Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
Rabu, 9 September 2015
Bacaan: 1 Timotius 3:1–7
Nats: Ayat 2
Perabot Yang Mulia
Allah kita Mahamulia. Oleh karenanya untuk bekerja di ladang-Nya pun kita tak boleh sembarangan. Pertanyaannya, sudah seberapa jauh kita memberanikan diri masuk dalam pekerjaan TUHAN dan sebesar apa kita berani untuk ikut andil sebagai alat kemuliaan-Nya? Firman-Nya berkata dengan tegas : Jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia” (2 Tim 2 : 21).
Hidup adalah pilihan – Kerajaan Surga diibaratkan sebagai rumah yang besar dengan dilengkapi oleh banyak perabotan, dan keputusan terletak pada kita masing-masing individu, apakah kita ingin menjadi perabot kayu dan tanah dimana termasuk dalam kategori yang kurang mulia, atau perabot emas dan perak yang sudah teruji kemurniannya.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, hidup kekristenan adalah hidup yang konsisten – Artinya, berani mengambil komitmen untuk memberi lebih bagi kemuliaan nama Tuhan. Inilah yang dituntut dari masing-masing keluarga Kristen, khususnya yang sudah memutuskan untuk berperan serta dalam pekerjaan Tuhan yang mulia. Dibutuhkan karakter Kristus untuk dapat menjadi teladan bagi sesama, dan diperlukan hati Kristus agar dapat menjadi perabotan yang mulia, yang juga mampu melakukan tindakan mulia bagi sesama seturut kehendak-Nya. (ros)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa dan Negara;
- Pelayanan RHK Aletea.