Dari Renungan
Tanggal: 5 Desember
Saya bertanggung jawab pada Allah atas cara saya mengendalikan tubuh saya di bawah otoritas-Nya. Paulus mengatakan, dia tidak "menolak anugerah Allah" atau membuatnya tidak efektif (Galatia 2:21). Anugerah Allah adalah mutlak dan tak terbatas. Karya keselamatan melalui Yesus itu sempurna dan telah diselesaikan untuk selamanya. Saya tidak sedang diselamatkan -- saya telah diselamatkan. Keselamatan itu sekekal takhta Allah, tetapi saya harus berusaha dan menggunakan apa yang telah diberikan Allah dalam diri saya.
"Mengerjakan keselamatan" (Filipi 2:12) berarti saya bertanggung jawab untuk menggunakan apa yang telah Dia berikan kepada saya. Itu juga berarti bahwa saya harus menyatakan kehidupan Yesus dalam kehidupan saya secara jelas dan terbuka, "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya ..." (1 Korintus 9:27).
Setiap orang Kristen harus menyerahkan tubuhnya di bawah kendali mutlak Allah. Allah telah memberi kita tanggung jawab untuk berkuasa atas "bait Roh Kudus" meliputi pula pikiran-pikiran dan hasrat kita (1 Korintus 6:19). Kita bertanggung jawab atas semuanya ini, dan jangan pernah memberi tempat pada hal-hal yang tidak patut. Namun, sebagian besar dari kita lebih keras dalam menghakimi orang lain daripada menghakimi diri kita sendiri. Kita berdalih untuk hal-hal yang kita perbuat, sementara kita mengutuk hal-hal dalam kehidupan orang lain hanya karena kita tidak condong melakukan hal-hal yang mereka lakukan.
Paulus berkata, "... aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup ..." (Roma 12:1). Yang harus saya putuskan adalah apakah saya akan sepakat atau tidak dengan Tuhan dan Guru saya agar tubuh saya sungguh-sungguh menjadi bait-Nya. Sekali saya setuju, semua hukum, peraturan, dan tuntutan hukum mengenai tubuh akan dinyatakan kepada saya dalam kebenaran ini: tubuh saya adalah "bait Roh Kudus"."