Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Selasa, 7 April 2015
Bacaan: Hakim-hakim 11:29-35
Nats: Ayat 35
Janji Dan Syukur
Ada lirik lagu yang berbunyi “Kau yang berjanji kau yang mengingkari. Kau yang mulai kau yang mengakhiri.” Lagu yang lain mengatakan “Memang lidah tak bertulang tak terbatas kata-kata. Setinggi gunung seribu janji. Lain di bibir lain di hati.” Manusia seringkali mudah untuk berjanji tetapi berakhir dengan pengingkaran. Janji kepada Tuhan pun seringkali masih ada yang berani tawar-menawar dan mengulur waktu. Bagaimana dengan nazar Yefta?
Ketika Yefta bernazar, itu niatnya sendiri. Artinya bila tidak dipenuhi akan bersalah kepada Tuhan. Nazar Yefta ini dilatarbelakangi semacam kekurangpercayaannya akan keberpihakan Allah pada Israel dalam menghadapi musuh. Namun di pihak lain sebagai syukur. Apapun yang keluar pertama dari pintu rumah akan dipersembahkan sebagai korban kepada Allah. Namun tantangan berat muncul begitu yang menyambutnya adalah putri satu-satunya. Isi nazarnya begitu berat. Ia mengoyak-ngoyakkan baju dan hancur hantinya. Namun demikian ia tetap setia pada janji sekalipun berat.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, berkorban adalah melakukan/memberikan sesuatu pada pihak lain, walau berat harus setia pada niat hati. Seringkali niat berkorban itu terkikis oleh kepentingan tertentu yang membuat kita menawar dan mempertimbangkan bahkan memperingan demi kemudahan diri. Mari belajar setia pada niat hati yang mau berkorban, walau berat. Kesetiaan kita pada janji memenuhi nazar mencerminkan syukur kita. (rs)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.