29 Desember 2014: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi '{{Aletea}} {{Desember}} Senin, 29 Desember 2014 Bacaan: {{Alkitab|Matius 1:18-25}} Nats: Ayat 24 ==Allah Lahir Dalam Keluarga== Allah yang tinggi luhur tak terha...' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
==Allah Lahir Dalam Keluarga== | ==Allah Lahir Dalam Keluarga== | ||
[[Berkas:Cover_Aletea_Dec_300.jpg|200px|thumb|left]] | |||
Allah yang tinggi luhur tak terhampiri (transenden) itu berempati masuk ke dalam pergumulan manusia (imanen). Secara kreatif Ia menyejarah dan menanamkan karakter-karakter-Nya dalam ladang hati manusia. | Allah yang tinggi luhur tak terhampiri (transenden) itu berempati masuk ke dalam pergumulan manusia (imanen). Secara kreatif Ia menyejarah dan menanamkan karakter-karakter-Nya dalam ladang hati manusia. | ||
Revisi terkini sejak 25 November 2014 06.00
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Senin, 29 Desember 2014
Bacaan: Matius 1:18-25
Nats: Ayat 24
Allah Lahir Dalam Keluarga

Allah yang tinggi luhur tak terhampiri (transenden) itu berempati masuk ke dalam pergumulan manusia (imanen). Secara kreatif Ia menyejarah dan menanamkan karakter-karakter-Nya dalam ladang hati manusia.
Ketika Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya, adalah hendak menyatakan bahwa Allah lahir dalam keluarga manusia dan menyejarah di dalamnya. Ia bertumbuh layaknya anak manusia, sekaligus menampakkan citra ke-Allah-an-Nya dalam keseharian manusia. Artinya segala citra dan karakter Allah dalam manusia pertama yang rusak karena dosa itu kembali dinyatakan, ditanamkan dalam hidup manusia. Modelnya adalah Yesus. Dan sekali lagi, semuanya itu pertama-tama dinyatakan di dalam keluarga.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, berbahagialah kita sebagai keluarga, kerena lembaga keluargalah yang pertama-tama dipakai Allah menjadi lahan penabur citra dan karakter-Nya yang mulia itu. namun janganlah kita hanya terhenti pada rasa bahagia dan bangga karena justru ini semua merupakan tanggung jawab besar keluarga untuk menaburkannya kembali kepada saudara-saudara yang lain. Dan tentu pertama-tama hal itu harus tercermin dalam kehidupan keluarga kita sendiri. Selamat menjadi ladang penyemaian, selamat memelihara dan menghasilkan buah citra dan karakter Allah dalam keluarga. (rs)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea