RENUNGAN
.co
christian
online
Renungan

27 Januari 2014

Dari Renungan

Langsung ke: navigasi, cari
Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook
< Januari 2014 >
            '14
M S S R K J S
  1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31

Rabu, 1 Januari 2014

Bacaan: Mazmur 19: 1-7

Dentang Lonceng Tahun Baru

Nats: Hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (Mazmur 19:3)

Masih terukir dalam ingatan ketika semasa kecil di kampung, menjelang pergantian tahun. Mulai jam 11 malam lonceng Gereja dibunyikan sebanyak 365 kali sebagai lambang 1 tahun yang akan dilewati. Tepat pukul 00 dentang lonceng Tahun Baru dibunyikan.

Mazmur 19: 1-7 menekankan pada sebuah siklus waktu yang terus menerus berganti, hari terus berganti, dalam kehidupan manusia. Tinggal bagaimana kita mengisi waktu-waktu itu dengan hal yang membangun kehidupan. Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya (ay. 2) yang kemudian diteruskan oleh hari dan malam. Hal ini memberikan penegasan dua hal, pertama, kemuliaan dan pekerjaan Allah terus berlangsung dalam hidup manusia; kedua, kita harus terus mengisi waktu dengan memberitakan kemuliaan dan pekerjaan Allah itu.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, 365 hari di tahun 2013 yang telah kita lalui adalah hari Tuhan, selama itulah kemuliaan dan pekerjaanNya yang ajaib dinyatakan bagi kita. Penghayatan inilah yang akan membawa kita untuk tetap merasakan damai dalam menjalani tahun 2014 ini. (hyl)

DOA: kami mengucap syukur atas pemeliharaanMU bagi kehidupan kami di tahun 2013. Kami pun imani bahwa hal yang sama akan kami alami di sepanjang tahun 2014 ini. Amin

Senin, 27 Januari 2014

Bacaan: Yohanes 16:16-33

Menghadirkan Damai Dalam Keluarga

Nats: Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. (Yohanes 16:33)

Damai sejahtera dibutuhkan siapa pun dan kapan pun. Dalam kehidupan berkeluarga, dunia kerja, hubungan antar umat beragama, antar negara, kita butuh damai. Kalau ketegangan dalam hubungan, biasanya pihak ketiga akan segera menengahi agar perdamaian hadir kembali.

Damai sejahtera adalah salah satu buah Roh (Galatia 5:22), sehingga seharusnya kita mengalaminya setiap hari dan membagikan damai sejahtera itu kepada orang-orang yang kita temui. Kalau saat ini kita gelisah karena suatu hal, mari ingat perkataan Yesus sebelum menjalani salib bahwa Ia telah mengalahkan dunia. Tuhan sudah menebus dosa kita di atas kayu salib agar kita beroleh damai sejahtera. Yesus adalah pemilik dunia ini, sehingga jangan gelisah kalau saat ini kita menghadapi berbagai masalah. Seberat apapun masalah itu, kekuatan kita jauh lebih besar untuk menyelesaikanya.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, Tuhan tidak pernah mengajari kita melarikan diri atau menghindari masalah, namun menghadapi dan menyelesaikannya sampai tuntas. Salib Yesus adalah demi kedamaian kita. Mari mulai menghadirkan damai dalam komunitas terkecil, keluarga kita. Jadilah pembawa damai. (rtgr)

DOA: Tuhan, ajar kami untuk menjadi pembawa damai dalam keluarga kami. Amin