5 April 2014: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan  |
k 1 revisi |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 9 Juni 2014 00.35
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | April 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | |||
Kalender Setahun |
Selasa, 1 April 2014
Bacaan: Kejadian 1:26, 27; 2:18-2
Penolong Sepadan
Nats: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". (Kejadian 2:18)
Cara Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Namun demikian Allah menjadikan mereka sepadan. Maka jadilah Hawa sebagai penolong bagi Adam sesuai rencana Allah.
Setiap perempuan perlu menghayati panggilannya dengan mengingat dua kata kunci: penolong dan sepadan. Menjadi penolong tidaklah mudah, karena itu perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, yang lebih kuat dari debu tanah. Secara logika penolong harus lebih kuat dari yang ditolongnya. Kekuatan itu perempuan peroleh hanya di dalam kuat kuasa Tuhan, bukan dari dirinya sendiri. Sepadan artinya perempuan-laki-laki adalah gambar dan rupa Allah dan bisa saling melengkapi.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, dalam sebuah rumah tangga, laki-laki dan perempuan dapat diilustrasikan sebagai tiang penyangga dan atap, fondasinya adalah Yesus sendiri. Dengan fondasi dan tiang serta atap yang bergaul erat dengan Tuhan, maka rumah tangga itu akan menjadi lebih kokoh. Betapa pentingnya sinergi antara perempuan dan laki-laki. Bila hal ini nyata dalam keluarga kita, sejatinya anak-anak pun dapat belajar menghayati panggilannya, sebagai laki-laki maupun perempuan. (nj)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (korban bencana alam Manado);
- Aletea (pendirian Yayasan)
Sabtu, 5 April 2014
Bacaan: 1 Samuel 2:12-17, 22-25
Ironi Keluarga Imam Eli
Nats: Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka. (1 Samuel 2:25b)
Dibesarkan dalam lingkup yang sarat nilai dan praktik agamis tidak lantas membentuk anak-anak imam Eli menjadi baik dan taat. Ada banyak faktor yang ikut membesarkan mereka. Salah satunya pembagian peran ayah-ibu dalam pola asuh mereka.
Peran imam Eli dalam pengasuhan anak lebih ditonjolkan, menunjukkan hal tanggung jawab laki-laki dalam keluarga. Sekalipun tidak dikisahkan, namun pasti ada peran isteri imam Eli. Ketidakberimbangan peran ayah- ibu, sementara tugas-tugas keimaman Eli bisa saja begitu sibuk, membuat ia alpa terhadap anak-anaknya. Ia menegur kejahatan mereka, namun tidak diindahkan. Eli seakan kehilangan wibawa di hadapan anak-anaknya. Eli juga tidak tegas, mungkin tidak tega. Justru di sinilah Tuhan marah.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kurangnya peran ibu dalam keluarga Eli turut andil dalam kasus anak-anaknya hingga menjadi ironi. Ini pelajaran bagi kita: kekeliruan anak-anak yang tidak diingatkan sedari awal justru akan melawan di kemudian hari. Pembagian peran ayah-ibu yang berimbang akan menghasilkan keluarga yang solid; anak- anak pun tak luput dari pengawasan orang tua. (rs)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (Toleransi antar umat beragama); 4.Aletea (Pengurus)