Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | |
Kalender Setahun |
Selasa, 18 Februari 2014
Bacaan: 2 Korintus 8:1-7
Berbagi dari Kekurangan
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (2 Korintus 8:2)
Seorang Pendeta bergumul dengan biaya perawatan ibunya yang sudah berbulan-bulan di rumah sakit, ia bersurat ke sebuah gereja mapan untuk memohon bantuan. Tapi Majelis Jemaat membalas: "Maaf, kami tidak punya program bantuan untuk orang sakit, program kami adalah bantuan untuk PI di pedalaman dan untuk pembangunan gereja di pedesaan." Wah, alasan yang rasanya ironis dan memprihatinkan.
Mereka "mempunyai apa yang diperlukan" untuk berbagi. Masalahnya, seperti halnya jemaat Korintus, mereka terlalu kaku, sibuk mengurusi dirinya sendiri, sehingga tidak punya perhatian untuk berbagi dengan jemaat Yerusalem yang dilanda kelaparan. Jemaat Makedonia punya perhatian! Karena itu - meskipun miskin, mereka dapat "memberi" dan "menolong" dari kekurangan mereka.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, Tuhan menghendaki agar kita peka dan bersedia berbagi kasih kepada orang lain. Mungkin keluarga kita pas-pasan tapi itu bukan alasan untuk tidak peduli dan berbagi. Kita harus bisa membawa keluarga kita mampu memberi dari kekurangan dan keterbatasan. Itulah kasih di atas rata-rata. (arg)
DOA: Tuhan, tolong kami untuk memiliki hati yang peka dan ajar kami untuk mau berbagi dari keterbatasan kami. Amin