Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | |
Kalender Setahun |
Sabtu, 22 Februari 2014
Bacaan: Markus 12:41-44
Totalitas Diri
....sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. (Markus 12:43)
Bagi orang yang tidak mampu, perintah untuk memberi mungkin terasa menusuk. Dalam logika umum, memberi identik dengan orang kaya. Tetapi bacaan kita hari ini membuka fakta lain dalam hal memberi.
Janda miskin itu terkesan nekat, memberikan seluruh nafkah hidupnya hari itu. Ada dorongan yang besar hingga ia sanggup melakukannya, sikap kasih yang bermurah hati. Ada dua hal penting di sini: totalitas dan dampak. Kasihnya pada Tuhan begitu total, tidak kuatir akan hidupnya, asal Tuhan tetap ada di pusat cintanya, cukup baginya. Dampaknya, Tuhan Yesus berkenan atas totalitasnya.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, kasih itu tercermin dalam pengendalian serta pemberian diri. Tentu tidak mudah meneladani totalitas kasih janda itu, kasih di atas rata-rata. Tetapi mari kita belajar menempatkan Tuhan di pusat hidup cinta kita. Dari semua yang mampu kita lakukan, jangan tunda, jangan hitung untung-rugi buat Tuhan. Dan mari rasakan sukacita di dalamnya, Tuhan berkenan. Pemberian diri kita pun berguna bagi pembangunan pelayanan kasih dalam pekerjaan Tuhan.(rs)
DOA: Ya Roh Kudus, Roh Allah, bimbinglah kami untuk tidak hidup berpusat pada diri sendiri, tetapi pada Allah. Sanggupkan kami merasakan bahwa Allah lebih dari cukup bagi kami. Amin