Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Minggu, 6 September 2015
Bacaan: Yesaya 6: 1-8
Nats: Ayat 8
“Ini Aku, Utuslah Aku”
Dalam mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kita selalu mempertimbangkan untung-ruginya, jika menguntungkan maka kita akan melaksanakannya, jika merugikan maka kita tidak akan mau melaksanakannya. Tentu hal ini sangat manusiawi, perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum melaksanakannya.
Lalu bagaimaana jika yang harus kita kerjakan itu adalah tugas pelayanan Tuhan? Ternyata tidak sedikit terjadi penolakan-penolakan lantaran mempertimbangkan untung-rugi, keberadaan diri, tidak punya kemampuan dan pengalaman. Kita akan belajar dari Yesaya dalam menanggapi tugas panggilan Tuhan “siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?”.
Yesaya tidak bertanya lagi “tugasnya apa Tuhan?”, atau “tugasnya ke mana?”, “saya bisa tidak dengan tugas itu Tuhan?”. Yesaya serta merta berkata: “ini aku, utuslah aku”. Hal yang sangat kontradiktif jika dibanding dengan bagaimana respon kita terhadap panggilan Tuhan. Banyak alasan yang dikemukakan untuk menghindar dari tugas panggilanNya. Sibuk dengan kerjaan, sibuk urusan bisnis, belum pengalaman, masih muda, dan masih banyak alasan yang lain.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, bukan soal kita bisa atau tidak, tetapi soal mau atau tidak. Tuhan menghendaki kita mau menerima tugas panggilanNya. Persoalan kemampuan melakukannya, Tuhan akan memperlengkapi kita. Yesaya tidak lagi mempersoalkan apa tugasnya dan seberat apa tugasnya itu, karena dia tahu bahwa Tuhan yang mengutus akan memperlengkapi dengan kemampuan. (hyl)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.