Februari
1 Februari: Panggilan Allah
Bagi Paulus, satu-satunya hasrat adalah memberitakan Injil Allah. Dia menyambut kepedihan, kekecewaan, dan kesengsaraan untuk satu alasan tersebut, dan hal-hal ini tidak pernah membuatnya tergoyahkan dalam pengabdiannya kepada Injil Allah.
Dengarkan audionya
2 Februari: Kekuatan Mendesak Panggilan Allah
Bagi Paulus, panggilan untuk memberitakan Injil bukan sekadar panggilan yang begitu saja. Panggilan tersebut adalah suatu kekuatan yang membuatnya merasa sangat sedih. "Terkutuk, jika aku tidak memberitakan Injil." Ketika seseorang mendengar panggilan itu, mulailah proses kematian diri dan hanya satu hal yang tertinggal, suara panggilan -- "... dikhususkan untuk memberitakan Injil". Beberapa bagian dalam renungan ini terasa sulit karena kedalaman materi maupun penyajiannya, tetapi intinya jelas, seperti yang dapat kita ikuti bersama di bawah ini.
Dengarkan audionya
3 Februari: Menjadi “Sampah Dunia”
Tidak mudah menerima "menjadi sampah dunia". Pertama, karena tidak mudah memahami kebenarannya. Kedua, karena kita terlalu perhatian tentang diri kita, tidak mau menghadapi risiko ditolak, dll.. Kita tidak dipaksa. Kita dapat menolak untuk "dikhususkan (Allah) untuk memberitakan Injil". Akan tetapi, seorang hamba Yesus Kristus sejati adalah orang yang bersedia menjadi martir untuk kenyataan Injil Allah. Dan, tujuan Allah memanggil kita bukan untuk dijadikan manusia hebat oleh Allah, melainkan untuk "menyatakan Anak-Nya di dalam aku ...."
Dengarkan audionya
4 Februari: Keagungan Kuasa-Nya yang Menggerakkan
Apakah yang sering ingin dilihat orang lain dalam hidup kita? Renungan hari ini mengatakan bahwa penyerahan sepenuhnya kepada kuasa keagungan kasih Kristus akan menghasilkan buah yang akan selalu memperlihatkan tanda kesucian Allah dan kuasa-Nya, tanpa pernah menarik perhatian orang terhadap kesucian pribadi kita!
Dengarkan audionya
5 Februari: Siapkan Anda Dicurahkan Sebagai Persembahan? (1)
Melayani dengan sungguh-sungguh dan benar tidaklah mudah karena keinginan untuk dilayani, disanjung, dan dikenang selalu menghadang. Osward Chambers menyebutnya menjadi "kurang dari setetes air dalam ember" –- menjadi tidak berarti. Itu sebabnya, dikatakan bahwa tidak sedikit pekerja di ladang Tuhan, yang tidak dapat melakukan pekerjaan kasar, mempertahankan sikapnya sebagai pelayan bagi Tuhan karena mereka merasa pelayanan semacam itu merendahkan martabat mereka.
Dengarkan audionya
6 Februari: Siapkan Anda Dicurahkan sebagai Persembahan? (2)
Renungan hari ini merupakan lanjutan (bagian-2) dari renungan kemarin, yaitu ketika kita mengatakan kepada Allah bahwa kita siap dicurahkan sebagai persembahan (melalui pembakaran, penyucian, dan pemisahan), Allah akan membuktikan diri-Nya menjadi segala sesuatu yang pernah kita mimpikan tentang Dia.
Dengarkan audionya
7 Februari: Kesedihan Rohani
Apakah Anda pernah mengalami kesedihan atau kemurungan rohani? Menurut Chambers, ketika kita mencari penglihatan dari surga dan kuasa Allah yang mengguntur, hal ini menunjukkan bahwa kita sedang dalam kesedihan rohani. Padahal, dikatakan bahwa salah satu penyataan Allah yang paling ajaib adalah ketika kita tahu dan menyadari keindahan keilahian Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari kita.
