Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Kamis, 8 Oktober 2015
Bacaan: Filipi 4 : 10-20
Nats: Ayat 11
Sudah Puas?
Waktu kecil, saya suka bermain sepak bola di lapangan bekas pabrik; banyak rumput liar, tanpa penerangan dan batu berserakan. Mama membatasi bermain sampai pukul lima sore, saya membandel bermain sampai gelap. Akibatnya, kaki saya terantuk batu dan berdarah, pulang sambil menangis. Mama bertanya: “Sudah puas?” Yang tahu batas puas atau tidak adalah kita sendiri. Tetapi sifat manusia cenderung tidak puas; selalu berusaha memuaskan nafsu, mengejar uang, dan mengejar hormat. Lalu? Mari belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada. Seperti yang Paulus lakukan. Sebagai rasul, Paulus pernah merasakan saat kekurangan maupun kelebihan, namun ia selalu merasa puas. Selain karena Tuhan yang memberinya kekuatan sehingga sanggup menanggung segala perkara, Paulus tahu batasannya. Meski mendapat bantuan dari jemaat Filipi, Paulus tidak tamak. Mencukupkan diri, sabar dan tidak tamak akan menenangkan diri dan tidak membebani kehidupan bersama orang lain. Keluarga yang dikasihi Tuhan, dalam hidup bertetangga, sikap tamak akan sangat merusak kerukunan kehidupan bersama. Tamak, ingin selalu mendapatkan lebih, loba; serakah. Selaku orang Kristen, mari cerminkan kasih, sabar, rasa cukup; bukan arogansi ketamakan. Justru dengan sikap-sikap sosial keseharian seperti inilah kerukunan dalam kepelbagaian dapat demi sedikit dibangun, dipelihara. Saat kita mampu mencukupkan diri dalam segala hal, kita akan bahagia dan membahagiakan orang lain. (rtgr)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.