27 Agustus 2015: Perbedaan antara revisi

Dari Renungan
←Membuat halaman berisi '{{Aletea}} {{Agustus}} Rabu, 26 Agustus 2015 Bacaan: {{Alkitab|1 Korintus 4:11-16}} Nats: Ayat 13 ==Ubah Keluhan== Di tengah malam 21 April 2015 pak Johan sulit berta...'
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Aletea}} {{Agustus}}
{{Aletea}} {{Agustus}}
Rabu, 26 Agustus 2015
Kamis, 27 Agustus 2015


Bacaan: {{Alkitab|1 Korintus 4:11-16}}
Bacaan: {{Alkitab|Roma 4:18–25}}


Nats: Ayat 13
Nats: Ayat 18


==Ubah Keluhan==
==Perjuangan Iman==


Di tengah malam 21 April 2015 pak Johan sulit bertahan atas derita fisik dari penyakit-penyakit menahunnya. Dia hanyut dalam keluhan-keluhan, antara bersungut dan memohon dalam pergumulan batinnya dengan Tuhan, mengharap belas kasihan Tuhan. Dalam doa campur keluhan dan air mata, di pembaringan, dia tumpahkan. Baru pagi hari dia tersadar sendiri, bahwa selama ini, Tuhan senantiasa menolongnya.  
Siapa yang tidak kenal dengan Abraham, ‘Bapa orang beriman’? Kepercayaannya kepada Tuhan tidak diragukan lagi, waktu ia berumur 75 tahun ketika Allah berfirman dan berjanji akan memberikan keturunan kepadanya, dan Alkitab mencatat baru di usia 100 tahunlah ia memperoleh penggenapan janji Tuhan tersebut (Kej 21:5).


Paulus mengajarkan agar kita meneladaninya, tentang bagaimana orang percaya menyikapi kesesakan yang menerpa hidup, fisik dan emosional setiap hari. Pertama, mereka tetap bertahan pada iman dan perbuatannya. Kedua, dalam haus, lapar dan telanjang, dipukul dan dimaki, mereka tetap memberitakan Injil Kristus. Mengapa, karena segala sesuatu mereka tujukan, bandingkan dengan derita Kristus bagi manusia, maka mereka menyebut diri hanya seperti sampah, tidak ada artinya. Itulah yang membuat mereka tetap bertahan dan bersemangat dalam derita karena Injil.  
Artinya, 25 tahun Abraham menanti dalam hidupnya untuk memperoleh keturunan dan ini bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya itu, ia tetap menanti dengan yakin dalam keadaannya yang sudah tua dan rahim Sara pun telah tertutup, yang bagi manusia mustahil akan memperoleh keturunan. Dibutuhkan keteguhan hati untuk memegang janji Tuhan, dan diperlukan iman yang kuat agar tetap fokus. Berapa banyak anak-anak Tuhan yang goyah ketika sedang ada dalam masa penantian, bahkan tidak sedikit yang kecewa dan pergi meninggalkan Tuhan. Menyedihkan bukan? Tapi inilah proses pendewasaan iman agar menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah diombang-ambingkan.  


Keluarga yang dikasihi Tuhan,  mungkin kita pernah mengeluh dan patah seperti pak Johan. Mari kita fokuskan pandang pada Kristus, bukan pada derita kita,  dan sama seperti Paulus, kita pun hanya sampah. Derita yang Tuhan ijinkan terjadi pada kita belum sampai mencucurkan darah. Tuhan sudah melakukannya untuk kita. Mari rasakan kasih pertolongan-Nya setiap saat. Itu akan menolong kita berjuang mengubah keluhan menjadi semangat dalam keadaan apapun kita. (mtm)
Keluarga yang dikasihi Tuhan, dalam kehidupan kita, banyak sekali tawaran hidup yang dengan sekejab menggoyahkan iman kita, bahkan terang-terangan mengajak kita untuk menjual iman kita. Mari berjuang, teguh berpegang pada Allah sekalipun rasanya mustahil dan berat, tapi Dia yang kita sembah adalah Allah yang dahsyat. Justru semakin berat ujiannya, makin manis buahnya. Mari teruslah berjuang dalam iman seperti Abraham. (ros)


Pokok Doa hari ini:
Pokok Doa hari ini:

Revisi per 3 Agustus 2015 06.29

Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook

Templat:Agustus2025

Kamis, 27 Agustus 2015

Bacaan: Roma 4:18–25

Nats: Ayat 18

Perjuangan Iman

Siapa yang tidak kenal dengan Abraham, ‘Bapa orang beriman’? Kepercayaannya kepada Tuhan tidak diragukan lagi, waktu ia berumur 75 tahun ketika Allah berfirman dan berjanji akan memberikan keturunan kepadanya, dan Alkitab mencatat baru di usia 100 tahunlah ia memperoleh penggenapan janji Tuhan tersebut (Kej 21:5).

Artinya, 25 tahun Abraham menanti dalam hidupnya untuk memperoleh keturunan dan ini bukanlah hal yang mudah. Bukan hanya itu, ia tetap menanti dengan yakin dalam keadaannya yang sudah tua dan rahim Sara pun telah tertutup, yang bagi manusia mustahil akan memperoleh keturunan. Dibutuhkan keteguhan hati untuk memegang janji Tuhan, dan diperlukan iman yang kuat agar tetap fokus. Berapa banyak anak-anak Tuhan yang goyah ketika sedang ada dalam masa penantian, bahkan tidak sedikit yang kecewa dan pergi meninggalkan Tuhan. Menyedihkan bukan? Tapi inilah proses pendewasaan iman agar menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah diombang-ambingkan.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, dalam kehidupan kita, banyak sekali tawaran hidup yang dengan sekejab menggoyahkan iman kita, bahkan terang-terangan mengajak kita untuk menjual iman kita. Mari berjuang, teguh berpegang pada Allah sekalipun rasanya mustahil dan berat, tapi Dia yang kita sembah adalah Allah yang dahsyat. Justru semakin berat ujiannya, makin manis buahnya. Mari teruslah berjuang dalam iman seperti Abraham. (ros)

Pokok Doa hari ini: 1. Pergumulan Pembaca; 2. Keluarga-keluarga Kristen; 3. Bangsa dan Negara; 4. Pelayanan RHK Aletea.