Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Mei 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Kalender Setahun |
Sabtu, 31 Mei 2014
Bacaan: Matius 11:25-30
Nats: Ayat 28
Saatnya Untuk Menyerah?
Menjelang operasi kedua, saya kecewa dan marah karena kata-kata dokter yang justru melemahkan, "Ada saatnya kok, Bu kita ini menyerah." Saya baru bisa berdamai dengan kalimat dokter itu saat sebulan pasca operasi. Memang, ada pada titik tertentu manusia itu bener-benar harus menerima keadaan dengan pandangan iman yang tertuju pada Allah.
Letih, lesu, berbeban berat adalah gambaran keadaan tanpa semangat, khawatir tanpa pengharapan. Kata "marilah", menggambarkan sebuah ajakan, undangan untuk meletakkan beban kepadaNya. Caranya, membangun hubungan hati yang intim dengan Tuhan, datang dengan hati yang mau berubah, maka ada kelegaan, perhentian dan kedamaian.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, hati kita ibarat gelas, mau tetap menjadi gelas retak karena segala luka batin, kekecewaan, kemarahan, dsb atau kembali utuh. Utuh (pulih) karena hati dipenuhi kasih melalui Roh Allah, mau terbuka untuk mampu menampung kasih Allah. Dengan sikap hati yang mau berserah, hati kita dipulihkan. Di sanalah kita dimampukan untuk melihat karya kebaikan Tuhan yang tetap nampak nyata dalam setiap pergumulan kita. Maka marilah meminta Roh Kudus untuk terus memulihkan keadaaan kita. (rs)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (keamanan menjelang Pemilu);
- Aletea (Tim Sirkulasi)