Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Rabu, 19 Agustus 2015
Bacaan: Matius 5:13-16
Nats: Ayat 16
Bukan Garam Di Lautan
Ada peribahasa yang berbunyi: “Menambak gunung menggarami lautan.” Artinya, memberi pertolongan pada orang yang tidak membutuhkannya. Mubazir, begitu kira-kira.
Bacaan tentang garam dan terang dunia pastilah tidak asing lagi bagi kita. Tapi, kali ini coba kita lihat lewat sudut pandang yang berbeda. Semua tahu, bahwa garam berguna untuk memberi rasa pada makanan. Apapun yang terasa tawar bila diberi garam akan menjadi gurih. Apapun yang terasa gurih bila diberi tambahan garam akan terasa asin. Beda antara gurih dan asin memang tidak terlalu jauh. Tetapi, tentu saja makanan yang gurih terasa nikmat sedangkan yang asin akan membuat lidah kita ‘berjingkat.’ Kaget dan dengan cepat meludahkannya.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kebenaran dan keadilan seumpama garam. Ia diperlukan saat situasi menjadi tawar. Jauh dari yang benar dan adil. Di situlah peran penting kita sebagai garam sangat diperlukan. Menebarkan kebaikan, menegakkan kebenaran dan keadilan serta berbagi kasih. Itulah yang harus kita lakukan di tengah-tengah situasi yang penuh dengan penindasan serta kebencian. Jangan hanya menebarkan kasih di lingkungan yang penuh damai. Jangan hanya berbagi ditengah-tengah mereka yang berkelimpahan. Jangan hanya berkutat dengan pelayanan di dalam gedung gereja, lalu tidak melakukan apa-apa kepada mereka yang merintih di luar gedungnya. Itu sama seperti menggarami lautan. (nis)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca
- Keluarga-keluarga Kristen
- Bangsa dan Negara
- Pelayanan RHK Aletea.