Renungan Harian Keluarga Aletea/Kesaksian Aletea

Dari Renungan

Kesaksian Renungan Harian Kristen Aletea

<cl>

Saya sudah menikah tahun 1980 dan di karuniai dua orang anak laki-laki ketika pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan itu terjadi. Waktu itu anak kami yang kedua akan dibaptis. Kami mengikuti acara Perjamuan Kudus. Selengkapnya...


Di rumah, Danny Boy biasa dijuluki sebagai anak sial. Saat lahir, sang ayah meninggal dunia. Peristiwa tersebut menjadi buah bibir di antara warga. Mereka meyakini Danny anak pembawa sial. Yang lebih menyakitkan, bahkan ibunya pun ikut-ikutan mengutuki dia. "Dasar anak sial, anak terkutuk!" demikian makian yang sering dilontarkan ibunya. Danny tumbuh menjadi anak yang tertolak, sama sekali tidak mendapat figur teladan orang tua, terutama seorang ayah. Selengkapnya...

Waktu aku masih kecil, berbaur sama dengan teman-teman yang bisa mendengar. Aku lihat teman-teman bisa ngomong terlalu cepat. Aku cuma bisa diam, nggak bisa sama mereka. Selengkapnya...

Dapur Solo, salah satu restoran di Jakarta yang ramai dikunjungi orang. Kesuksesannya tidaklah mudah, bermula dari kejenuhan, sebuah inspirasi muncul secara tiba-tiba. "Tiba-tiba saya ingat bahwa saya suka makan rujak. Ide itu terus menggebu-gebu di hati saya. Udah lah, jalanin," ujar Swandani membuka kesaksian hidupnya. Selengkapnya...

Pada pertengahan tahun 1982, keluarga saya pindah dari kota kecil Jepara ke Jakarta. Kemudian kami mengontrak rumah di samping Asrama Paswalpres dulu di Mangga Besar Pasar Minggu. Selengkapnya...

Gloria Oey tak kuasa menerima kabar bahwa ibundanya tewas secara mengenaskan; ditusuk 5 kali dengan sebilah pisau. Mengerikan! Seakan-akan Tuhan mengizinkan itu terjadi. Kesedihan Gloria berubah menjadi dendam tatkala tahu bahwa pelakunya adalah Yudi, seorang koki yang dipekerjakan oleh ibunda Gloria. Selengkapnya... </cl>