Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | |
Kalender Setahun |
Jumat, 14 Februari 2014
Bacaan: 2 Timotius 3:10-17
Berani Dan Setia Dalam Aniaya
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.(2 Timotius 3:12)
Mendapat hadiah dengan didahului penderitaan? Mungkin kita pikir-pikir dulu, apakah hadiah itu seimbang dengan penderitaan yang dialami. Tetapi dalam hidup rohani, sikap "pikir-pikir dulu" harus dibuang. Karena hidup di dalam Tuhan sangat butuh komitmen dan tanggung jawab keberanian untuk setia.
Paulus menasehatkan kepada Timotius. Pertama, ia memberitahukan penderitaan dan aniaya yang dialami di Antiokia, Ikonium dan di Listra. Tetapi, Tuhan telah melepaskannya. Kedua, ia mengajarkan, sekaligus menantang kita, untuk berani beribadah di dalam Kristus Yesus, walau nantinya menderita aniaya. Ketiga, kita diingatkan untuk tetap berpegang pada kebenaran yang telah kita terima dan yakini melalui Alkitab.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, Roma 8:18 menuliskan: "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." Berpegang pada keyakinan ini kita dimampukan untuk berani dan setia menyatakan kasih kepada Allah sekalipun mungkin berdampak aniaya. Keluarga Kristen menjadi ujung tombak dalam melakukan kasih Tuhan di tengah kehidupan majemuk. (mtm)
DOA: Ya Tuhan Yesus, kuatkan kami bila mengalami penderitaan dalam kehidupan kami. Amin