walau tidak paham
Bagaimana kedahsyatan dari penghukuman TUHAN terhadap umat pilihan-Nya? Ini gambaran di Hosea 14:1. “Samaria harus mendapat hukuman, sebab ia memberontak terhadap Allahnya. Mereka akan tewas oleh pedang, bayi-bayinya akan diremukkan, dan perempuan-perempuannya yang mengandung akan dibelah perutnya.” Dalam keadilan Allah, kerajaan Israel Utara dengan ibu kota Samaria, akan dihancurkan dengan memakai bangsa Asyur yang kejam. Di dalam ke Maha Kuasaan-Nya terhadap segala kejadian di dunia, Allah bisa menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan dan melaksanakan kehendak-Nya. Betapa besar dan agung kuasa-Nya! Sering manusia tidak memahami cara Allah dalam menjalankan rencana-Nya. Bagaimana mungkin Allah yang Maha Agung menggunakan bangsa Asyur yang kejam untuk menghukum umat-Nya? Hikmat Allah yang begitu besar itu menyebabkan segala tindakan Allah pastilah benar adanya. Allah tidak akan pernah sekalipun berbuat salah. Manusia yang tidak memahami tindakan Allah hanya perlu beriman dan menaati Dia. Oleh sebab itu, dikala kita merasa bimbang dan ragu akan tindakan Allah, biarlah kita belajar mempercayai dan meletakkan segala pengharapan kita kepada Allah! Kalaupun sekarang kita belum paham akan tindakan Allah, ada masanya kita akan memahami juga. Marilah kita belajar percaya kepada Allah! Inilah kekuatan kita. (BHS)
Anugerah Allah melalui doa
Apa ajakan nabi Hosea kepada bangsa Israel setelah dia menyampaikan nubuat penghukuman dari Tuhan? Mari kita dengar seruan nabi Hosea di Hosea 14:2-3! “Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.” Ungkapan hati melalui doa penyesalan dan pertobatan yang sungguh-sungguh adalah cara untuk mendapatkan anugerah pengampunan TUHAN. Tanpa pertobatan, tidak akan ada pengampunan. Inilah cara TUHAN. Doa merupakan sarana yang dianugerahkan Allah kepada manusia supaya manusia dapat berkomunikasi dengan Allah. Allah yang Maha Agung dan Maha Besar telah merendahkan diri-Nya dan berkenan mendengar ungkapan hati manusia. Betapa luar biasanya Allah kita! Meskipun demikian, betapa seringnya umat Tuhan menyia-nyiakan sarana yang luar biasa ini. Di dalam kesabaran-Nya, Tuhan Allah selalu menantikan doa pertobatan manusia. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa memanfaatkan anugerah doa ini di dalam pertobatan yang sungguh. Hanya melalui doa pengakuan dosa kita sajalah, kita bisa berkenan kembali di mata Tuhan. Marilah kita meneliti diri kita dan kembali kepada Tuhan melalui doa pertobatan kita! (BHS)
Bersandar hanya kepada TUHAN
Nabi Hosea mengajak bangsa Israel untuk bertobat. Hal apa yang harus diakui oleh bangsa Israel di hadapan TUHAN dalam doa pengakuan dosa mereka? Mari dengarkan pengakuan dosa yang diajarkan oleh nabi Hosea di Hosea 14:4! “Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Dalam doa pertobatan mereka, bangsa Israel harusnya menyesali bagaimana mereka tidak lagi bergantung kepada TUHAN dan malahan menyembah buatan tangan manusia. Israel juga harusnya tidak lagi bergantung kepada kekuatan persenjataan. Pertobatan memang respons yang seharusnya ada. Hakekat manusia yang berdosa telah menyebabkan manusia untuk menjauh dari Tuhan. Kecenderungan hati manusia berdosa pastilah selalu tidak akan berkenan di mata Tuhan. Ini terlihat dari bagaimana manusia menggantungkan dirinya pada hal-hal yang bukan Tuhan seperti misalnya kekayaan, pengaruh politik, dan status sosial. Bergantung kepada apa saja yang bukan Tuhan adalah kejahatan di mata-Nya. Dialah satu-satunya tempat orang percaya untuk bersandar. Oleh karena itu, wahai orang Kristen Indonesia, marilah kita perteguh kembali iman percaya kita kepada Tuhan dan menjadikan Tuhan satu-satunya sandaran bagi kehidupan kita. Dengan bersandar pada Tuhan, kita pasti mampu untuk menghadapi segala tantangan. (BHS)
Hidup di dalam pertobatan
Bila bangsa Israel mau bertobat dan bersandar hanya kepada TUHAN saja, apa janji TUHAN kepada mereka? Ini janji-Nya di Hosea 14:5-7. “Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon.” Gambaran pemulihan Israel begitu indah dan begitu agung. Betapa besar kasih TUHAN yang diberikan melalui pertobatan! Sangatlah bodoh bila bangsa Israel tidak mau bertobat. Pertobatan memang adalah jalan untuk mengalami anugerah Tuhan yang berlimpah. Di dalam iman pada penebusan Yesus Kristus, orang percaya bertobat dari jalan sesat untuk masuk dalam kehidupan yang berlimpah anugerah. Meskipun demikian, kita tetap masih hidup di dalam dunia dengan segala macam godaan dan tantangannya. Kecenderungan untuk berbuat dosapun masih ada. Oleh sebab itulah, orang percaya harus tetap hidup dalam pertobatan setiap hari. Inilah kunci bagi kehidupan orang percaya selama tinggal di bumi ini. Melalui kehidupan yang selalu mawas diri dalam terang Firman-Nya, orang percaya dapat menjalani kehidupan di dunia ini di dalam takut akan Tuhan. Inilah kekuatan kita. (BHS)
