Dari Renungan
Oleh: Hans Yakub Lekipera, STh, M.Min
Paska: maut telah ditelan dalam kemenangan
Paska yang dipahami sebagai kebangkitan Kristus tentu tidak terbantahkan. Paulus sendiri dalam suratnya kepada jemaat Korintus menegaskan peristiwa kebangkitan Kritus adalah sebuah kemenangan atas maut; “Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1 Korintus 15: 54-55).
Lebih lanjut Paulus menegaskan pula bahwa kemenangan itu sebagai sebuah anugerah Allah bagi umatNya, “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”. (1 Korintus 15: 57). Maut telah ditelan dalam kemenangan, sengat maut telah dipatahkan, demi menebus dan menyelamatkan manusia dari cengkraman maut. Oleh karenanya yang patut dilakukan umat adalah menaikan syukur kepada Allah.
Kemenangan itu sendiri terwujud ketika Kristus masuk ke dalam kerajaan maut. Salah satu bagian dalam Pengakuan Iman Rasuli kita berbunyi: disalibkan, mati, dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut. Jadi, waktu antara mati dan bangkit adalah saat di mana Kristus masuk dan berperang melawan penguasa kerajaan maut.
Dunia dalam Pandangan Yahudi Orang Yahudi membagi dunia ini dalam 3 tingkatan, yang tentu sangat membantu bagaimana kita memahami makna sesungguhnya dari Kristus masuk ke dalam kerajaan maut tersebut.
-
Dunia Atas Orang Yahudi memahami bahwa Dunia atas adalah tempatnya Allah. Tempat di mana Allah yang berkuasa. Tentu yang dimaksud di sini adalah Sorga yang kita percayai tempat Allah bersemayam, yang penuh dengan kebahagiaan, dan di sana ada keselamatan kekal. Kata lain yang sering digunakan adalah Kerajaaan Allah. Tidak ada di sana ratap tangis dan air mata, karena yang ada hanyalah kebahagiaan dan sukacita.
-
Dunia Tengah Dalam pandangan Yahudi, yang dimaksud dunia tengah adalah tempat di mana manusia hidup, yaitu bumi ini. Dunia yang selalu diwarnai oleh sukacita dan dukacita yang silih berganti. Kadang manusia mengalami keadaan yang menyenangkan, kadang pula mengalami kemalangan.
-
Dunia Bawah Digunakan untuk menyebut dunia orang mati, yang diyakini di sana tidak ada kehidupan. Orang-orang yang masuk ke duni bawah ini, adalah orang-orang yang mengalami maut. Penghuni dunia bawah telah ditaklukan oleh penguasa dunia orang mati, yakni Iblis. Kerajaan maut digunakan untuk menggambarkan keadaan dunia bawah, tidak ada keselamatan di sana karena hanyalah maut. Oleh karenanya tidak mengherankan kalau tidak ada kepercayaan tentang kebangkitan orang mati. Iblis tidak pernah menghasilkan keselamatan bagi manusia, hanya Allah. Jadi betapa tersiksanya orang yang masuk ke dalam kerajaan maut tersbut.
Kebangkitan Kristus: kerajaan maut telah dikalahkan. Ketika Kristus mati dan turun ke dalam kerajaan maut tersebut, maka terjadi “peperangan” melawan penguasa kerajaan maut. Lalu kalau kemudian Kristus bangkit menandakan bahwa kerajaan maut telah ditundukan dalam kekuasaan Kristus. Kerajaan maut telah diubah menjadi firdaus, sehingga kita menjadi percaya bahwa setiap kematian orang percaya, dia tidak lagi masuk ke dalam kerajaan maut, namun masuk ke dalam firdaus.
Aplikasinya
Jadi, perjalanan Kristus dari diadili, divonis dan disalibkan sampai kepada masuk ke dalam kerajaan maut, menunjukkan bahwa Kristus dalam proses itu harus berhadapan dengan penguasa dunia tengah, dan penguasa dunia bawah. Dia yang adalah Penguasa Dunia Atas, turun ke dunia tengah untuk menjamin keselamatan bagi manusia. Untuk itu, Dia harus turun lagi ke dunia bawah untuk mematahkan penguasa dunia bawah.
Kristus telah menempuh jalan penderitaan, pengorbanan diri. Ia mau berkorban demi keselamatan kita manusia. Oleh karena itu, setiap kita harus mau mengikuti “jalan” Kristus tersebut, yakni berkorban demi kebaikan dan keselamatan orang lain. Inilah konsekwensi dari keputusan kita mau menjadi pengikut Kristus.
Tuhan Yesus sendiri berkata kepada murid-muridNya di dalam Matius 16:24: Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.