Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Sabtu, 11 April 2015
Bacaan: Matius 18:21-35
Nats: Ayat 21 & 22
Pengampunan Itu Memerdekakan
Bayangkan jika salah seorang anggota keluarga kita menjadi korban pembunuhan brutal. Yang memilukan adalah ternyata pembunuhnya adalah orang yang dekat dengan keluarga kita sendiri. Segala macam perasaan berkecamuk, menanggung kesedihan yang mendalam dan sekaligus menyimpan dendam dan kebencian. Penyesalan dan penjara seumur hidup pun rasanya tidak cukup menjadi ganjaran atas perbuatannya.
Tetapi dengan kebencian, damaikah kita? Damai jugakah si pembunuh? Tentu tidak. Hanya ada satu tindakan yang bisa menghapus perasaan itu dan menggantikannya dengan rasa damai. Mengampuni. Sampai berapa kali? Tujuh puluh kali tujuh kali. Tujuh dalam Alkitab adalah lambang kepenuhan dan kesempurnaan. Artinya bahwa sikap mengampuni itu tidak ada batasnya, sempurna.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, bersedia mengampuni adalah cerminan sikap hati yang berjiwa besar. Untuk mengampuni dibutuhkan energi rohani yang sangat besar dan ternyata dampak positif ke dalam kita pun sebanding dengan itu. Pengampunan berbuah kelegaan, kemerdekaan, damai yang luar biasa. Kita akan merasakan betapa ringan dan indah hidup karena mengampuni. Tentu demikian juga dengan orang yang kita ampuni. Mengampuni, membebaskan diri sendiri dan orang lain. Kristus menjalani jalan salib sampai kepada kematianNya, adalah jalan pengampunan bagi dosa kita. Oleh karena itu hanya ada satu jalan bagi orang Kristen, yaitu pengampunan. (my)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.