RENUNGAN
.co
christian
online
Renungan

Mengapa Aku Tidak Dapat Mengikuti Engkau Sekarang

Dari Renungan

Langsung ke: navigasi, cari

Tanggal: 4 Januari

Kata Petrus kepada-Nya: Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? (Yohanes 13:37)

Adakalanya Anda tidak mengerti mengapa Anda tidak dapat melakukan tindakan yang ingin Anda lakukan. Jika Allah mendatangkan suatu masa penantian, dan tidak memberikan tanggapan, janganlah mengisinya dengan kesibukan, tetapi nantikanlah.

Masa penantian mungkin datang untuk mengajarkan Anda tentang makna pengudusan -- dipisahkan dari dosa dan disucikan -- atau, itu mungkin datang sesudah proses pengudusan dimulai untuk mengajarkan Anda makna pelayanan. Jangan bertindak sebelum Allah memberikan petunjuk-Nya. Jika Anda bimbang sedikit saja, Dia tidak membimbing. Bila Anda bimbang nantikanlah.

Pada awalnya, Anda mungkin melihat kehendak Allah dengan jelas seperti putusnya suatu persahabatan, renggangnya suatu hubungan bisnis, atau hal lain yang Anda rasakan dengan jelas sebagai kehendak Allah yang harus Anda lakukan.

Namun, jangan sekali-kali bertindak berdasarkan dorongan perasaan itu. Jika Anda melakukannya, Anda akan menimbulkan situasi sulit yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memahaminya.

Tunggulah waktu Allah, maka Dia akan melakukannya tanpa mengakibatkan sesuatu yang menyakitkan atau mengecewakan. Apabila itu merupakan pertanyaan yang menyangkut kehendak Allah, tunggulah sampai Ia bertindak.

Dalam nas, Petrus tidak menantikan Allah. Dia mengkaji-kaji dalam hatinya dari mana ujian akan datang, dan ujian datang dari tempat yang sama sekali tidak diduganya. Pernyataan Petrus, "Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Pernyataan yang jujur, tetapi bodoh. Yesus menjawab, "... sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali" (Yohanes 13:38). Hal ini diucapkan Yesus dengan pengetahuan yang lebih mendalam tentang diri Petrus ketimbang yang diketahui Petrus tentang dirinya sendiri. Dia tidak dapat mengikuti Yesus karena dia tidak cukup mengenal dirinya atau kemampuan pribadinya.

Pengabdian atau devosi dari diri kita mungkin cukup membuat kita tertarik kepada Yesus, untuk membuat kita tertarik pada pesona-Nya yang istimewa. Akan tetapi, hal itu takkan pernah membuat kita menjadi murid-Nya. Pengabdian dari diri kita hanya akan gagal mengabdi pada Yesus bahkan dapat menyangkalinya, tetapi tidak mencapai makna sesungguhnya tentang mengikut Dia.