Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Minggu, 21 Juni 2015
Bacaan: Kejadian 45:1-10
Nats: Ayat 8
Belajar dari Yusuf
Siapa yang tidak mengenal kisah Yusuf dan penderitaannya, mulai dari dibuang ke sumur oleh kakak-kakaknya sendiri, lalu dijual dan menjadi budak di negeri asing, dan kemudian mengalami fitnahan dan masuk dalam penjara. Di usianya yang terbilang muda, sangatlah wajar jika ia emosi atau berontak tetapi Yusuf tidak melakukannya. Ia memutuskan diam, dan memilih untuk tunduk pada Tuhan.
Dalam hal ini kita dapat meneladani Yusuf yang dapat tetap tenang sekalipun ada dalam situasi yang menegangkan. Dibutuhkan roh yang takut akan Tuhan untuk dapat menguasai keadaan, dan diperlukan pengendalian diri untuk sabar menunggu waktunya Tuhan. Sampai akhirnya Tuhan meninggikan Yusuf menjadi penguasa atas seluruh Mesir. Yusuf tidak hanya menjadi berkat untuk negeri Mesir, tetapi ia juga menghidupi bangsanya, Israel. Dengan lantang Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, “janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Kej 45: 5).
Keluarga yang dikasihi Tuhan, tidak ada hal yang lebih indah lagi selain hidup di dalam pengampunan dan inilah yang dilakukan Yusuf terhadap saudara-saudaranya. Tidak hanya untuk Yusuf secara pribadi tetapi juga untuk hidup satu bangsa! Karakter seperti itu sudah terbentuk sejak kecil dalam diri Yusuf, dan bukan sesuatu yang instant. (ros)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.