Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Minggu, 25 Oktober 2015
Bacaan: Rut 1 : 6-18
Nats: Ayat 16-17
Bangsamulah Bangsaku, Allahmulah Allahku
Kesetiaan seolah menjadi barang langka dalam kehidupan saat ini yang sangat kental dengan pragmatis. Orang akan mengedepankan sesuatu yang menguntungkan dirinya, ketimbang harus mengambil sebuah resiko berkorban bagi orang lain. Tentu pola seperti ini akan menghambat semangat hidup dalam masyarakat plural.
Tidak ada hukum, aturan yang akan menyalahkan Rut seandainya dia mengambil keputusan untuk tidak mengikuti Naomi mertuanya itu. Kita tidak bisa menyalahkan Orpa yang mengambil keputusan untuk tetap tinggal di Moab, karena secara hukum dia tidak lagi terikat pernikahan dengan anak Naomi yang sudah meninggal. Hanya hati yang setia dan mengasihi sang mertualah yang mendorong Rut untuk tetap mengikuti Naomi dengan konsekwensi ia harus meninggalkan sanak keluarga dan kampung halamannya. Pernyataan dia bahwa “bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku”, adalah sebuah kekuatan nilai dalam membongkar tembok pemisah karena perbedaan bangsa dan agama.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, pernyataan Rut secara implisit mau menegaskan bahwa tidak bisa bersatunya orang adalah karena perbedaan bangsa dan agama. Maka ketika dia membuka diri untuk masuk menjadi satu bangsa dan satu iman dengan Naomi, menjadi sebuah pesan “jangan biarkan perbedaan bangsa dan agama menghambat kasih dan setiamu kepada orang lain”. Oleh karena itu, janganlah perbedaan suku-bangsa dan agama menghambat kita berbuat kebaikan kepada orang lain. (hyl)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.