Ajakan memperbaharui komitmen
TUHAN telah memanggil bangsa Israel untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Apa yang dijanjikan TUHAN bila bangsa Israel mau kembali menaati-Nya? Hosea 14:8 memberikan janji Allah. “Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon.” Bila bangsa Israel mau bertobat maka TUHAN akan menerima mereka kembali. Inilah anugerah besar dari TUHAN. Di dalam anugerah TUHAN itu, bangsa Israel akan tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang diberkati TUHAN dan menjadi termasyhur karena membawa kemuliaan bagi nama TUHAN. Inilah sesungguhnya hakekat umat pilihan-Nya. Panggilan pertobatan dari Allah itu sebenarnya merupakan panggilan untuk masuk ke dalam anugerah-Nya yang mulia. Di dalam penebusan Yesus Kristus, Allah telah menyediakan jalan keselamatan bagi manusia. Dengan demikian, seorang dikatakan sebagai orang Kristen apabila mereka menjadi pengikut Kristus karena iman. Sayangnya, menjadi pengikut Kristus sering kali tidak disertai ketaatan kepada Kristus, baik dalam pikiran maupun dalam perbuatan. Oleh sebab itulah, seperti yang terjadi pada zaman Hosea dulu, orang Kristen kembali dipanggil Allah untuk bertobat dan memperbaharui komitmen mereka kepada Kristus. Di dalam ketaatan kepada Kristus, ada segala janji kelimpahan Allah. Jangan sia-siakan! (BHS)
Tidak bergantung kepada yang lain
Apa teguran TUHAN kepada bangsa Israel yang tidak lagi bergantung pada TUHAN? Ini penegasan TUHAN di Hosea 14:9: “Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.” Segala kedamaian, kesejahteraan, dan kelimpahan hidup hanyalah bersumber dari TUHAN Sang Pencipta alam semesta saja. Berhala adalah hasil tipu muslihat si jahat dan rekaan manusia semata yang pasti tidak berdaya di hadapan TUHAN. Adalah suatu kebodohan dan kesia-siaan bila umat pilihan TUHAN justru menyembah sesuatu yang tidak dapat berbuat apa-apa. Apakah teguran Allah di zaman nabi Hosea untuk tetap bergantung kepada-Nya masih relevan untuk masa kini? Tentu saja masih. Secara sadar maupun tidak sadar, orang percaya seringkali tidak bergantung lagi kepada Allah. Pengorbanan Kristus di kayu salib demi menebus manusia dianggap sepele saja. Petunjuk-petunjuk Firman Tuhan dilecehkan dan diabaikan, dan bahkan, orang percaya kemudian ada yang menyeleweng dan mengikuti yang bukan Allah. Godaan untuk kompromi iman demi kekayaan, popularitas, jabatan, ataupun kenikmatan hidup sering kali begitu merasuk dan menarik hati. Marilah kita menjauhkan diri dari semuanya itu dan kembali kepada Tuhan! Hidup kita pasti akan menjadi berarti. (BHS)
Terus belajar untuk menaati Allah
Sebagai penutup dari kitab Hosea, nabi Hosea mengingatkan bangsa Israel di Hosea 14:10 tentang segala nubuat, teguran, dan pengajaran yang telah disampaikan TUHAN. Ini peringatannya: “Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.” Di sepanjang kitab Hosea, sudah banyak hal yang disampaikan TUHAN. Umat pilihan TUHAN seharusnya mendengar, memahami, dan menaati suara TUHAN ini. Melaluinya, umat TUHAN akan dapat menjalani kehidupan dengan bijaksana dalam keteguhan hati untuk membawa kemuliaan bagi Allah saja. Segala perintah dan peringatan dari Allah pastilah baik adanya. Karena Allah begitu memperhatikan dan mengasihi umat-Nya, maka Allah memberi teguran dan peringatan-Nya, yang semuanya demi kebaikan umat-Nya. Sayangnya, seringkali umat Tuhan justru menyeleweng dan tidak mau mendengarkan petunjuk Allah. Ketidak-taatan umat Allah ini menjadikan mereka bodoh dan tercela. Hanya dengan mendengar dan menaati segala perintah Allah sajalah, umat Allah dapat hidup di dalam hikmat Tuhan. Oleh sebab itu, wahai umat Tuhan di Indonesia, mari kita belajar menjadi bijaksana dengan tekun belajar untuk mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Inilah kunci dari pertumbuhan iman yang dikenan Tuhan. (BHS)