Dari Renungan
Tanggal: 21 November
Kematian Yesus Kristus merupakan penggenapan maksud dan tujuan Allah. Tidak pada tempatnya memandang Yesus Kristus sebagai seorang martir. Kematian-Nya bukanlah sekadar kejadian yang menimpa diri-Nya -- sesuatu yang barangkali dapat dicegah atau dihindari. Akan tetapi, kematian-Nya itulah yang menjadi alasan utama kedatangan-Nya ke dunia ini.
Dalam hal pengampunan, janganlah pernah kita mendasarkannya pada pemahaman bahwa Allah adalah Bapa kita dan karena Dia mengasihi kita, Dia pasti akan mengampuni kita. Pemahaman seperti ini bertentangan dengan kebenaran Allah yang diungkapkan melalui Yesus Kristus, dan membuat peristiwa di kayu Salib tidak diperlukan dan karya penebusan menjadi hal yang kurang berarti. Pengampunan dosa hanya dapat Allah lakukan melalui kematian Kristus. Tidak ada cara lain bagi Allah untuk mengampuni manusia selain melalui kematian Anak-Nya, dan Yesus ditinggikan sebagai Juru Selamat karena kematian-Nya. Namun, kita sudah melihat Yesus ... sekarang diberikan kedudukan yang mulia dan terhormat karena Ia sudah menderita sampai mati (Ibrani 2:9). Suara kemenangan terbesar yang pernah terdengar menggemuruh di jagad raya adalah suara Kristus di kayu salib -- "Sudah selesai" (Yohanes 19:30). Itulah perkataan terakhir dalam penebusan umat manusia.
Segala sesuatu yang dapat mengurangi atau mencoreng kekudusan Allah melalui cara pandang yang salah tentang kasih-Nya, bertentangan dengan kebenaran Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Jangan biarkan diri Anda percaya bahwa Yesus Kristus berdiri di pihak kita, dan menentang Allah karena rasa iba dan kasihan-Nya kepada kita, atau bahwa Dia menjadi kutuk bagi kita karena rasa simpati-Nya terhadap kita. Yesus Kristus menjadi kutuk bagi kita melalui suatu ketetapan ilahi. Bagian kita dalam menyadari arti luar biasa dari kutuk yang ditimpakan kepada-Nya tersebut adalah keinsafan atas dosa kita. Keinsafan diberikan kepada kita sebagai karunia atas aib dan pertobatan; ini merupakan rahmat yang besar dari Allah. Yesus Kristus membenci dosa dalam diri manusia, dan Kalvari adalah ukuran dari kebencian-Nya atas dosa."