Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Juli 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 |
13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 |
20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 |
27 | 28 | 29 | 30 | 31 | ||
Bacaan: Matius 6: 5–15
Nats: Ayat 14
Diampuni dan Mengampuni
Yusak dikenal sebagai seseorang yang suka menyimpan dosa dan kesalahan orang lain. Setiap kali bertengkar, ia selalu mengungkit kesalahan masa lalu istrinya. Demikian juga dengan anaknya. Alhasil, tak ada damai sejahtera dalam keluarganya. Istri dan anaknya bertindak seperti robot karena takut salah dan diungkit lagi.
Nas ini menggambarkan hal mengampuni dan diampuni. Alkitab mengajarkan agar kita tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kalau kita minta ampun sesungguhnya kita juga mau mengampuni orang lain, hidup dalam kasih, tanpa dendam. Karakter Allah yang Maha Pengampun itu juga menjadi panggilan kita. Dari sisi psikologi, diampuni dan mengampuni itu sangat melegakan. Allah mau kita hidup dalam kelegaan yang sungguh-sungguh, tanpa ganjalan, tanpa akar pahit, berdamai dengan Allah, dengan sesama dan diri sendiri.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, panggilan mengampuni harus berdasar pada sikap Allah yang membuang dosa-dosa kita dan melupakannya. Jadi salah satu ciri mengampuni adalah tidak mengingat-ingat dan mengungkit-ungkitnya lagi. Diampuni dan mengampuni adalah dua arah panah yang tak bisa dipisahkan. Dua-duanya melegakan. Menjadi refreshing sejati bagi jiwa yang penuh kemelut. (rtgr)
Pokok Doa hari ini:
- Pergumulan Pembaca;
- Keluarga-keluarga Kristen;
- Bangsa (Toleransi antar umat beragama);
- Aletea (Pengurus)