27 Februari 2014: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan  |
k 1 revisi |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi per 9 Juni 2014 00.28
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Februari 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | |
Kalender Setahun |
Sabtu, 1 Februari 2014
Bacaan: Yohanes 3:1-21
Sumber dan Teladan Kasih
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16)
Semula orang tua memberikan perhatian penuh kepada saya, apa yang saya minta segera dipenuhi. Keadaan berubah drastis saat mempunyai adik, perhatian mereka tidak lagi terfokus kepada saya. Dalam beberapa kesempatan saya malah harus mengalah, mengubur keinginan dan merelakan adik-adik menikmati apa yang mereka inginkan. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kasih manusia itu terbatas, sangat bergantung pada waktu dan keadaan.
Tuhan Allah adalah pribadi yang Kasih-Nya akan dunia ini sudah terbukti ketika mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus. Kasih-Nya tidak terbatas oleh waktu maupun keadaan. Kedatangan Yesus ke dunia membawa tugas mulia untuk menyelamatkan semua orang percaya dari hukuman dosa.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, pengejawantahan Allah dalam Yesus adalah teladan kasih, sumber tertinggi dari kasih itu. Kasih-Nya tak pilih-pilih, dan terus. Berawal dari keluarga mari kita melakukan kasih tanpa mengkotak-kotakkan orang dan tidak musiman. Tentu tidak mudah, namun kalau tidak dicoba kapan akan dimulai. Saat ini adalah momen untuk mengawali kasih yang bersumber pada kasih abadi. (wb)
DOA: Terima kasih ya Tuhan, oleh karena kasih-Mu kami masih ada dan berkarya hingga saat ini. Tolong agar kami mampu terus bersumber pada kasih-Mu dan meneladani-Mu. Amin Kamis, 27 Februari 2014
Bacaan: Kasih Yang Menghargai
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5:42)
Seorang Yahudi yang miskin biasanya hanya memiliki dua lembar pakaian; baju yang dikenakan di dalam dan jubah yang dikenakan di luar. Jubah dipakai untuk melindungi diri dari terpaan angin sekaligus menjadi alas tidur. Jika seseorang tidak mampu melunasi hutangnya maka ia harus menggadaikan jubahnya, milik satu-satunya. Tindakan ini menghina dan mempermalukan orang miskin.
Menghadapi situasi itu, Yesus menyatakan agar si miskin juga memberikan bajunya. Maka orang tersebut akan telanjang. Keadaan seperti itu membuat orang yang meminta bajunya itu merasa malu. Ini adalah gambaran sistem yang menindas orang miskin yang berhutang. Dengan berdiri telanjang seperti itu, topeng yang dikenakan sistem penindas itupun tersingkap oleh rasa malu.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, di sini kita belajar memberikan lebih dari apa yang diminta; ada perubahan mendasar pada diri pemberi maupun penerima bahwa kasih dilakukan harus tetap dengan menjaga harkat-martabat orang lain. Pemberi melakukan kasih dengan rendah hati, penerima pun tetap merasa dihargai sebagai manusia, bukan obyek. (arg)
DOA: Ya Yesus, ajar kami mengasihi orang lain dengan rendah hati, termasuk kepada yang memusuhi kami. Amin