Dengarkan audionya
8 Februari: Harga Pengudusan
Tidak banyak orang senang berbicara tentang kekudusan seperti halnya tentang dosa. Paling tidak, tidak seperti orang berbicara tentang berkat, yang bergairah ketika membicarakannya. Akan tetapi, apakah sebenarnya pengudusan itu? Dan, siapkah kita membayar harganya? Apa bukti kehadiran Roh Kudus dalam hidup seseorang? Chambers mengajak kita merenungkan topik ini dalam renungan hari ini.
Dengarkan audionya
9 Februari: Apakah Anda Lelah Rohani?
Semua orang pernah mengalami kelelahan rohani. Dan, menurut Oswald Chambers, "Kelelahan rohani tidak pernah diakibatkan oleh dosa, melainkan oleh pelayanan". Soalnya, "mengalami atau tidak mengalami kelelahan itu tergantung pada dari mana mendapatkan bekal/suplai kekuatan". Menarik! Mari, selanjutnya kita ikuti di bawah ini.
Dengarkan audionya
10 Februari: Apakah Kemampuan Anda untuk Melihat Allah Dibutakan?
Renungan hari ini menyatakan, bahwa berhala membutakan mata rohani kita untuk dapat melihat Allah. Menariknya, Chambers menegaskan bahwa berhala tersebut dapat berasal dari dalam diri kita, pekerjaan kita, gagasan kita, dan mungkin pengalaman kita. Kalau kita kehilangan kemampuan melihat Allah, doa kita terasa sia-sia atau hampa.
Dengarkan audionya
11 Februari: Apakah Pikiran Anda Tetap Tertuju kepada Allah?
Ungkapan pikiran kaya, pikiran jernih, pikiran kotor, dll., sering kita dengar, menyatakan keadaan pikiran. Akan tetapi, bagaimana dengan pikiran lapar (starved mind)? Menurut Chambers, kelaparan pikiran merupakan salah satu sumber kelelahan dan kelemahan dalam hidup hamba Tuhan dan penyebabnya adalah kelalaian. Renungan ini mengajak kita melihat jawab pertanyaan apakah pikiran Anda tetap tertuju kepada Allah?
Dengarkan audionya
12 Februari: Apakah Anda Mendengarkan Allah?
"Apakah Anda Mendengarkan Allah?", judul renungan kita hari ini. Chambers mengatakan bahwa apabila kita lebih suka mendengarkan suara hamba Tuhan, lebih suka mendengar kesaksian-kesaksian daripada mendengarkan Tuhan sendiri, hal itu sesungguhnya "menunjukkan betapa kurangnya kasih kita kepada Allah".
Dengarkan audionya
13 Februari: Devosi Mendengar
Sudahkah Anda mendengar suara Allah hari ini? Atau, hanya pada saat-saat tertentu saja? Apa rahasianya? Apa yang menjadi kendala atau rintangannya? Chambers menekankan aspek devosi dalam mendengar (devotion of hearing). Devosi adalah tindakan kasih dengan pengorbanan waktu dan tenaga.
Dengarkan audionya
14 Februari: Disiplin untuk Mendengar (dengan Penuh Perhatian)
Gelap? Siapa yang tidak pernah berada dalam gelap! Renungan hari ini mengatakan bahwa adakalanya Allah membawa kita melalui pengalaman dan disiplin kegelapan, untuk mengajar kita mendengar dan mematuhi Dia. Burung yang senang berkicau diajar berkicau dalam gelap, dan Allah memasukkan kita ke dalam "naungan tangan-Nya" sampai kita belajar mendengar Dia.
Dengarkan audionya
15 Februari: “Apakah Aku Penjaga Adikku?”
Renungan hari ini dibuka dengan pertanyaan yang menyentak, "Pernahkah terlintas dalam diri Anda bahwa Anda bertanggung jawab secara rohani terhadap Allah bagi orang lain?" Dan, jika kita membiarkan keakuan atau egoisme, atau kelemahan rohani dalam hidup kita, setiap orang yang berhubungan dengan kita akan menderita.
