Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Minggu, 24 Agustus 2014
Bacaan: Kejadian 50: 15-21
Nats: Ayat 20
Merdeka, Panggilan Pengampunan
Mengampuni orang yang telah mencelakakan kita, rasanya sangat berat. Harus mengingkari kemanusiaan kita, menyalibkan ke-aku-an kita. Itulah sebabnya tidak sedikit orang yang gagal mengampuni.
Ketika Yusuf sampai pada sikap bisa mengampuni, ia bukan tidak ingat kejahatan saudara-saudaranya. Sikap mengampuni Yusuf lahir dari pergumulan. Justru itulah yang membentuk karakternya menjadi begitu indah. Lazimnya, mendapat kejahatan serupa Yusuf akan melahirkan karakter keras, amarah dan penuh dendam. Namun luar biasa ia sanggup mengolahnya, melihatnya secara positif dan menjadi indah. Ia dimampukan melihat rencana besar Allah melalui kisah sengsaranya. Ia memelihara nyawanya, dan nyawa keluarga besarnya. Ia sangat dimerdekakan dari rasa marah dan bencinya, maka ia tergerak untuk memerdekakan saudara-saudaranya juga dari rasa takut dan rasa bersalah. Hanya satu, perlu pengampunan.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kita sudah diampuni dari segala dosa kita. pengampunan dan tebusan Tuhan ini menjadi panggilan kita untuk mengasihi orang lain. Dalam keluarga, mari menciptakan suasana penuh kasih pengampunan. Kita sudah diberi, kini memberi; sudah dikasihi, kini mengasihi; sudah diampuni, kini mengampuni; sudah dimerdekakan, saatnya memerdekakan. (rs)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- RHK Aletea