25 April 2014
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | April 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | |||
Kalender Setahun |
Selasa, 1 April 2014
Bacaan: Kejadian 1:26, 27; 2:18-2
Penolong Sepadan
Nats: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". (Kejadian 2:18)
Cara Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Namun demikian Allah menjadikan mereka sepadan. Maka jadilah Hawa sebagai penolong bagi Adam sesuai rencana Allah.
Setiap perempuan perlu menghayati panggilannya dengan mengingat dua kata kunci: penolong dan sepadan. Menjadi penolong tidaklah mudah, karena itu perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, yang lebih kuat dari debu tanah. Secara logika penolong harus lebih kuat dari yang ditolongnya. Kekuatan itu perempuan peroleh hanya di dalam kuat kuasa Tuhan, bukan dari dirinya sendiri. Sepadan artinya perempuan-laki-laki adalah gambar dan rupa Allah dan bisa saling melengkapi.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, dalam sebuah rumah tangga, laki-laki dan perempuan dapat diilustrasikan sebagai tiang penyangga dan atap, fondasinya adalah Yesus sendiri. Dengan fondasi dan tiang serta atap yang bergaul erat dengan Tuhan, maka rumah tangga itu akan menjadi lebih kokoh. Betapa pentingnya sinergi antara perempuan dan laki-laki. Bila hal ini nyata dalam keluarga kita, sejatinya anak-anak pun dapat belajar menghayati panggilannya, sebagai laki-laki maupun perempuan. (nj)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (korban bencana alam Manado);
- Aletea (pendirian Yayasan)
Jumat, 25 April 2014
Bacaan: Kejadian 27:1-45
Jangan Pilih Kasih!
Nats: Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub. (Kejadian 25:28)
Sikap pilih kasih orang tua kepada anak-anaknya merupakan salah satu "kejahatan" orang tua kepada mereka. Mungkin kita sebagai orang tua merasa sudah benar dalam mendidik, tetapi bila ada rasa ketidakadilan di antara mereka, itu dapat menjadi masukan untuk kita berbenah diri.
Agaknya Kejadian 25:28 menjadi semacam ringkasan yang menjadi titik awal bacaan kita: pilih kasih. Rasa lebih sayang kepada yang satu dibanding yang lain, telah membawa Ishak terjatuh untuk lebih sayang pada Esau dan "menolak" Yakub; Ribka lebih sayang pada Yakub dan "menolak" Esau. Pilih kasih itu juga akhirnya melahirkan konspirasi antara Ribka dengan Yakub. Maka berkat kesulungan itu dinyatakan atas Yakub.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, akibat dari sikap pilih kasih itu, maka hubungan keluarga mereka diwarnai dendam, niat untuk membunuh (ay. 41). Tetapi syukurlah drama buruk itu berakhir dengan kasih (33:4). Ini menjadi pembelajaran bagi kita, untuk menjauhi sikap hati yang pilih kasih karena hanya akan melahirkan sakit hati, iri, dendam dan benih-benih permusuhan. (rs)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (Perjuangan kaum marginal);
- Aletea (kebutuhan dana percetakan)