Dari Renungan
Renungan Harian Keluarga Aletea | |||||
---|---|---|---|---|---|
Renungan | Artikel | Konseling | Kesaksian | Jaringan Pelayan Anak |
< | Maret 2014 | > | ||||
'14 | ||||||
M | S | S | R | K | J | S |
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 | |||||
Kalender Setahun |
Sabtu, 22 Maret 2014
Bacaan: Roma 12:1-8
Berkorban: Realisasi Kasih
Nats: Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. (Roma 12:6a)
Mempersembahkan hidup dalam kesucian adalah merupakan persembahan yang berkenan kepada
Allah. Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Paulus menegaskan bahwa jemaat di Roma dan setiap orang percaya telah menerima panggilan Allah dan dijadikan orang-orang kudus. Oleh karenanya, setiap orang percaya mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, sebagai bentuk ibadah yang sejati; dan jangan menjadi serupa dengan dunia ini.
Keluarga yang dikasihi Tuhan, Paulus menyampaikan nasihat itu demi kemurahan Allah yang sudah dilimpahkan kepada kita, umat-Nya. Jadi, persembahan kita adalah wujud pengucapan syukur. Di dalam kita hidup bermasyarakat, kesaksian hidup secara Kristen itu harus nyata, dan pertama-tama tentu dalam keluarga. Kita adalah satu tubuh di dalam Kristus, dengan karunia yang tidak sama. Oleh sebab itu kita terpanggil untuk saling mau berkorban dalam kebersamaan. Dengan demikian realitas kasih dengan dan dalam berkorban harus nyata. (tm)
DOA: Pimpinlah kami, ya Tuhan, agar dapat mempersembahkan hidup yang didasari ketaatan akan firman-Mu yang hidup dan kuat. Amin