Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | |
Kalender Setahun |
Kamis, 20 Februari 2014
Bacaan: Kolose 3:18-23
Kasih: Rela Kehilangan
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. (Kolose 3:19)
Dalam setiap rumah tangga selalu ada saat dimana badai dan gelombang menerpa. Ada keluarga-keluarga yang harus melewati kejadian-kejadian tragis, yang membuat kita tidak mengerti. Bagian kita adalah percaya akan penyertaan-Nya dan dengan taat melewatinya.
Dalam keadaan seperti inilah janji nikah yang diikrarkan bersama di hadapan Tuhan menjadi teruji. Suami yang juga berperan sebagai imam keluarganya, bersama-sama dengan istri saling menopang menjadi satu dalam pengambilan keputusan keluarga untuk kebaikan setiap anggota keluarga. Kita tahu tiap keluarga pengikut Kristus pasti memikul salib. Setiap anggota keluarga juga harus menyalibkan keakuannya dan melebur dalam kesatuan yang disebut "kita". Pertama-tama panggilannya adalah hidup satu bagi yang lain. Rela berkorban.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, menjadi sangat perlu membawa Yesus selalu dalam rumah tangga kita. Dialah jiwa keluarga kita, cerminan kasih kita. Kasih Yesus rela kehilangan ke-aku-an-Nya demi kita, demikian juga keluarga kita. Harus rela menyalibkan ke-aku-an kita, rela kehilangan ke-aku-an kita dan hidup berorientasi satu bagi yang lain. (nj)
DOA: Ya Tuhan terima kasih untuk penyertaan-Mu yang sempurna dalam
keluarga kami. Amin