Dari Renungan
Kuasa Doa Melepaskan Dari Kuasa Gelap
Oleh: Ibu Siti Asiyah
Pertengahan tahun 1977 setelah keluargaku menerima baptis percaya pada Tuhan Yesus pada tanggal 25 Desember 1975 di G.I.T.Dj. Djepara (Redaksi: sekarang GITJ= Gereja Injili di Tanah Jawa), keluarga kami pindah dari Jl.Kartini ke Kauman Jepara. Saat itu belum ada aliran PLN ke rumah, jadi kami memakai penerangan lampu petromax dan TV pakai accu.
Suatu malam, tanggal dan harinya saya lupa, rumah kemasukkan pencuri. Yang diambil tape, 2 lampu petromax, radio, katahuan setelah saya bangun pagi. Kaca jendela sudah tidak ada dan barang-barang hilang. Selang 2 hari suami pulang kantor minta dicarikan 10 pak rokok, gula, kopi, yang aneh lagi telur yang tak jadi dierami sebanyak 3 butir. Saya sempat bertanya untuk apa? Suami hanya menyahut: “Pokoknya carikan itu semua untuk syarat cari tahu siapa pencurinya ke orang pintar di Pelem.......... Pecangaan”. Aku kaget dan tidak setuju karena itu tak sejalan iman Kristiani yang sekarang kami anut, tapi suami kekeh harus ke orang pintar. Sebagai isteri yang tahu persis adat suami, dengan terpaksa saya usahakan syarat-syarat itu. Tapi dalam hati saya berdoa tak rela suami terjerumus pada kegelapan lagi. Susah juga cari telur yang tak jadi dierami. Sore baru dapat dan semua saya masukkan kantong kain yang terikat tali, karena suami pergi naik sepeda motor dan perjalanan agak jauh kurang-lebih 1 jam. Begitu berangkat syarat-syarat diikat di stang motor, berangkatlah suamiku.
Dengan hati pedih saya masuk kamar berlutut berdoa agar suami tak jatuh dalam dosa kegelapan lagi dengan menangis. Karena sudah menjelang senja, saya siap-siap urus lampu teplok pengganti petromax yang hilang dibantu anak-anak. Ternyata setelah kurang-lebih setengah jam kemudian kedengaran motor suami datang, pikirku kok cepat amat.
Begitu masuk pelataran, suami ngomel “gara-gara kamu tidak setuju semua syarat jatuh di jalan, talinya putus, berantakan, gagal semua”.
Dengan berdebar-debar saya kaget tapi bersyukur karena Tuhan telah jawab doaku selamatkan suami yang baru percaya dari kuasa gelap.
Puji syukur Tuhan Yesus ternyata keselamatan hanya ada padaMu. Tanpa orang pintar atau dukun, akhirnya Tuhan Yesus sendiri yang menyingkap siapa sebenarnya si pencuri itu, ternyata tetangga sebelah rumah, ia tukang yang waktu itu membangun rumah kami.
Inilah kesaksian iman setelah diselamatkan dari kebinasaan oleh Kristus Yesus Juruselamat dunia.
Kiranya ini bisa menjadi berkat bagi saudara-saudara kami seiman.
Ahok sendiri merasa bahwa yang diajarkan kepada anak-anaknya itu sudah cukup berhasil karena anaknya sudah memiliki iman yang cukup kepada Tuhan.
“Suatu kali saya sedang gundah karena mengalami masalah dalam pekerjaan. Saat itu isteri saya (Veronica Tan -Red) meminta anak perempuan saya (Nathania) untuk mendekati saya dan menanyakan masalah berat apa yang saya alami. Tapi hebatnya, anak perempuan saya malah menasihati isteri saya sambil bilang papa sudah punya Tuhan hebat yang dapat membantunya mengatasi masalah,” ujar Basuki. Ketika masalahnya itu terselesaikan, si anak dengan bangga menunjukkan hal itu pada isteri Ahok.
Berbeda dengan masalah keluarga, lalu bagaimana dengan misi pelayanan Ahok di gereja sendiri? Dengan enteng Ahok menuturkan baginya tak ada yang berubah dalam pelayanan. Hanya saja kini pelayanannya di gereja tak lagi seperti pelayanan yang dia lakukan belasan tahun lalu, di mana dia aktif sebagai majelis sebuah gereja.
Bagi Pak Ahok esensi pelayanan yang dilakukannya sekarang sudah lebih luas lagi. Karena menurutnya di mana kita bekerja atau usaha, maka kesempatan itu dapat dijadikan sebagai ladang panggilan pelayanan Tuhan. Semua harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan menjadi kesaksian hidup kita. “Di mana kita berada, di situlah kita melayani dan bersaksi! Melayani tidak hanya di dalam gereja.” papar pria yang pernah meraih predikat Tokoh yang Merubah Indonesia versi majalah Tempo ini.