Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | April 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | |||
Kalender Setahun |
Selasa, 22 April 2014
Bacaan: Lukas 1:26-38
Penundukkan Diri
Nats: Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu. (Lukas 1:38)
Perempuan dipakai Allah bukan hanya untuk melahirkan generasi anak manusia, tetapi juga andil dalam menyelesaikan banyak hal besar, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa, bahkan perkara seluas semesta. Maria, ibu Yesus contohnya.
Maria terkenal pertama-tama karena ia ibu Yesus. Tetapi di balik keterpilihannya itu ada karakter luhur, penundukkan diri, yang menjadikan Allah berkenan. Tentang berita kelahiran Yesus melalui rahimnya, ia sempat menunjukkan keheranannya, karena ia masih perawan. Karakter dasarnya, ia menempatkan dirinya secara tepat di hadapan Allah bahwa ia hanyalah hamba Tuhan (ay 38). Ia menundukkan diri pada kehendak Tuannya; menuruti kemauan Tuannya; meletakkan kehendaknya di bawah kehendak Allah.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, karakter Maria sangatlah penting dimiliki oleh perempuan-perempuan modern dan kita semua. Penting, karena zaman ini banyak perempuan-perempuan hebat di bidangnya, yang sangat memberi peluang godaan untuk merasa diri hebat, lebih mampu dibanding orang lain; godaan menjadikan diri pusat dari hidup. Mari kita dedikasikan karakter untuk bersedia menundukkan diri pada kehendak Tuhan. (rs)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (Perkembangan Pendidikan Indonesia);
- Aletea (Dewan Redaksi)