22 Februari 2014: Perbedaan antara revisi

Dari Renungan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
k 1 revisi
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 9 Juni 2014 00.28

Renungan Harian Keluarga Aletea
Renungan Artikel Konseling Kesaksian Jaringan Pelayan Anak Facebook
< Februari 2014 >
            '14
M S S R K J S
  1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28
Kalender Setahun

Sabtu, 1 Februari 2014

Bacaan: Yohanes 3:1-21

Sumber dan Teladan Kasih

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16)

Semula orang tua memberikan perhatian penuh kepada saya, apa yang saya minta segera dipenuhi. Keadaan berubah drastis saat mempunyai adik, perhatian mereka tidak lagi terfokus kepada saya. Dalam beberapa kesempatan saya malah harus mengalah, mengubur keinginan dan merelakan adik-adik menikmati apa yang mereka inginkan. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kasih manusia itu terbatas, sangat bergantung pada waktu dan keadaan.

Tuhan Allah adalah pribadi yang Kasih-Nya akan dunia ini sudah terbukti ketika mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus. Kasih-Nya tidak terbatas oleh waktu maupun keadaan. Kedatangan Yesus ke dunia membawa tugas mulia untuk menyelamatkan semua orang percaya dari hukuman dosa.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, pengejawantahan Allah dalam Yesus adalah teladan kasih, sumber tertinggi dari kasih itu. Kasih-Nya tak pilih-pilih, dan terus. Berawal dari keluarga mari kita melakukan kasih tanpa mengkotak-kotakkan orang dan tidak musiman. Tentu tidak mudah, namun kalau tidak dicoba kapan akan dimulai. Saat ini adalah momen untuk mengawali kasih yang bersumber pada kasih abadi. (wb)

DOA: Terima kasih ya Tuhan, oleh karena kasih-Mu kami masih ada dan berkarya hingga saat ini. Tolong agar kami mampu terus bersumber pada kasih-Mu dan meneladani-Mu. Amin Sabtu, 22 Februari 2014

Bacaan: Markus 12:41-44

Totalitas Diri

....sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. (Markus 12:43)

Bagi orang yang tidak mampu, perintah untuk memberi mungkin terasa menusuk. Dalam logika umum, memberi identik dengan orang kaya. Tetapi bacaan kita hari ini membuka fakta lain dalam hal memberi.

Janda miskin itu terkesan nekat, memberikan seluruh nafkah hidupnya hari itu. Ada dorongan yang besar hingga ia sanggup melakukannya, sikap kasih yang bermurah hati. Ada dua hal penting di sini: totalitas dan dampak. Kasihnya pada Tuhan begitu total, tidak kuatir akan hidupnya, asal Tuhan tetap ada di pusat cintanya, cukup baginya. Dampaknya, Tuhan Yesus berkenan atas totalitasnya.

Keluarga yang dikasihi Tuhan, kasih itu tercermin dalam pengendalian serta pemberian diri. Tentu tidak mudah meneladani totalitas kasih janda itu, kasih di atas rata-rata. Tetapi mari kita belajar menempatkan Tuhan di pusat hidup cinta kita. Dari semua yang mampu kita lakukan, jangan tunda, jangan hitung untung-rugi buat Tuhan. Dan mari rasakan sukacita di dalamnya, Tuhan berkenan. Pemberian diri kita pun berguna bagi pembangunan pelayanan kasih dalam pekerjaan Tuhan.(rs)

DOA: Ya Roh Kudus, Roh Allah, bimbinglah kami untuk tidak hidup berpusat pada diri sendiri, tetapi pada Allah. Sanggupkan kami merasakan bahwa Allah lebih dari cukup bagi kami. Amin