Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Januari 2015 | > | ||||
'14 | '15 | |||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Kalender Setahun |
Sabtu, 24 Januari 2015
Bacaan: Ibrani 13:11-16
Nats: Ayat 14
Korban Yang Dikenan Allah
Bagi sebagian orang, korban lebih dipahami secara bendawi, dengan cara memberikan ini-itu sebagai korban “untuk” mendapatkan sesuatu. Tetapi dalam kekristenan kita belajar memahami korban bahwa korban itu sebagai persembahan syukur atas karunia-Nya.
Paulus mengajarkan, bahwa di dunia ini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Kita mencari kota yang akan datang, yang permanen, Rumah Allah. Kita harus mengucap syukur karena hanya karena korban Yesus Kristuslah kita boleh menuju ke sana. Oleh karena itu sekarang kita harus mengucap syukur kepada Allah, melalui ucapan bibir yang memuliakan-Nya, berbuat baik dan memberi bantuan. Itulah korban yang diperkenan Allah. Semua itu mewakili segala laku kita. Semuanya harus kembali menjadi pujian bagi Tuhan, harus mencerminkan hidup umat yang sudah dimenangkan, ditebus. Tindakan berkorban yang nyata dalam terapan.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, bahwa memikirkan hal kehidupan di Kota Allah tidak bisa kita lepaskan dari ucapan syukur kita. karena kita mendapatkannya melalui korban Kristus. Bersyukur, sikap yang tahu berterima kasih. Banyak orang Kristen yang masih terjatuh pada mengucap syukur sebatas ucapan bibir dan belum nyata dalam tindakan kasih. Mengapa demikian, sulit selama kita masih hanya memikirkan diri sendiri saja. Mari kita terus mengingat, kita orang tebusan, layak bersyukur melalui ucapan bibir dan laku kasih. (mtm)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca
- Keluarga-keluarga Kristen
- Bangsa dan Negara
- Pelayanan RHK Aletea.