Dari Renungan
Tanggal: 7 Juli
Masuklah melalui pintu yang sempit ... karena sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan. (Matius 7: 13-14)
JIKA kita mau hidup sebagai murid Yesus, kita harus ingat bahwa semua hal yang mulia -- yang layak dan sangat baik -- adalah sukar. Kehidupan kristen itu sukar tetapi mulia, tetapi kesukaran yang dihadapi tidak membuat kita tawar hati dan jatuh. Justru sebaliknya, hal itu mendorong kita untuk menang.
Apakah kita sungguh menghargai keselamatan ajaib dari Yesus Kristus dan kita tunjukkan dalam pengabdian kita bagi kemuliaan-Nya -- yang paling baik dari kita untuk memuliakan-Nya?
Allah menyelamatkan manusia oleh anugerah-Nya yang berkuasa melalui penebusan oleh Yesus dan "Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Filipi 2:13). Akan tetapi, kita harus "mengerjakan" keselamatan itu dalam kehidupan kita sehari-hari (Filipi 2:12).
Jika saja kita mau memulai dengan landasan penebusan-Nya untuk melakukan apa yang diperintahkan-Nya, maka kita akan mendapati bahwa kita dapat melakukannya. Jika kita gagal, maka penyebabnya ialah kita belum menerapkan hal yang Tuhan tempatkan di dalam diri kita. Datangnya krisis akan mengungkapkan apakah kita sudah menerapkannya atau tidak.
Jika kita mau mematuhi Roh Allah dan mempraktikkan dalam hidup jasmani kita, hal yang telah ditaruhkan Allah di dalam kita oleh Roh-Nya, ketika krisis datang kita akan mendapati bahwa sifat (nature) kita, demikian juga anugerah Allah, siap menghadapinya.
Syukur kepada Allah bahwa Dia memberikan hal-hal yang sulit untuk kita lakukan! Keselamatan-Nya merupakan hal yang menyukakan, tetapi juga merupakan sesuatu yang membutuhkan keberanian, ketabahan, dan kesucian. Keselamatan-Nya menguji seluruh kelayakan kita (dalam keberanian, ketabahan, dan kesucian tersebut).
Yesus "membawa banyak orang kepada kemuliaan" (Ibrani 2:10), dan Allah takkan meluputkan kita dari tuntutan-tuntutan kepada kita sebagai anak-anakNya. Anugerah Allah menghasilkan kaum pria dan wanita yang memiliki keserupaan dengan Yesus Kristus, bukannya orang-orang yang lemah dan memperturutkan hati.
Dibutuhkan disiplin yang sangat besar untuk menghidupi hidup mulia sebagai seorang murid Yesus dalam kenyataan-kenyataan hidup. Dan kita selalu perlu untuk berupaya menghidupi hidup yang mulia.