3 April 2014
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | April 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | |||
Kalender Setahun |
Selasa, 1 April 2014
Bacaan: Kejadian 1:26, 27; 2:18-2
Penolong Sepadan
Nats: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". (Kejadian 2:18)
Cara Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Namun demikian Allah menjadikan mereka sepadan. Maka jadilah Hawa sebagai penolong bagi Adam sesuai rencana Allah.
Setiap perempuan perlu menghayati panggilannya dengan mengingat dua kata kunci: penolong dan sepadan. Menjadi penolong tidaklah mudah, karena itu perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, yang lebih kuat dari debu tanah. Secara logika penolong harus lebih kuat dari yang ditolongnya. Kekuatan itu perempuan peroleh hanya di dalam kuat kuasa Tuhan, bukan dari dirinya sendiri. Sepadan artinya perempuan-laki-laki adalah gambar dan rupa Allah dan bisa saling melengkapi.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, dalam sebuah rumah tangga, laki-laki dan perempuan dapat diilustrasikan sebagai tiang penyangga dan atap, fondasinya adalah Yesus sendiri. Dengan fondasi dan tiang serta atap yang bergaul erat dengan Tuhan, maka rumah tangga itu akan menjadi lebih kokoh. Betapa pentingnya sinergi antara perempuan dan laki-laki. Bila hal ini nyata dalam keluarga kita, sejatinya anak-anak pun dapat belajar menghayati panggilannya, sebagai laki-laki maupun perempuan. (nj)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (korban bencana alam Manado);
- Aletea (pendirian Yayasan)
Kamis, 3 April 2014
Bacaan: 2 Yohanes 1:1-3
Ibu yang Baik
Nats: Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. (2 Yohanes 1:1a)
Di belakang seorang laki-laki yang hebat, ada seorang perempuan yang hebat. Mendidik seorang laki-laki berarti mendidik seorang laki-laki, tetapi mendidik seorang perempuan, berarti mendidik sebuah generasi. Pepatah-pepatah bijak ini memperlihatkan betapa besarnya peran seorang perempuan. Tanpa mengabaikan peran ayah dalam keluarga, kita memang melihat betapa besarnya peran ibu dalam pendidikan anak- anaknya.
Penulis surat ini juga melihat betapa besarnya peran seorang ibu mendidik anak-anaknya dalam kebenaran sehingga dia layak disebut sebagai ibu yang terpilih. Ibu terpilih bukan karena kecantikannya dan kekayaannya, melainkan karena dia mampu mendidik anak-anaknya untuk hidup dalam kebenaran. Hal ini membuat dia dikasihi oleh banyak orang, terutama yang mengedepankan kebenaran. Perempuan atau ibu yang seperti ini tentu menjadi dambaan setiap orang.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, khususnya perempuan atau ibu, mari mulai sekarang kita menjadi yang terbaik bagi anak-anak kita, mendidik mereka dalam kebenaran. Para suami/laki-laki, mari kita mendukung isteri/perempuan yang ada di samping kita. Mari bersinergi untuk menjadikan anak-anak kita pemegang kebenaran. (arg)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (Pemilu Legislatif);
- Aletea (Penulis/Kontributor Aletea)