Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Minggu, 7 Juni 2015
Bacaan: 1 Samuel 2: 18-26
Nats: Ayat 26
Kecerdasan Rohani
Berbicara soal mencerdaskan anak bangsa, tidak hanya menjadi tanggung-jawab Pemerintah melalui pengadaan sekolah-sekolah. Tugas itu adalah tanggung-jawab semua pihak, baik Pemerintah, Gereja, dan juga Keluarga. Kecenderungan yang terjadi, keluarga hanya menyerahkan tanggungjawab kepada sekolah dan Gereja melalui Sekolah Minggunya.
Melalui perikop hari ini kita belajar bagaimana peran orang tua dalam mengupayakan kecerdasan bagi anaknya. Peran Hana dalam mencerdaskan Samuel, sang anak pergumulannya. Hana menghendaki Samuel menjadi anak yang cerdas spiritualitasnya, cerdas rohani. Oleh karenanya ia menyerahkannya dalam bimbingan nabi Eli di Bait Allah. Tidak hanya menyerahkan Samuel untuk dibimbing kerohaniannya, Hana pun setiap tahun datang mengunjungi saat bersama suaminya ke Yerusalem mempersembahkan korban sembelihan tahunan. Hana selalu membuatkan jubah untuk Samuel anaknya (ay. 19). Artinya, Hana tidak melepas tanggung-jawab seluruhnya.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, terkadang kita terfokus memikirkan kecerdasan anak hanya soal kepintarannya dalam hal ilmu pengetahuan, sehingga berapapa pun biaya sekolah dan kursus akan kita upayakan. Sedangkan aspek kerohanian terabaikan, mengantar anak ke kursus, bimbingan belajar jauh lebih mudah ketimbang mengantar ke Sekolah Minggu dan Remaja. Kalau pun kita mendorong dan mengantar anak ke Sekolah Minggu, biasanya sudah tidak mau tahu soal penanaman nilai-nilai keimanan anak karena menanggap itu sudah diberikan Guru Sekolah Minggu. (hyl)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.