Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Juli 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | 31 | ||
Bacaan: Kejadian 4: 1-8
Nats: Ayat 6-7
Hati Panas , Muka Muram
Hati panas dan muka muram pertanda seseorang sedang mengalami suatu persoalan. Ekspresi itu bisa menunjukkan sebuah penolakan, kebencian, amarah dan dendam. Suasana hati dan pikiran menjadi kacau, emosional, dan sulit terkendalikan. Inilah situasi yang berbeda dengan hati yang gembira, ceria, dan sukacita.
Hati panas dan muka muram sedang dialami oleh Kain. Penyebabnya tidak lain adalah kenyataan bahwa persembahannya kalah kualitas dibanding persembahan sang adik, Habel. Allah lebih mengindahkan persembahan Habel dari pada persembahannya. Karena begitu besar perasaan sakit hati, marah dan dendam, maka akhirnya dilampiasakannya dengan cara membunuh adiknya sendiri. Mungkin pikirnya, dengan jalan itu dia tidak lagi punya saingan.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, pengalaman ini hendaknya menjadi pelajaran sekaligus peringatan betapa berbahaya jika kita mengabaikan untuk mengisi hidup dengan sukacita, riang dan gembira. Karena hati yang tidak “fresh”, segar, gembira, dapat menjadi sasaran Iblis untuk membawa kita jatuh ke dalam dosa. Pengendalian emosi, sakit hati, dan kekecewaan menjadi sangat penting untuk kita wujudkan. Tuhan pun tidak senang dengan hati yang panas dan muka yang muram. (hyl)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (keamanan menjelang Pemilu);
- Aletea (Tim Sirkulasi)