Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | |
Kalender Setahun |
Rabu, 5 Februari 2014
Bacaan: Lukas 6:27-36
Baik Saja Tidak Cukup
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apalah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. (Lukas 6:33)
Tak dapat dipungkiri dalam masyarakat kita berkembang budaya balas jasa. Sisi baiknya, orang tahu berterima kasih. Tetapi bila itu dalam hal berbuat baik, kata Tuhan Yesus itu juga dibiasakan orang-orang berdosa. Tidak ada upahnya.
Mengasihi musuh? Itu baru kasih di atas rata-rata. Ada empat kata kunci: kasihilah, berbuatlah baik, mintalah berkat (memberkati), berdoalah. Orang cenderung ingin orang yang memusuhinya dalam keadaan yang tidak lebih baik darinya. Tapi Yesus malah memerintahkan agar kita mendoakan, memintakan berkat bagi mereka. Ini sungguh berat. Kasih itu memutuskan rantai balas dendam, memulihkan dan menginginkan yang baik bagi orang lain.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, pertama-tama mari memandang mereka dengan mata kasih, dengan terus bercermin pada karakter Bapa. Itu akan memampukan kita melakukan tiga kata kunci berikutnya. Di sini sangat dibutuhkan penyangkalan diri. Artinya tersirat pengampunan kepada mereka. Setiap anggota keluarga dipanggil berkarakter kasih di atas rata-rata. Baik saja tidak cukup. Orang Kristen memang dipanggil untuk menjadi lebih dari yang biasa.(rs)
DOA: Bapa, demi teladan kasih-Mu yang sempurna, ajar kami untuk setia belajar mengasihi musuh kami. Amin