6 April 2014

Dari Renungan
Revisi sejak 8 April 2014 05.03 oleh Renungan (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook
< April 2014 >
            '14
M S S R K J S
  1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
Kalender Setahun

Selasa, 1 April 2014

Bacaan: Kejadian 1:26, 27; 2:18-2

Penolong Sepadan

Nats: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". (Kejadian 2:18)

Cara Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Namun demikian Allah menjadikan mereka sepadan. Maka jadilah Hawa sebagai penolong bagi Adam sesuai rencana Allah.

Setiap perempuan perlu menghayati panggilannya dengan mengingat dua kata kunci: penolong dan sepadan. Menjadi penolong tidaklah mudah, karena itu perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, yang lebih kuat dari debu tanah. Secara logika penolong harus lebih kuat dari yang ditolongnya. Kekuatan itu perempuan peroleh hanya di dalam kuat kuasa Tuhan, bukan dari dirinya sendiri. Sepadan artinya perempuan-laki-laki adalah gambar dan rupa Allah dan bisa saling melengkapi.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, dalam sebuah rumah tangga, laki-laki dan perempuan dapat diilustrasikan sebagai tiang penyangga dan atap, fondasinya adalah Yesus sendiri. Dengan fondasi dan tiang serta atap yang bergaul erat dengan Tuhan, maka rumah tangga itu akan menjadi lebih kokoh. Betapa pentingnya sinergi antara perempuan dan laki-laki. Bila hal ini nyata dalam keluarga kita, sejatinya anak-anak pun dapat belajar menghayati panggilannya, sebagai laki-laki maupun perempuan. (nj)

Pokok Doa hari ini:

  1. Pergumulan Pembaca;
  2. Keluarga-keluarga Kristen;
  3. Bangsa (korban bencana alam Manado);
  4. Aletea (pendirian Yayasan)

Minggu, 6 April 2014

Bacaan: Kejadian 3: 17

Ketika Mata Menjadi Panduan Hidup

Nats: Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. (Kejadian 3:6a)

Ada pepatah mengatakan "berawal dari mata, lalu turun ke hati". Awal segalanya adalah pandangan mata, lalu menggetarkan hati untuk menyukai. Ada sebuah iklan dengan slogannya: "pandangan pertama sungguh menggoda, selanjutnya terserah anda".

Hawa tahu betul perintah dan larangan Tuhan (ay.2-3). Persoalannya, Iblis pun tahu tentang perintah Tuhan (ay. 1). Hawa melihat buah itu baik dan sedap untuk dimakan, lalu memetiknya dan memakannya. Jadi, tergodanya Hawa juga tidak terlepas dari si Iblis yang tampil mempertontonkan pengetahuannya akan firman Tuhan, kemudian mata Hawa yang memandang buah itu baik dan sedap dimakan.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, Iblis selalu berusaha membuat kita melihat segala sesuatunya baik dan enak, walau sebenarnya itu jahat dan melanggar firman Tuhan. Belajar dari pengalaman Hawa, maka peran kita dalam keluarga tidak lain adalah berusaha lebih mendalami firman Tuhan, karena Iblis pun tahu firman Tuhan dan itu dipakai untuk menjatuhkan manusia. Jangan hanya sekedar tahu, tetapi mendalami dan menghayati, serta mengamalkannya dalam perbuatan. (hyl)

Pokok Doa hari ini:

  1. Pergumulan Pembaca;
  2. Keluarga-keluarga Kristen;
  3. Bangsa (Suksesi kepemimpinan 2014);
  4. Aletea (usaha dana Aleta).