Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | |
Kalender Setahun |
Selasa, 4 Februari 2014
Bacaan: Lukas 23:50-56a
Bukan Sekedar "Lips Service"
Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat. (Lukas 23:53)
Kasih itu berbicara mengenai tindakan. Kalau orang berkata mengasihi namun tidak ada pengorbanan dalam tindakan, itu baru sekedar lips service.
Yusuf dari Arimatea adalah contoh orang yang mengasihi Tuhan secara nyata. Ia anggota Majelis Besar, satu kelompok yang jelas-jelas memusuhi Yesus. Majelis Imam Besar turut andil dalam penyaliban Yesus, dan Yusuf secara terang-terangan melawan mereka dengan pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus dan memperlakukannya dengan hormat. Yusuf tidak banyak bicara, namun perbuatannya jelas menunjukkan ia seorang Kristen sejati. Yusuf bisa dikatakan sangat berani karena para murid yang selalu bersama Yesus saja ketakutan, ia secara terbuka tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Demi prinsip kasih dan hormatnya kepada Yesus, ia berani melawan arus.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, Tuhan tak butuh kepintaran kita bicara tentang kasih, tak butuh teori kita tentang kasih, namun praktek kita dalam mengasihi. Jangan hanya mengasihi Tuhan dengan mulut, namun dengan tindakan nyata dalam keadaan apapun. (rtgr)
DOA: Tuhan, ajar kami untuk bisa mengasihi bukan hanya dalam kata-kata, tetapi melalui tindakan. Amin