Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Jumat, 26 Juni 2015
Bacaan: Amsal 8: 10-14
Nats: Ayat 11
Pintar atau Bijak?
Anak yang pintar selalu menjadi kebanggaan orang tuanya. Karena itu, tak jarang orang tua rela mengeluarkan biaya untuk kursus. Mulai dari kursus Kumon, Sempoa sampai kursus Mind Mapping. Nilai raport pun menjadi ukuran kesuksesan. Bukan hal yang aneh jika hari-hari seorang anak hanya berkisar dari satu kursus ke kursus yang lain. Sementara itu pembicaraan orang tua tentang anaknya hanya berkisar nilai ulangan dan angka raport.
Kitab Amsal mempertentangkan kebodohan dan hikmat. Kata yang dipertentangkan bukanlah bodoh dan pintar, tetapi bodoh dan berhikmat. Sebab, hikmat adalah sebuah pengetahuan tentang yang benar dan yang salah. Dalam hikmat, terkandung kepandaian dan ketaatan. Bahkan, dikatakan bahwa hikmat adalah sesuatu yang tak ternilai, melebihi emas dan permata. Orang yang berhikmat adalah orang yang bijak menilai kehidupan, dan bijak menjalaninya.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, bukan hal yang keliru jika kita mendidik anak-anak menjadi pintar. Tetapi, menjadi keliru jika kita menganggap bahwa kepintaran adalah segala-galanya. Sebab, pintar saja tidaklah cukup. Seseorang yang pintar tanpa memiliki hikmat akan dengan mudah memakai kepintarannya untuk hal-hal yang keliru. Sedangkan mereka yang memiliki hikmat pastilah akan menggunakan kepintarannya untuk mendatangkan kebaikan bagi sesama. Sampaikan pada mereka firman-Nya yang menghidupkan dan mencerahkan, agar mereka tumbuh menjadi anak yang berhikmat. (nis)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.