Dengarkan audionya
16 Februari: Ilham dari Prakarsa Rohani
Tidak mudah mengenal suatu prakarsa, apakah itu berasal dari ilham Allah atau bukan. Akan tetapi, renungan hari ini menegaskan bahwa Allah mengirimkan ilham-Nya dengan kuasa yang sedemikian ajaib sehingga kita sanggup "bangkit dari antara orang mati" dan melakukan hal yang mustahil. Allah tidak memberikan kepada kita kehidupan yang berkemenangan, tetapi Dia memberikan kepada kita kehidupan pada saat kita mengatasinya.
Dengarkan audionya
17 Februari: Mengambil Prakarsa terhadap Depresi
Depresi? Renungan hari ini mengatakan bahwa jika kita berbuat sesuatu semata-mata demi mengatasi depresi, kita hanya akan menambah depresi tersebut. Akan tetapi, dengan Roh Allah yang menuntun kita secara naluri untuk berbuat sesuatu, di sanalah depresi itu lenyap. Dan, kita dibawa "memasuki dataran kehidupan yang lebih tinggi".
Dengarkan audionya
18 Februari: Berinisiatif Melawan Keputusasaan
Kesadaran bahwa kita telah melakukan sesuatu yang tidak dapat diubah lagi menyebabkan kita putus asa. Namun, biarlah masa lalu itu tidur dalam pelukan mesra Kristus dan marilah kita terus memasuki masa depan yang tak terkalahkan bersama Dia.
Dengarkan audionya
19 Februari: Prakarsa terhadap Pekerjaan Membosankan
Dalam budaya instan seperti sekarang, kebanyakan orang tidak mau repot. Orang gampang bosan. Namun, renungan hari ini mengatakan bahwa pekerjaan membosankan adalah salah satu ujian terbaik untuk menentukan keaslian karakter dan kerohanian kita. Yang dibutuhkan dalam kebosanan seperti itu adalah ilham Allah. Bila Tuhan berbuat sesuatu melalui kita, Dia selalu mengubahnya.
Dengarkan audionya
20 Februari: Prakarsa terhadap Angan-Angan atau Lamunan
Melamun atau berangan-angan sering memiliki konotasi negatif. Renungan hari ini mengatakan, bila maksud kita adalah untuk mencari Allah dan menemukan kehendak-Nya bagi kita, melamun itu benar dan dapat diterima. Namun, melamunkan suatu tugas yang seharusnya dilakukan hanya membuang waktu dan tidak dapat diterima. Jika demikian, berkat Allah tidak pernah ada di dalamnya.
Dengarkan audionya
21 Februari: Sungguhkah Anda Mengasihi Dia?
Renungan hari ini mengajak kita merenungkan kembali alasan-alasan untuk melayani Allah. Apakah untuk melakukan sesuatu bagi Allah? Apakah karena kita merasa bahwa itu berguna bagi Allah? Karena merasa itu kewajiban? Atau, karena semata-mata Anda mengasihi Dia? Lebih lanjut di bawah ini, "Apakah Anda sungguh-sungguh mengasihi Dia?"
Dengarkan audionya
22 Februari: Disiplin Ketekunan Rohani
Apa itu ketekunan? Menurut kamus Cambridge ketekunan adalah "terus mencoba melakukan sesuatu walaupun sulit". Lalu, apa pula ketekunan rohani? Renungan hari ini menekankan perlunya ketekunan rohani untuk mengalahkan ketakutan (bisikan daging atau si jahat) bahwa andalan kita, Yesus Kristus, akan kalah. Ketakutan bahwa hal-hal yang dilakukan oleh Tuhan kita tidak akan menang pada akhirnya.
