Dari Renungan
Tanggal: 6 Februari
... darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan .... (2Tim 4:6)
Siapkah Anda untuk dicurahkan sebagai persembahan? Hal ini adalah tindakan kehendak Anda, bukan perasaan Anda. Katakanlah kepada Allah bahwa Anda siap dipersembahkan sebagai korban bagi-Nya. Lalu, terimalah konsekuensinya, tanpa keluhan sama sekali, kendati apa pun yang diatur Allah bagi Anda.
Allah mengutus Anda melalui krisis kehidupan pribadi, yang tidak seorang pun dapat membantu Anda. Dari luar hidup Anda mungkin tampak biasa saja, tetapi perbedaannya terletak pada kehendak Anda. Sekali Anda mengalami krisis dalam kehendak Anda, Anda tidak akan menghiraukan harga/akibatnya bila hal itu mulai memengaruhi Anda secara lahiriah. Jika Anda tidak membereskan kehendak Anda lebih dahulu dengan Allah, akibatnya kelak hanyalah membangkitkan rasa iba diri pada Anda.
"Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada tanduk-tanduk mezbah" (Mazmur 118:27). Anda harus bersedia diletakkan di atas mazbah dan merasakan panasnya api, bersedia mengalami semua yang dilambangkan oleh mazbah -- pembakaran, penyucian, dan pemisahan hanya untuk satu maksud -- melenyapkan setiap keinginan dan afeksi yang tidak berlandaskan atau tidak terarah kepada Allah.
Namun, Anda tidak melenyapkannya, Allah yang melakukannya. Lakukanlah "mengikat korban ... pada tanduk-tanduk mazbah" dan perhatikan bahwa Anda tidak bergelimang dalam rasa iba diri jika api itu menyala. Setelah Anda mengalami proses tersebut, tidak akan ada apa pun yang sanggup menyusahkan atau membuat Anda tertekan. Bila krisis lain datang, Anda akan menyadari bahwa hal-hal tersebut tidak dapat menyentuh Anda lagi seperti keadaan sebelumnya. Api apakah yang ada di hadapan kehidupan Anda?
Katakanlah kepada Allah bahwa Anda siap dicurahkan sebagai persembahan, dan Allah akan membuktikan diri-Nya menjadi segala sesuatu yang pernah Anda mimpikan tentang Dia.