Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Januari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | |||
5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |
12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 |
19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 |
26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | |
Rabu, 1 Januari 2014
Bacaan: Mazmur 19: 1-7
Dentang Lonceng Tahun Baru
Nats: Hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (Mazmur 19:3)
Masih terukir dalam ingatan ketika semasa kecil di kampung, menjelang pergantian tahun. Mulai jam 11 malam lonceng Gereja dibunyikan sebanyak 365 kali sebagai lambang 1 tahun yang akan dilewati. Tepat pukul 00 dentang lonceng Tahun Baru dibunyikan.
Mazmur 19: 1-7 menekankan pada sebuah siklus waktu yang terus menerus berganti, hari terus berganti, dalam kehidupan manusia. Tinggal bagaimana kita mengisi waktu-waktu itu dengan hal yang membangun kehidupan. Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya (ay. 2) yang kemudian diteruskan oleh hari dan malam. Hal ini memberikan penegasan dua hal, pertama, kemuliaan dan pekerjaan Allah terus berlangsung dalam hidup manusia; kedua, kita harus terus mengisi waktu dengan memberitakan kemuliaan dan pekerjaan Allah itu.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, 365 hari di tahun 2013 yang telah kita lalui adalah hari Tuhan, selama itulah kemuliaan dan pekerjaanNya yang ajaib dinyatakan bagi kita. Penghayatan inilah yang akan membawa kita untuk tetap merasakan damai dalam menjalani tahun 2014 ini. (hyl)
DOA: kami mengucap syukur atas pemeliharaanMU bagi kehidupan kami di tahun 2013. Kami pun imani bahwa hal yang sama akan kami alami di sepanjang tahun 2014 ini. Amin
Senin, 13 Januari 2014
Bacaan: Imamat 16:11-21
Bermula Dari Pengampunan
Nats: Kemudian Harun harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri dan dengan demikian mengadakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya. (Imamat 16:6)
Keadaan damai itu tidak terjadi pada diri sendiri, seolah terlepas dari keadaan bersama dengan pihak lain. Ada orang yang merasa tenang-damai tanpa kehadiran pihak lain. Bacaan kita memberikan pengajaran cara menciptakan kedamaian bersama pihak lain.
Pertama, melalui korban pendamaian kita belajar bahwa manusia butuh pengampunan, perlu menjaga hubungan baik dengan semua pihak. Pengampunan itu akan melahirkan rasa damai. Kedua, rasa damai itu selalu butuh keterlibatan Allah. Ketiga, ayat 6 dan 21 menuturkan bahwa pendamaian itu pertama-tama bagi diri sendiri, lalu keluarga, baru kemudian bagi orang Israel. Artinya bermula pada diri sendiri berimbas kepada lingkup kecil dan meluas pada masyarakat besar.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, masing-masing dari kita tidak boleh ada yang menganggap diri sempurna.Setiap kita butuh pengampunan, pendamaian dengan Tuhan dan sesama. Itu akan melegakan hati. Oleh karena itu setiap kita membutuhkan orang lain dalam menciptakan damai. Demikian juga dalam keluarga, semua bermula dari pengampunan dan hubungan harmonis satu dengan yang lain. Mari merendahkan hati untuk saling mengampuni dan menjaga hubungan kasih dan selamat memasuki keluarga yang damai. (rs)
DOA: Tuhan Yesus, sebagaimana Engkau telah mendamaikan kami dengan Allah, kami mau belajar saling mengampuni dalam keluarga agar kami bisa merasakan damai dalam berkat-Mu. Amin