Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Maret 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 | |||||
Kalender Setahun |
Senin, 10 Maret 2014
Bacaan: Yunus 1:1-3; 4:2-11
Melayani Hidup
Nats: Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri.... (Yunus 4:11)
Florence Nightingale, puteri seorang tuan tanah dan dari keluarga ningrat, keluar dari zona mewah dan nyamannya. Dengan membawa lampu (The Lady With The Lamp), ia mengunjungi tentara korban perang Krimea- Rusia. Ia tidak mau bermalas-malasan, kebahagiaan dan kemewahannya bukan hanya untuk diri sendiri.
Kontras dengan karakter Yunus, ia tidak sepaham dengan kasih Allah yang mengampuni Niniwe, maka ia melarikan diri dari-Nya dan pergi ke Tarsis. Baginya, Niniwe tak pantas diampuni. Bahwa berkat, pengampunan dan keselamatan Tuhan hanya untuk umat pilihan. Tak terpikirkan oleh Yunus tentang pemberian kesempatan bagi orang lain. Dalam kasus Niniwe ini sangat nyata Tuhan berpihak pada yang lemah. Ia mengampuni dan memberi kesempatan umat untuk berubah. Anak-anak Niniwe lebih disayangi-Nya daripada pohon jarak itu.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, mari meneladani karakter Allah. Bahwa nilai kehidupan itu jauh lebih tinggi daripada penghukuman; menerima orang lain; mengampuni; tidak melukai orang lain. Keluarga adalah wadah kita belajar hidup bersama, belajar mempraktekkan semangat melayani hidup. (rs)
DOA: Allah Bapa, Engkau sangat melayani hidup, mengampuni dan sabar terhadap kami. Tolong kami untuk belajar melayani hidup seperti-Mu. Amin