Dari Renungan
Tanggal: 17 Juli
Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan .... (1Kor 2:4)
Paulus adalah seorang cendekiawan dan orator terkemuka. Di sini,(dalam ayat di atas) apa yang ia mau katakan ialah bahwa bila ia memberitakan Injil dengan berusaha memengaruhi para pendengarnya dengan kefasihan bicaranya, dia akan menyelubungi kuasa Allah.
Kepercayaan kepada Yesus adalah mukjizat yang timbul dari karya Penebusan, bukan dari pidato atau khotbah yang mengesankan atau bujuk rayu dan ajakan, melainkan semata-mata dari kuasa Allah yang tidak membutuhkan bantuan apa pun. Kuasa penebusan yang kreatif datang melalui pemberitaan Injil, bukan karena kepribadian sang pengkhotbah atau pemberitanya.
Puasa yang benar dan sesungguhnya dari seorang pemberita Injil bukanlah puasa dari makanan, melainkan puasa dari kefasihan berbicara, dan gaya bicara yang mengesankan, dan dari segala sesuatu lainnya yang dapat merintangi Injil Allah yang sedang disampaikan. Pemberita Injil ada di sana sebagai wakil Allah -- "... seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami(2 Korintus 5:20). Dia berdiri untuk menyajikan Injil Allah.
Jika hanya karena pemberitaan atau khotbah saya orang-orang berhasrat untuk menjadi lebih baik, maka mereka takkan pernah datang dekat kepada Yesus Kristus. Karena, apa pun yang membuat saya tersanjung dalam pemberitaan Injil yang saya lakukan, akan menjadikan saya seorang pengkhianat kepada Yesus, dan akan merintangi kuasa penebusan-Nya. Karena, seperti kata Yesus, "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan... akan menarik semua orang datang kepada-Ku" (Yohanes 12:32).