Dari Renungan
Kehidupan Adalah Sebuah Kenangan
Oleh: Oleh: Tiny M. Irawani Simanungkalit, M.Si
Kita tidak akan bosan mendengar lagu sepanjang jalan kenangan, gereja tua dan tembang kenangan yang lainnya. Orang suka mendengar lagu kenangan sambil mengenang suatu peristiwa yang indah di masa lalu. Perjalanan hidup, baik dalam kesendirian dan kebersamaan dalam keluarga akan terangkai dalam kenangan untuk generasi penerus kita.
Penduduk di negara maju sangat merasakan kesepian terkhusus para orang yang lanjut usia, karena tidak mempunyai keluarga, hidup sebatangkara, dan tidak punya teman (hal ini biasa di negara maju karena ada yang mau hidup sendiri tanpa mempunyai pasangan hidup atau sanak keluarga). Kami juga terkadang merasa kesepian karena jauh dari keluarga di Indonesia, namun masih ada media berupa skype yang menjadi penyambung komunikasi yang dapat langsung bertatap muka.
Salah satu program kerja yang saat ini saya jalani di jemaat adalah program perkunjungan kepada orang tua. Data statistik untuk orang tua yang berumur 70-85 cukup tinggi di negara maju. Mereka sangat senang dikunjungi dan di dengarkan ceritanya tentang masa muda. Sambil bercerita, mereka menunjukkan foto-foto mereka. Tetapi ada juga orang tua yang tidak mau dikunjungi karena dia mengalami banyak kekecewaan dalam perjalanan hidupnya dari masa kecil. Mereka menyendiri sambil merenung dengan sedih, bahkan terkadang takut bertemu dengan orang lain karena sudah terbiasa hidup sendiri. Hidup tanpa komunikasi dengan orang lain adalah hidup yang terisolasi dan ini sangat menyedihkan karena kita adalah manusia sosial yang membutuhkan orang lain. Kita mengabadikan beberapa peristiwa penting dalam foto atau tulisan. Ketika merindukan orang yang kita kasihi dan telah meninggal dunia maka kita melihat sesuatu hal yang membuat kita mengingat kembali kenangan yang indah saat bersamanya. Salah satu topik pembicaraan keluarga dalam peristiwa ulang tahun, pernikahan, kemalangan dan juga dalam natal dan tahun baru adalah melihat kembali foto-foto kenangan.
Apa yang kita alami, lakukan dan rencanakan di tahun 2014 menjadi evaluasi dan kenangan di tahun 2015 ini. Pada malam tahun baru yang lalu kita berefleksi tentang peristiwa yang telah kita lewati dalam setahun. Dalam refleksi, ada peristiwa yang menyenangkan dan menyedihkan yang telah dialami dan itu akan menjadi kenangan. Kita akan senang mengingat kenangan yang lucu dan menyenangkan dan kenangan yang menyedihkan.
Kita selalu mendengar dan menceritakan tentang tokoh-tokoh di Alkitab yang telah melakukan hal yang baik dan berguna. Cerita tentang Tuhan Yesus dalam masa pelayananNya dan juga beberapa tokoh di berbagai bidang di dunia yang telah mengukir sejarah yang baik. Para tokoh tersebut melakukan hal yang baik bukan untuk tujuan agar terkenal tetapi untuk membuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan orang-orang yang merasakan kebaikan itu telah menuliskannya dalam sejarah yang pada akhirnya itulah yang menjadi kenangan bagi orang banyak. Paulus menceritakan kembali tentang kenangan yang buruk yang telah dia lakukan sebelum pertobatannya, dengan tujuan bahwa kenangan yang buruk itu tidak akan diulangi. Timotius menceritakan tentang neneknya Luis dan kehidupan keluarganya yang saleh dan itu menjadi kenangan untuk semangat dalam menjalani pelayanan di masa mudanya.
Jika kita membuat kenangan yang indah maka itu menjadi semangat dan kebanggaan untuk generasi penerus. Saya teringat ucapan almarhum bapak saya: kehidupan anak sebaiknya lebih baik daripada kehidupan orang tua, artinya jika orang tua hanya tamat SD maka anak minimal tamat SMP. Anak-anak berumur 4-5 tahun ketika di TK, akan bercerita dengan bangga tentang orang tuanya karena mereka melihat foto-foto dari papa-mama juga opa-oma mereka. Orang akan sedih atau menangis atau tidak mau mengingat kenangan yang buruk dalam kehidupan keluarganya. Kita tentunya menginginkan generasi penerus kita lebih baik, maka mari membuat kenangan yang baik bagi mereka. Sadar tidak sadar, kita sedang merangkai benang merah dari apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan masa lalu, dan kita sedang melakukan sesuatu dalam perjalanan hidup yang sedang berjalan dan itu akan menjadi kenangan di masa depan, dan benang merah itu akan kusut jika ada hal yang tidak baik.
Negara-negara maju selalu mengenang dan menghargai peristiwa bersejarah, itu menjadi cermin untuk perjalanan selanjutnya, artinya kenangan yang indah akan dilanjutkan dan kenangan jelek seperti perang, kemiskinan diusahakan tidak akan dilanjutkan. Di negara-negara maju ada banyak museum untuk menyimpan dokumen yang menjadi kenangan yang dapat dikunjungi generasi penerus. Kenangan berupa foto, buku atau benda lain yang diabadikan di museum akan menjadi cerita yang bisa dilihat. Kita mempunyai beberapa museum tapi sayang sudah ada beberapa yang dijual karena tidak mampu membiayai perawatannya. Hal ini sangat menyedihkan tapi inilah kenyataan.
Tuhan memberi kita akal budi dan segala yang baik. Mari mensyukuri pemberian Tuhan dengan cara melakukan dan menghasilkan kebaikan, yang bisa berupa perbuatan yang baik, kepedulian terhadap orang lain dan berprestasi. Saya dan keluarga sedang melakukan tugas pelayanan di Jerman untuk beberapa tahun. Pada bulan july 2014, saya berkunjung ke Wuppertal, ada museum Mission di sana. Banyak dokumen berupa tulisan dan foto tentang sejarah misi yang dilakukan para Missioner (misal, Nommensen di sumatera utara) di Indonesia. Hal yang menarik bagi saya adalah ketika melihat dan membaca tentang kakek buyut saya bernama Markus Siregar di museum itu. Beliau adalah salah satu dari tiga orang yang pertama sekali di baptis oleh Nommensen dan Markus Siregar adalah Pendeta pertama di Sumatera Utara. Ini menjadi kenangan yang indah sekaligus kebanggaan bagi saya. Perjalanan kehidupan kakek buyut saya terukir dalam sejarah yang dibuat di negara orang. Kebanggaan itu menjadi hal yang sangat positip bagi saya secara pribadi untuk lebih semangat dalam melakukan pelayanan.
Kita selalu menikmati kasih sayang Tuhan sepanjang perjalanan hidup di tahun 2014 yang telah dilewati dan akan selalu dikenang. Mari mensyukurinya dan berharap akan kasih sayangNya di tahun yang baru 2015. Mari menghitung berkat-berkat Tuhan yang begitu banyak di tahun-tahun yang telah kita jalani. BerkatNya tidak akan pernah berhenti dalam perjalanan kehidupan yang akan kita jalani.