Dengarkan audionya
23 Februari: Tekad untuk Melayani
Entah bagaimana, kita sering mempunyai pendapat bahwa seseorang yang dipanggil melayani, dipanggil untuk tampil beda dan berada di atas orang lain. Apa sebenarnya yang menjadi pendorong dalam pelayanan kita? Renungan hari ini mengatakan, bila pelayanan kita adalah untuk tujuan kemanusiaan, siaplah kecewa karena perlakuan tak berterima kasih dari orang lain. Lalu, bagaimana seharusnya?
Dengarkan audionya
24 Februari: Sukacita dalam Berkorban
Hari ini masih tentang motif pelayanan. Dalam pelayanan Kristen, hal ini tidak dapat diterima, yaitu kita dikendalikan oleh kepentingan dan hasrat kita sendiri. Faktanya, inilah ujian terbesar dalam hubungan kita dengan Yesus Kristus, adakah sukacita dalam berkorban, dalam menyerahkan hidup saya untuk Sahabat saya, Yesus?
Dengarkan audionya
25 Februari: Kemiskinan dalam Pelayanan
Konsep Alkitab tentang pelayan memang tidak populer, bahkan sering sungsang dengan keinginan kita. Melayani berarti menjadi hamba bagi orang lain, melayani tanpa "reserve", bersedia menjadi miskin seperti Yesus, bersedia "menjadi roti yang dipecahkan dan anggur yang dicurahkan di tangan Yesus Kristus demi kepentingan orang lain", seperti ditunjukkan oleh Paulus.
Dengarkan audionya
26 Februari: Keraguan Kita tentang Yesus
Jujur, kata renungan hari ini, setiap kita dapat, pernah bimbang, dan ragu akan kemahakuasaan Yesus, misalnya bagaimana Tuhan dapat mencukupkan kita secara pribadi dan dalam hubungan panggilan pelayanan. Lalu, bagaimana jika saya menemukan keraguan ini ada dalam diri saya? Akuilah hal itu secara terbuka kepada Tuhan.
Dengarkan audionya
27 Februari: Melemahkan atau Membatasi Pelayanan Yesus
Adakah Anda telah membatasi atau melemahkan pelayanan Yesus sampai ke taraf yang menyebabkan Dia tidak sanggup bekerja dalam hidup Anda? Kita melemahkan pelayanan Yesus dalam diri kita, ketika kita lupa bahwa Dia itu Mahakuasa. Hal yang membuat pelayan menjadi lemah itu bersumber dari dalam diri kita, bukan dalam Dia.
Dengarkan audionya
28 Februari: Percayakah Kamu Sekarang?
Sungguh renungan hari ini merupakan peringatan bagi pekerja Kristen, yang telah meninggalkan Yesus, tetapi masih berusaha melayani-Nya sebagai kewajiban atau hanya karena merasa perlu menurut penilaian diri sendiri. Yang terjadi adalah kita bukannya mencari pimpinan-Nya, melainkan mengambil keputusan sendiri berdasarkan akal sehat. Setelah itu, kita meminta Tuhan memberkatinya -- keputusan yang justru terlepas dari realita (Tuhan).
Dengarkan audionya
29 Februari: Apa yang Kau Kehendaki supaya Tuhan Perbuat bagi Anda?
Apakah ada sesuatu dalam hidup Anda yang bukan hanya mengganggu Anda, tetapi juga membuat Anda menjadi gangguan bagi orang lain? Jika demikian, itu selalu merupakan sesuatu yang tidak dapat Anda tangani sendiri, "... maka mereka, yang berjalan di depan, menegur dia supaya ia diam. Namun, semakin keras ia berseru ..." (18:39). Bertahanlah dengan gangguan yang Anda hadapi sampai Anda berhadapan langsung dengan Tuhan. Jangan mengagungkan akal sehat. Duduk tenang dan bukannya menciptakan keributan tentang masalah kita, sebenarnya hanya akan mengagungkan akal sehat kita. Ketika Yesus bertanya apakah yang kita hendaki Dia perbuat bagi kita terhadap masalah sulit yang kita hadapi itu, ingatlah bahwa Dia tidak bekerja menurut cara akal sehat, melainkan hanya melalui cara supernatural.
Dengarkan audionya