Dari Renungan
Tanggal: 4 Juni
Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5)
Ke manakah kecondongan pikiran saya? Apakah berpaling pada firman Allah atau pada ketakutan saya sendiri? Apakah saya sekadar mengulangi apa yang Allah firmankan, ataukah saya belajar untuk benar-benar mendengar Dia, lalu merespons setelah saya mendengar apa yang Ia katakan? "Karena Allah telah berfirman, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau ". Sebab itu, dengan yakin kita dapat berkata, "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Ibrani 13:5-6).
"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau ..." -- tidak untuk alasan apa pun bagi Allah membiarkan kita, tidak dosa, tidak keakuan, tidak kedegilan, atau perilaku saya yang menyusahkan orang lain.
Dari pihak saya, sudahkah saya benar-benar mempersilakan Allah berkata kepada saya bahwa Dia sekali-kali tidak akan membiarkan saya? Jika saya benar-benar belum mendengar kepastian dari Allah ini, biarlah saya mendengarkannya lagi.
"Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. " Terkadang, yang membuat saya menyangka Allah akan meninggalkan saya bukan saat kesulitan hidup, melainkan pada saat-saat rutinitas hidup yang terasa membosankan. Bila tidak ada kesulitan besar yang harus diatasi, tidak ada visi dari Allah, tidak ada yang ajaib atau indah -- hanya rutinitas hidup sehari-hari -- apakah dalam hal-hal seperti ini saya mendengar sendiri kepastian Allah (God's assurance) untuk saya, seperti ayat di atas?
Kita berpendapat bahwa Allah akan melakukan hal yang luar biasa pada masa depan -- menyiapkan dan memperlengkapi kita untuk tugas luar biasa pada waktunya. Akan tetapi, sementara kita bertumbuh dalam anugerah-Nya kita mendapati bahwa Allah menyatakan kemuliaan-Nya di sini dan sekarang, dalam menit-menit ini juga.Jika kita mempunyai kepastian Allah yang mendukung kita dari belakang, maka kekuatan yang paling mengagumkan menjadi milik kita dan kita belajar menyanyi, memuliakan Dia, bahkan dalam hari-hari dan cara-cara hidup yang biasa saja.